“Kakak sepertinya harus mengambil 1 atau 2 adegan dengan Kak Isabella.”“Apa? Seingat gue ngak ada scene gua sama dia deh.” Cynthia mencoba mengelak setelah dirinya terdiam sejenak. Saat ini dia bahkan menahan dirinya untuk tidak melampiaskan amarah-nya ke Yura.“Sebenarnya—ada naskah baru yang dikirim tadi pagi. Penulisnya menginginkan ending terbuka untuk kemungkinan season dua karena rating episode yang tayang kemarin cukup bagus.”Kamila sempat tersenyum mendengar penjelasan Yura. Kejadian seperti ini memang sudah menjadi hal yang lumrah terjadi. Setiap kali rating project yang sedang tayang itu bagus, penulis atau sutradara pasti menginginkan agar acaranya terus berjalan, walau itu artinya mereka harus memaksakan cerita yang sebenarnya sudah selesai.“Dasar para Produser mata duitan itu. Bagaimana dengan kontrak kita kak?” Cynthia spontan saja langsung menanyakan kesapakatan di atas kertas tentang projectnya kali ini kepada Kamila.Dia termasuk orang yang paling membenci jika har
“Kamu sudah tahu? Tapi kapan?” Cynthia bertanya kembali. Sebab rumor tersebut baru menjadi hype sejam yang lalu. Dan rasanya agak mustahil kalau Ardi bisa mempersiapkan sebuah rencana dalam waktu sejam saja.“Anggap saja aku punya sistem peringatan dini kalau ada skandal yang akan menimpa kamu.” Ardi hanya menjawab dengan tersenyum,Cynthia tidak membalas perkataan Ardi, dia sudah tenggelam dalam keseriusan membaca rencana yang di berikan Ardi.“Boleh juga rencanamu. Sekarang—lebih baik kita menemukan Isabella sebelum Kak Kamila yang lebih dulu bertemu dengan si ular itu.” Cynthia segera mengeluarkan hadnphone-nya.“Bagaimana caranya? Kalian kan bermusuhan.”“Tapi bukan berarti aku tidak kenal dengan orang-orang di sekitarnya kan?”Ardi menghela nafas lagi untuk yang ke dua kalinya. “Kalau saja kamu jadi seorang pebisnis, pasti akan bisa sukses besar,” dia mengucapkannya dengan suara yang agak pelan saat Cynthia sedang berbicara dengan seseorang di telepon.“Done! Aku bisa ketemu dia
“Pak—15 menit lagi sebelum kita mengudara.”Salah satu kru TV masuk setelah mengetuk pintu ruang tunggu Ardi dan Cynthia untuk mengingatkan keduanya. 3 Hari belakangan ini mereka bisa dibilang sangatlah sibuk.Ardi dengan urusan pekerjaan dan juga Cynthia yang menjadi pusat perhatian lebih dari pada biasanya setelah mengumumkan project terakhirnya sebelum rehat.Publik menjadi sedikit heboh ketika mereka berdua akhirnya menyetujui untuk tampil pertama kalinya di dalam sebuah acara pasca pengumuman pernikahan mereka. Sebab selama ini, Ardi selalu menolak untuk tampil dalam acara TV untuk membahas hal-hal yang personal.“Ingat. Kita hanya punya waktu 2 jam untuk melakukan semuanya. Mulai dari memasuki server itu, menanamkannya ke dalam server tersebut, menyambungkannya dengan server yang ada di gedung ini dan membereskan semuanya seolah tidak terjadi apa-apa.”Suara Pak Dwi terdengar begitu jelas di alat komunikasi yang Ardi, Cynthia, Joe dan Fakri, salah satu anak buah Joe pakai.“Dan
Cynthia tampak tersenyum, dia menatap Ardi sejenak dan mengedipkan matanya sembari mengangguk pelan. Dia lalu menatap pembawa acara dan penonton.“Saya sudah 10 tahun lebih berkarir di dunia hiburan. Mulai dari Kak Kamila, yang mengcasting saya untuk peran kecil di sebuah sinetron hingga saya berhasil sukses seperti ini, saya selalu mengusahakan yang terbaik.Di mata orang, mungkin selama ini pekerjaan saya pasti santai karena menggendong nama tunangan saya semenjak saya pertama kali berkarir sebagai aktris. Tapi—itu semua tidak benar, saya juga merasakan yang namanya harus syuting dari pagi sampai pagi demi sinetron yang kejar tayang.Saya bahkan menjadi mahasiswi tua yang tinggal di kampus sampai 8 tahun lamanya karena kepadatan jadwal saya di awal saya merintis karir. Dan alasan kenapa saya memutuskan untuk rehat sejenak, itu semua murni karena saya ingin istirahat sejenak. Jadi—” Cynthia menarik nafas agak panjang lalu menatap kamera yang lampunya menyala. “Tolong hormati keputusa
