Share

145. Sania Pergi!

Sang mentari sudah muncul di ufuk timur, menciptakan cahaya kekuningan yang menembus kabut pagi. Kabut yang cukup tebal itu tiba-tiba tersapu oleh angin. Kini nampaklah pemandangan yang begitu tragis. Hutan tropis yang sebelumnya sangatlah lebat oleh pepohonan, kini tidak berbentuk lagi. Tanah basah dengan banyaknya cekungan tak beraturan setelah pertempuran, juga serpihan kayu dari pepohonan yang hancur. Di lokasi itu, ada dua King Kobra raksasa yang penuh luka, tersungkur di tanah bahkan tanpa tekanan gravitasi. Aura Naga telah padam, mereka benar-benar kehabisan energi, sedangkan ular terbang Amphipthere sudah kembali ke dalam wujud kecilnya. Di atas mereka, ada selusin pasukan Bintang Hijau yang mengelilingi sebuah energi berbentuk pedang besar.

"Karena kalian meremehkanku, nyawa kalian sudah tidak ada artinya lagi!" Baester yang masih terlihat begitu bugar mengangkat tangannya, lalu ia ayunkan ke depan bersamaan dengan jatuhnya Pedang besar itu. Peluncuran disertai tekanan gravit
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status