“Kalau nyari Pak Barnett tunggu saja dia datang karena dia pasti datang hanya saja tadi terlambat bangun karena ada hal yang dilakukan bersama saya semalam,” jawab Alexa yang menambahkan kalimat ambigu lalu tersenyum miring dan menatapnya lamat.Alexa ingin mengetahui reaksinya ketika mengatakan demikian. Bola mata membulat, mematung dan alis sedikit bertaut membuatnya tersenyum. Tidak lama, Deana mengeluarkan senyuman palsu dan nadanya bergetar ketika hendak pamit kepadanya.“Ah, begitu. Baiklah. Saya ke ruangan sebentar, Bu.”Deana meninggalkan Alexa yang telah mendekati pintu ruangannya lalu memasuki ruangan dengan senyuman lebar dan puas melihatnya yang sedang dikelilingi api. Sikap seperti itu tidak bisa disembunyikan sehingga dimanfaatkan olehnya untuk kepuasan diri dan melihat secara langsung ketika merespons ucapannya seperti itu.Uji coba Alexa ampuh seratus persen sehingga bukti itu semakin kuat untuk pisah dengan Barnett. Setelah acara di luar kantor berakhir, ia mengurus s
“Kelelahan saja, Pa.”“Bener?”“Iya, Pa. Alexa tadi juga sempat tidur di ruang kesehatan dan diberi vitamin juga sama Dokter yang jaga di sana.”“Syukurlah. Kalau kamu lelah, jangan ikut survey tempat, ya. Biar Deana dan yang lain berangkat ke sana.”Alexa melirik Barnett yang tertunduk sembari memerhatikan laptop dengan rahang yang keras hanya terdiam tanpa membantah satu kata pun. Kebisuannya membuat Alexa memikirkan hal yang akan dilakukan padanya atau yang diucapkan olehnya.“Tidak perlu, Pa. Alexa masih sanggup dan sesekali jalan-jalan juga,” tolak Alexa lembut lalu tersenyum lebar.“Sungguh? Kalau lelah dan sakit jangan dipaksa berangkat, Nak Alexa.”“Kamu jang—”“Aku gak apa.”Alexa memotong perkataan Barnett secepat kilat. Ia berusaha mempertahankan diri untuk tetap berangkat survey tempat dengan intonasi penekanan. Barnett terlihat berusaha perhatian kepadanya dengan cara melarang berangkat, tetapi ditolak dan disanggah olehnya.Barnett menatap heran ke arahnya ketika ia mena
“Orang dewasa sudah pintar argumentasi makanya sering melanggar,” balas Barnett ketus.“Bukan, seperti itu, Bar. Orang dewasa sering melanggar karena rasa penasarannya lebih besar dari pada anak kecil yang rasa takut terhadap banyak hal itu lebih besar sehingga sering patuh.”Kelvin mengeluarkan argumentasi tentang kalimat sindiran Alexa mengenai orang dewasa sering melanggar aturan. Alexa menoleh ke arah Barnett dan Kelvin dengan senyuman lebar sambil menggeleng pelan.“Ish, ketahuan sering melanggar aturan,” desis Alexa.“Memangnya kamu gak pernah melanggar aturan?” tanya Kelvin.Alexa menoleh ke arahnya. “Aku?” tunjuk diri sendiri.“Iya, kamu.”Alexa tertawa. “Jelas, pernah.”“Dasar,” celetuk Barnett sembari menoleh ke arahnya.Satu jam lebih lima belas menit, ia tiba di tempat berkemah pertama. Ia turun bersama Barnett dan Frank. Mereka mendatangi kantor pengelola tempat berkemah untuk meminta izin kepada karyawan untuk menyewa tempat dan peralatan dalam acara outbound kantor sert
Alexa hanya tersenyum tipis sembari menatap teman lamanya itu. Hanya senyuman sebagai jawaban dari pertanyaannya karena cukup menggambarkan suasana hati saat ini.“Kenapa senyuman manismu yang dikeluarkan?” tanya Nikkie lembut sembari memegang tangannya.“Itu jawabanku, Nikkie,” jawabnya dengan intonasi penekanan lalu tersenyum lebar.Nikkie sedikit memundurkan wajahnya dengan senyuman panjang yang terlukis di bibirnya dan satu mata menyipit. Dia seolah-olah memahami yang ditampakkan olehnya sehingga jantungnya sedikit berdegup kencang.“Ah, sudah kuduga, hidupmu pasti bahagia dan tentram karena suamimu adalah anak dari konglomerat dan CEO perusahaan teknologi terbesar di negara ini.” Nikkie menepuk lengannya sambil tertawa dan mendongak ke langit villa.Nikkie terlihat sedang membayangkan kehidupan Alexa bagaikan Sang Ratu di dalam kerajaan yang dilayani oleh banyak asisten rumah tangga. Dia tidak berhenti bicara dan tampak senang membayangkan kehidupan yang terlihat dan disangka men