“Apa yang terjadi?”Alih-alih menjawab pertanyaan Cymthia. Ardi mengambil handphone miliknya dan menelepon Diana.“Halo. Siapkan pesawat pribadi saya sekarang juga. Saya mau mereka standby secepat mungkin”“Baik pak, akan segera saya kabari.” “Sebenarnya apa yang terjadi sih?” Cynthia kembali menanyakan pertanyaan yang sama untuk kedua kalinya.“Untuk sekarang—yang aku tahu, sesuatu yang buruk mungkin saja terjadi dengan Ayu. Sebelum pergi ke New York, dia dan Joe setuju untuk di suntik chip yang sama dengan yang ada dalam badanku saat ini.”“Chip?”“Yup. Chip itu bisa memantau kondisi penggunanya. Dan ketika ada sesuatu yang tidak beres terjadi, maka chip tersebut akan mengirimkan sinyal darurat secara otomatis ke Fasilitas Project X. Dan barusan, chip milik Ayu baru saja mengirimkan sinyal darurat.”Raut wajah Cynthia menjadi begitu pucat begitu mendengar kabar buruk yang kemungkinan menimpa Ayu saat ini. Di samping Ardi, dia tidak bisa jika harus kehilangan Ayu yang selama ini men
“Lah. Kok?” Cynthia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat mobil shuttle yang mereka tumpangi mendekati sebuah pesawat besar yang sedang terparkir. “Kita ngak salah pesawat kan?” Dia kembali bertanya begitu mereka turun dari mobil.“Tentu tidak. Ini baru sampai 2 bulan yang lalu,” jelas Ardi. “Tidak penting juga kan kalau banyak orang yang tahu?”“Iya sih.” Cynthia setuju dengan perkataan Ardi tersebut.Di depan pintu masuk, mereka langsug di sambut oleh 3 orang pramugari. Masuk lebih jauh ke dalam, pemandangan yang begitu mewah langsung membuka mata Cynthia. Jika dia memposting semua ini, orang-orang mungkin tidak akan menyadari kalau dia dan Ardi saat ini sedang berada di dalam sebuah pesawat.“Kamu ngak takut bangkrut apa punya pesawat sebesar ini?” Cynthia kembali bertanya saat pesawat mereka akan bersiap untuk take off. “Biaya perawatannya kan pasti ngak murah.”Ardi menghela nafas. Dia lalu menatap Cynthia sambil tersenyum. “Kamu tenang saja. Aku ngak mungkin membeli ini
“Kenapa kamu diam?” Cynthia bertanya. Dia sama sekali tidak mengerti maksud dari semua angka yang sedang dia dan Ardi lihat saat ini.Tanpa menjawab pertanyaan Cynthia. Ardi dengan buru-buru dan wajah yang begitu serius mengambil handphone miliknya yang ada di atas meja. Dia kemudian berusaha menelepon Pak Dwi meski sekarang ini di sana sudah larut malam.“Halo Pak. Periksa semua kepemilikan saham dan aktivitas transaksi saham yang melibatkan ENS Electronics sekarang!” Ardi menaruh handphonenya dengan agak sedikit kasar. “Dasar para keparat ini. Berani-beraninya!” Dia mengepalkan tangannya begitu kuat hingga menampakkan dengan jelas urat-urat di tangannya.“Memangnya ini apa?” Cynthia kembali bertanya setelah melihat Ardi tidak melakukan apa-apa selain terus menatap layar komputer.“Rencana licik The Collector’s selama ini.” Ardi menjawab. Dia tidak mengalihkan pandangannya dari layar komputernya saat ini. “Karena tidak bisa mengakuisisi lewat Ayahku. Mereka berusaha untuk membeli sa
ARK II FINALE CHAPTER“Yu, lu—”“Tapi.” Ayu langsung menyela Ardi yang hendak berbicara. “Gua mau lu buat anak perusahaan yang tidak berhubungan sama sekali dengan ENS.”“Wait.” Ardi berusaha mencerna perkataan Ayu sejenak. “Apa rencana lu? Dan siapa yang lu temui terakhir sebelum lu kecelakaan?”“Informan gue.”“What?!” Ardi cukup terkejut bukan main. “Apa yang sudah lu lakukan sebenarnya selama ini di belakang gue?”“First, gua minta maaf sama lu karena melakukan semua ini secara diam-diam. Kedua, tidak ada cara lain. The Collector’s selama ini terlalu berpusat di lu seorang, dan kalau gua kasitahu lu, takutnya rencana gua akan berakhir dengan kegagalan.Dan yang terakhir, rencana gua kali ini mungkin saja bisa memberikan kita informasi soal siapa semua anggota rahasia di balik The Collector’s. That’s why gua mau lu bikin perusahaan yang tidak ada kaitannya dengan ENS Group di New York. As backup plan.”“No!” Ardi langsung menolak ide Ayu dengan tegas tanpa banyak berpikir. “Lu suda