"Arghhh! Ini pasti perbuatan monster yang ganas!" seru Xue Feng, yang semula bersemangat untuk turun dari punggung Zi-Dian, terkejut ketika melihat pohon rimbun di atas dan menyadari bahwa sebenarnya pemandangan itu tidaklah indah sebelum mereka mendarat.
Xue Feng dan yang lainnya juga terkejut melihat kondisi di atas pohon besar tersebut. Terlihat seperti pohon tersebut hidup untuk mengikat mangsanya dan biarkan mereka mati hingga hanya tengkorak yang tersisa."Apakah ini sarang monster sebelumnya?" tanya Sue Ran, yang sebelumnya hanya diam. Ia tertarik dengan monster yang mengikat banyak mangsa di pohon tersebut."Kemungkinan besar. Lihat di sana! Ada sesuatu yang menyerupai sarang besar yang terbuat dari jaring laba-laba!" ucap Ling Yue dengan wajah sedikit ketakutan.Ketika kata "laba-laba" terdengar, semua gadis itu menunjukkan ekspresi ngeri dan kekhawatiran.Xue Feng hanya diam sambil melihat sekeliling. Ia sudah memeriksa seluruh"Apakah itu monster kecil yang disebutkan Zi-Dian? Mereka hampir dua ratus orang berjalan di malam hari.. Mereka juga tampak memiliki cakar yang tajam.. Apakah itu cara mereka berjalan dengan senyap di malam hari?" ucap Xue Feng sambil melihat kelompok monster tersebut, seolah ingin mengepung mereka yang berada di bawah pohon.Kelompok monster kecil itu juga melompat dari satu pohon ke pohon lain dengan menancapkan cakar tajam mereka pada batang pohon tanpa mengeluarkan bunyi apapun, menunjukkan betapa tajamnya cakar mereka.Xue Feng tidak memberi tahu gadis-gadis itu tentang kedatangan monster tersebut. Ia sengaja ingin memberikan rasa tegang kepada mereka untuk membuat mereka lebih waspada di masa mendatang. Jangan terlalu bergantung pada orang lain di sekitar mereka untuk keselamatan mereka sendiri.Saat monster-monster berwarna biru gelap itu sudah mengepung mereka dengan kelompok mereka yang banyak, mereka mulai terlihat seperti tertawa melihat mangsa
Kerana dia tahu bahwa kelima gadis itu tidak akan mampu melawan kekuatan gabungan monster tersebut, Xue Feng melambaikan tangannya, dan tombaknya pun mulai berputar. Namun, ia berputar berlawanan dengan arah monster goblin biru tersebut."Kemarilah kesini semua. Simpan tenda kalian, mungkin nanti akan terbang dibawa angin.." ucap Xue Feng kepada gadis-gadis yang masih tercengang melihat ratusan tombak Xue Feng yang ikut berputar, yang menyebabkan angin tornado yang diciptakan oleh monster lincah tersebut mulai perlahan mengecil karena angin tersebut seolah terpecah oleh angin yang dihasilkan oleh tombak itu yang lebih cepat dan juga tajam.Tang Hua, dan yang lainnya mulai menyimpan tenda mereka saat angin mulai menggoyangkan tenda mereka karena kedua angin tersebut berlawanan.Setelah angin tornado monster biru tersebut mengecil, tombak itu pun mulai menyerang monster tersebut yang masih berusaha untuk menghasilkan angin dengan melompat-lompat. Dengan banyaknya tombak tersebut, dengan
"Ayo kita ikuti mereka dengan hati-hati dari kejauhan. Kita perlu tahu tujuan mereka," kata Xue Feng dengan suara pelan kepada mereka dan juga kepada sang elang.Zi-Dian terbang perlahan ke langit sambil mengikuti kelompok tersebut yang sedang berlari cepat naik tunggangan mereka.Karena kelompok Xue Feng berada di ketinggian langit, kelompok barbar tersebut tidak menyadari kehadiran sang elang yang mengikuti mereka. Selain itu, mereka juga sedang fokus menunggangi monster mereka.Xue Feng mengikuti kelompok barbar tersebut hingga sampai ke sebuah gunung yang dikelilingi oleh pepohonan tinggi."Apakah itu tempat tinggal mereka?" tanya Xue Fei dengan rasa penasaran."Kita harus mengikuti mereka untuk memastikan hal tersebut." balas Xue Feng, yang juga penasaran dengan tujuan kelompok itu.Zi-Dian mendarat di pohon terdekat, menghalangi pandangan mereka dengan dedaunan yang lebat."Kalian tinggal di sini bersama Zi-Dian. Aku akan mencoba mendekat untuk melihat tujuan mereka datang ke gun
Xue Feng terbang dengan cepat menjauh dari gunung suku barbar menggunakan teknik gravitasi untuk membuat tubuhnya ringan. Dia juga terus menghentakkan kakinya ke udara untuk memberikan dorongan dan melaju dengan cepat mengikuti Zi-Dian.Seperti Zi-Dian mengetahui bahwa Xue Feng sedang mengikutinya, dia terbang lebih cepat untuk mengusir tiga monster yang terus mengganggunya.Ketiga monster tersebut adalah burung hitam dengan paruh panjang yang tajam. Memiliki tubuh sepanjang sepuluh meter. Mereka juga adalah monster tahap keenam. Kerana Xue Feng melihat mereka seolah dapat mengontrol udara yang membuat mereka terbang cepat. Kerana itu mereka dapat terus mengejar Zi-Dian tanpa kelelahan. Melihat Zi-Dian tiba-tiba melaju, Xue Feng menyadari bahwa Zi-Dian kewalahan dengan kejaran monster tersebut. Tombaknya yang disimpan muncul kembali di sisinya, dan dengan suara gemuruh, tombak itu menghilang.Saat salah satu burung fokus mengejar Zi-Dian yang membawa gadis-gadis itu, tiba-tiba muncul
