“Lah. Kok?” Cynthia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat mobil shuttle yang mereka tumpangi mendekati sebuah pesawat besar yang sedang terparkir. “Kita ngak salah pesawat kan?” Dia kembali bertanya begitu mereka turun dari mobil.“Tentu tidak. Ini baru sampai 2 bulan yang lalu,” jelas Ardi. “Tidak penting juga kan kalau banyak orang yang tahu?”“Iya sih.” Cynthia setuju dengan perkataan Ardi tersebut.Di depan pintu masuk, mereka langsug di sambut oleh 3 orang pramugari. Masuk lebih jauh ke dalam, pemandangan yang begitu mewah langsung membuka mata Cynthia. Jika dia memposting semua ini, orang-orang mungkin tidak akan menyadari kalau dia dan Ardi saat ini sedang berada di dalam sebuah pesawat.“Kamu ngak takut bangkrut apa punya pesawat sebesar ini?” Cynthia kembali bertanya saat pesawat mereka akan bersiap untuk take off. “Biaya perawatannya kan pasti ngak murah.”Ardi menghela nafas. Dia lalu menatap Cynthia sambil tersenyum. “Kamu tenang saja. Aku ngak mungkin membeli ini
“Kenapa kamu diam?” Cynthia bertanya. Dia sama sekali tidak mengerti maksud dari semua angka yang sedang dia dan Ardi lihat saat ini.Tanpa menjawab pertanyaan Cynthia. Ardi dengan buru-buru dan wajah yang begitu serius mengambil handphone miliknya yang ada di atas meja. Dia kemudian berusaha menelepon Pak Dwi meski sekarang ini di sana sudah larut malam.“Halo Pak. Periksa semua kepemilikan saham dan aktivitas transaksi saham yang melibatkan ENS Electronics sekarang!” Ardi menaruh handphonenya dengan agak sedikit kasar. “Dasar para keparat ini. Berani-beraninya!” Dia mengepalkan tangannya begitu kuat hingga menampakkan dengan jelas urat-urat di tangannya.“Memangnya ini apa?” Cynthia kembali bertanya setelah melihat Ardi tidak melakukan apa-apa selain terus menatap layar komputer.“Rencana licik The Collector’s selama ini.” Ardi menjawab. Dia tidak mengalihkan pandangannya dari layar komputernya saat ini. “Karena tidak bisa mengakuisisi lewat Ayahku. Mereka berusaha untuk membeli sa
ARK II FINALE CHAPTER“Yu, lu—”“Tapi.” Ayu langsung menyela Ardi yang hendak berbicara. “Gua mau lu buat anak perusahaan yang tidak berhubungan sama sekali dengan ENS.”“Wait.” Ardi berusaha mencerna perkataan Ayu sejenak. “Apa rencana lu? Dan siapa yang lu temui terakhir sebelum lu kecelakaan?”“Informan gue.”“What?!” Ardi cukup terkejut bukan main. “Apa yang sudah lu lakukan sebenarnya selama ini di belakang gue?”“First, gua minta maaf sama lu karena melakukan semua ini secara diam-diam. Kedua, tidak ada cara lain. The Collector’s selama ini terlalu berpusat di lu seorang, dan kalau gua kasitahu lu, takutnya rencana gua akan berakhir dengan kegagalan.Dan yang terakhir, rencana gua kali ini mungkin saja bisa memberikan kita informasi soal siapa semua anggota rahasia di balik The Collector’s. That’s why gua mau lu bikin perusahaan yang tidak ada kaitannya dengan ENS Group di New York. As backup plan.”“No!” Ardi langsung menolak ide Ayu dengan tegas tanpa banyak berpikir. “Lu suda
ARK III : DEKLARASI“Pokoknya saya tidak mau tahu ya. Semua ini harus sudah selesai selambat-lambatnya minggu depan!” Ardi membentak semua karyawan dari berbagai divisi yang menghadiri rapat kali ini. “Kalian itu sudah lama bekerja di sini. Masa pekerjaan seperti ini saja tertunda sampai begini lama? Pokoknya, kalau sampai minggu depan masih juga tidak memuaskan, lebih baik kalian mengundurkan diri!”Setelah membentak-membentak semua orang yang ada di dalam ruangan rapat, dia keluar dari ruangan tersebut bersama dengan Diana. Ketidakhadiran Ayu baru mulai di rasakannya beberapa hari belakangan ini; dimana dia sekarang ini sedikit menyesal menyetujui ide gila Ayu waktu itu.“Apa masih ada rapat yang perlu saya hadiri?” Ardi bertanya ketika dia dan Diana memasuki tunangan kerjanya.“Hari ini masih ada rapat dengan Tim Divisi Marketing untuk preview iklan CoF di jam 2. Dan