Malam dingin yang hangat karena bertemu dengan teman lama dan baru untuk menghabiskan waktu akhir pekan. Sikap manis suaminya itu membuat tercengang.Dua menit berlalu, Alexa menerima piring dan gelas yang penuh dengan isi makanan dan air mineral. Barnett membuka jaket dan diarahkan ke kaki jenjang mulus yang terekspos dengan jelas. Dia terlihat tidak terima bahwa tubuh istrinya dapat dilihat oleh banyak orang.Pandangan Alexa tidak berhenti pada raut wajah yang bersih dan bersinar sehingga paras yang tampan terpancar. Namun, satu sisi membuyarkan kekaguman terhadap sikapnya mala mini.‘Dia melakukan sikap manis di depan banyak orang agar bisa dilihat dan dipuji bahwa dia adalah suami yang penyayang dan siap siaga dalam kondisi apa pun,’ batinnya menggerutu.“Wah, suami Bu Alexa perhatian sekali,” puji salah satu karyawan Frank.Baru saja dibatin olehnya dan sungguh terjadi. Namun, ekspresinya hanya tersenyum lebar dan melanjutkan makan. Barnett mengarah kepadanya dengan senyuman leba
“Jangan mengancam seperti itu, dia orangnya pemalu.”Alexa membela Barnett dengan senyuman tipis dan menoleh ke Nikkie untuk tidak mengancamnya. Ia tahu bahwa suaminya tidak akan melakukan yang dikatakan olehnya sembari melirik Deana yang kedua pundak terangkat bersamaan dan leher menegang sembari menatap sinis dan hidung mengernyit.Alexa menoleh kembali ke Barnett lalu bibir menempel di bibirnya selama satu menit sembari menatap lamat. Bola mata terbelalak ketika dia melakukan yang dikatakan oleh sahabatnya dan otot leher menegang. Setelah itu, dia juga mengecup keningnya dengan penuh kasih sayang sampai membuatnya memejamkan mata.“Aku cinta sama kamu,” ujar Barnett sambil mengusap pipinya lembut.Tatapan mereka saling bertemu dan jantungnya berdegup dengan kencang. Netra yang memiliki bola mata berwarna membuatnya tersihir akan nada bicara yang lembut.“Ah, manis sekali. Aku mau digituin sama calon suamiku.”“Ah, sayang, mereka manis sekali.”Beberapa orang ingin mendapatkan perla
“Ya, aku lelah semalam dan gak sanggup untuk mengikuti acara sampai selesai,” jawab Alexa tersenyum tipis.“Sungguh?”“Sungguh dan aku tidak ingin membahas semalam. Aku ingin menikmati pemandangan di sini dan udara sejuk,” ketusnya tanpa memerhatikan Frank.Frank menoleh ke berbagai arah di belakang untuk mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk menghibur diri dan Alexa. Frank berlari entah arah mana dan tidak dihiraukan oleh Alexa.Alexa hanya ingin tidak mensia-siakan waktu saat berlibur untuk menikmati pemandangan yang indah dan udara yang sejuk. Bunyi bel sepeda membuatnya menoleh ke sisi kanan dengan tatapan yang heran.“Sepeda siapa itu?”“Naiklah.”“Aku masih memakai pakaian ini.”“Aku juga masih pakai piyama,” ucap Frank sambil menarik tangannya.Sepeda kayuh dengan tempat duduk dua dan terdapat empat untuk mengayuh. Alexa naik sepeda lalu mengayuh bersama Frank. Sepeda yang pernah dilihat olehnya di film drama korea dengan warna ungu muda menjadi kenyataan dan mengayuh secar
“Setelah acara kantor kita.”Jari telunjuk bersatu di ibu jari. “Oke,” balasnya sambil memainkan satu mata.Alexa sangat bersyukur memiliki sahabat yang selalu ada untuknya. Ya, semua dilakukan olehnya karena Frank mencintainya. Namun, apakah dia tetap melakukan yang dibutuhkan ketika mengetahui jawaban dari pembuktian cintanya?Frank tersenyum lebar saat melihat wanita yang dicintainya sejak SMA. Kebahagiaannya adalah yang terpenting untuknya. Namun, apakah Frank siap mendengar jawaban darinya? Apakah dia menerima atas apa pun jawabannya?Alexa kembali ke Villa dengan mengayuh sepeda secara santai sembari menikmati pemandangan indah dan udara sejuk dan dingin. Ia memerhatikannya dari belakang dengan senyuman lebar.“Kamu jangan menatapku terus nanti helmku gak muat.”“Ish, aku lagi menikmati pemandangan bukan menatapmu.”“Perempuan selalu bisa berargumentasi untuk memenangkan dan menyembunyikan yang terjadi beberapa detik,” puji Frank lalu tertawa pelan.“Semua masalah tidak selalu d