Tanpa berpikir lama, Xue Feng memasukkan buah spiritual ke dalam mulut monster itu. Seperti mendapatkan sesuatu yang sangat disukainya, monster itu terus memakan buah tersebut dengan perlahan tanpa memperhatikan Xue Feng atau energi yang sebelumnya mengganggunya.Xue Feng merasa lega melihat monster itu tidak melakukan perlawanan terhadap proses penjinakannya. Monster itu terus melayang dengan tenang sambil mencerna buah spiritual dan energi yang terkandung di dalamnya.Xue Feng juga mengeluarkan buah spiritual lainnya karena penasaran. Dia belum pernah mencicipi buah spiritual yang langka sebelumnya. Jika ada buah seperti itu di keluarganya, pasti sudah disiapkan untuk kakeknya. Kakeknya selama ini adalah orang yang paling diutamakan dalam hal kekuatan di keluarganya.Dia mulai mengunyah buah spiritual dengan perlahan. Tidak ada rasa manis seperti buah-buahan lainnya, tetapi dia merasakan cairan buah tersebut meningkatkan vitalitas tubuhnya dan energi spiritualnya mengalir lebih lanca
Mereka semua terkejut mendengar suara itu dari balik semak-semak beberapa meter jauh dari mereka. Mereka semua menatap ke arah semak tersebut.Ternyata, suara itu berasal dari seorang gadis kecil yang tiba-tiba muncul dari semak, sambil menggaruk kepalanya dengan malu."Maaf, aku tidak sengaja mendengar suara keras dari sini... Dan melihat monster yang mati itu, kemudian kalian semua datang..." ucap gadis itu dengan cepat, takut kelompok Xue Feng salah paham.Xue Feng memperhatikan gadis tersebut dengan seksama. Gadis itu berusia sekitar 12 tahun, berpakaian bersih, berambut panjang dengan selendang yang menutupi sebagian rambutnya. Tingginya sekitar 160 cm, dengan wajah yang imut."Aku lebih tertarik untuk tahu bagaimana kamu bisa berada di sini. Mengapa kamu sendirian di hutan berbahaya ini?" tanya Xue Feng dengan ekspresi tenang, menatap mata gadis tersebut.Yang lain juga mengangguk, setuju dengan pertanyaan Xue Feng. Sangat aneh melihat seorang gadis berada sendirian di hutan."Ak
"Saudaraku! Ada monster yang mendekat, keluarlah dari sungai itu!" jerit Xue Feng, yang melihat saudaranya masih sempat mengambil ikan yang ada di sungai itu, dan melemparkannya ke darat tempat gadis-gadis itu berkumpul.Xue Feng mengaktifkan kekuatan gravitasi di sekitarnya. Dia tidak takut ditabrak karena sudah memiliki pengalaman serupa sebelumnya.Namun, saat itu akhirnya mereka melihat monster apa yang sedang mendekati Xue Feng. Monster itu membuka rahangnya yang lebar untuk menelan Xue Feng.Ternyata, itu adalah seekor ular dengan kepala selebar empat meter yang dapat dengan mudah menelan Xue Feng. Semua orang menahan napas saat melihat monster itu siap menelan Xue Feng.Tiba-tiba, sosok yang sangat cepat melintas, dan terdengar suara ledakan tabrakan. Tanpa menunggu, sosok itu terus menabrak ular yang kesakitan tanpa memberikan kesempatan untuk membalas.Gadis-gadis itu menatap Ji Feng dengan tercengang. Akhirnya, mereka dapat melihat aksi tabrakan dengan jelas meskipun setelah
Ketika Xue Feng terkejut oleh jeritan Xue Mei, dia juga ingin segera melihat apa yang sedang terjadi. Namun, dia segera berhenti saat menyadari bahwa mereka yang sebelumnya ingin pergi mandi seharusnya tidak berpakaian lengkap."Apa yang terjadi?" teriak Xue Feng dengan rasa penasaran. Karena semak-semak menghalanginya, dia tidak tahu apa yang membuat Xue Mei berteriak di sana."Xue Mei terkejut melihat seekor rubah terdampar di tepi sungai ini. Sepertinya rubah itu terluka parah.." jawab Tang Hua yang berada di balik semak di tepi sungai bersama para gadis yang mengenakan baju tipis untuk menutupi sebagian tubuh mereka saat mandi."Ohh.. Mengapa harus berteriak seperti itu.. Aku pikir ada sesuatu yang serius terjadi. Jika rubah itu masih hidup, kamu bisa mencoba memberikan pil penyembuhan.. Mungkin dia masih bisa bertahan hidup.." ucap Xue Feng sambil kembali duduk di dekat api unggun, tidak peduli dengan apa yang mereka lakukan dengan rubah tersebut.Namun, yang tidak diketahui oleh