“Akhirnya. Satu perjuangan kamu berakhir manis,” ujar Cynthia tanpa memedulikan orang yang sedang berjalan ke arah mereka saat ini. “Maksud kamu?” Ardi bertanya sembari menahan keseimbangan agar dia dan Cynthia tidak terjatuh. Cynthia kemudian menunjukkan cuplikan berita yang dikirimkan Kamila soal Mrs. Jenny yang akhirnya di jatuhi hukuman penjara seumur hidup atas kasus korupsi yang sempat menyeret Ardi belum lama ini. Ardi tampak tersenyum tipis. “Jadi cuma karena ini kamu kegirangan sampai seperti itu dan hampir merusak kejutanku?” Dia menyerahkan handphone milik Cynthia kembali. “Kejutan apa?” Cynthia menoleh ke kantongan yang sedang di pengang oleh Ardi di tangan kirinya. “Bukannya aku bilang ngak usah bawa oleh-oleh?” Ardi menggenggam tangan Cynthia dan mengajaknya berjalan masuk lewat pintu depan. “Ngak enak juga lah sayang. Berita bagus harus di temani dengan sesuatu yang bagus pula kan?” ucapnya sembari mendorong pi
Malam berganti pagi, Ardi menjadi orang yang kedua bangun di kediaman keluarga Cynthia. Karena kemarin sudah larut malam, dia memutuskan untuk tidak pulang dan menginap di rumah Cynthia. Dengan hati-hati, dia berusaha untuk tidak membangunkan Cynthia yang masih tertidur pulas di sampingnya. Sesuai dengan rutinitas pagi harinya, dia turun ke dapur untuk mengawali pagi harinya dengan segelas kopi dan sebuah roti lapis. Saat hendak menikmati waktu pagi harinya di halaman belakang. Dia tidak mengira kalau dirinya akan bertemu dengan Ayahnya Cynthia. “Ahh. Kenapa harus sekarang coba?” ucapnya dalam hati. Walau begitu, dia juga merasa ini kesempatan bagus untuk mencoba menyelesaikan masalahnya dengan Ayah Cynthia. Sebab sampai sekarang, dia sama sekali tidak mengerti alasan Ayah Cynthia membencinya. “Pa,” dia menyapa lebih dulu sembari menaruh gelas kopinya di atas meja di depan mereka berdua dan duduk berhadapan dengan calon mertu
“Maksud lu?” Kurniawan bertanya.“C’mon, cut the bullshit.” Ardi terkekeh sejenak. “Gua tahu tujuan lu datang ke Indonesia bukan sebatas untuk kerja sama. Karena kalau demi pekerjaan, lu ngak akan datang ke pesta tadi malam seperti orang yang ingin meninggalkan kesan baik,” tambahnya.“Kan gua sudah jelaskan—”“Nala? Dia sedang kuliah di Cambrigde dan tidak ada di Indonesia saat ini.” Ardi kembali menyela.Ekspresi Kurniawan mendadak berubah setelah Ardi membantah alibinya barusan. Dia menyeringai dan bersikap lebih santai dari sebelumnya. “Memang ya. Seperti biasa, lu masih saja sangat detail dan selalu memeriksa semuanya.” Dia menghela nafas. “Tapi—gua memang kembali ke Indonesia karena CoF.Walau gua benci melakukannya, tapi perintah atasan tetaplah sebuah perintah. Karena orang biasa seperti gua tidak akan bisa
“Bantah semua berita ini. Minta bagian keuangan untuk membeli semua saham di pasaran saat ini sebanyak yang kita bisa!” Di tengah momen seperti ini, yang ada di pikirannya hanyalah satu; mencegah pihak The Collector’s mendapatkan saham lebih banyak. “Tapi pak, kita tidak akan sanggup untuk membeli semuanya andai skenario terburuk terjadi,” ujar Diana. Tidak mengherankan, sebab Diana memang punya latar belakang pendidikan di bidang accounting. “Lakukan saja apa yang saya perintahkan,” Ardi kembali menegaskan. Setelah Diana keluar, Ardi menghubungi Pak Dwi soal kabar dari Ayu dua minggu yang lalu. Ancaman yang sempat mereka terima beberapa hari lalu tampaknya bukanlah sebuah gertakan. The Collectors’s akhirnya mulai bergerak! Sembari menunggu balasan dari Pak Dwi, Ardi mondar-mandir di dalam ruangan kerjanya; ,memikirkan bagaimana cara untuk bisa keluar dari krisis ini dengan kerugian paling kecil. Pilihan terbaikny