Setelah membaca surat tersebut, Xue Bai terlihat termenung.Kapten terus menatapnya dengan cemas. "Ketua, apa yang harus kita lakukan sekarang? Gerbang belakang telah hancur, dan mereka semua hanya bisa bertahan dan mundur ke dalam kota. Aku khawatir para monster akan fokus untuk masuk dari bagian belakang sekarang," katanya khawatir."Aku sudah memprediksi ini akan terjadi. Namun, gerbang kita juga sedang diawasi oleh musuh. Banyak monster yang masih bersembunyi di hutan dan menunggu kita menjadi lelah. Kuatkan dirimu, Kapten. Jika tidak, anak buahmu akan terpengaruh, dan pertempuran ini akan menjadi lebih sulit saat semangat mereka memudar. Saat itulah kota kita akan lebih mudah diserbu oleh monster," balas Xue Bai dengan serius.Kapten menjadi semakin pucat mendengar itu. Dengan tekad yang kuat, ia bernapas dalam-dalam beberapa kali. "Baiklah, aku mengerti. Kita semua berisiko nyawa di sini," balasnya dengan mata merah yang penuh kesedihan, memikirkan kota mereka yang selalu damai
Semua orang tercengang saat melihat Xue Feng sendirian mempertahankan benteng yang dihasilkan oleh Jin-Mao. Mereka tidak memiliki kesempatan untuk menggunakan panah karena monster-monster tersebut terlempar dengan energi dari pukulan dan tendangannya yang meluas hingga enam puluh meter jauhnya, dan terus berkembang. Saat Xue Feng dengan semangat menguji kekuatan barunya, tak seorang pun menyadari bahwa ada monster terbang yang perlahan mendekati mereka. Monster-monster tersebut jauh lebih besar dari sebelumnya, dengan sayap yang lebarnya hampir mencapai puluhan meter. Ada beberapa sosok manusia yang berada diatas monster tersebut, namun mereka semua terlihat aneh dengan kuku yang hitam, mata merah, dan bibir hitam.Mereka seakan tidak memiliki emosi, tetapi terlihat bahwa mereka semua berperilaku seperti manusia pada umumnya, dengan melingkarkan tangan di dada sambil melihat situasi pertempuran tanpa ekspresi pada wajah mereka.Di sekitar mereka, terdapat
Saat bibi Mei ingin pergi, "Hey! Tumpangkan kami juga!" jerit seorang paman gemuk yang melompat ke atap gerbang pintu kota dengan beberapa orang tua lainnya."Hahahaha. Kamu juga datang, Tang Wu," balas bibi Mei yang senang melihat banyak orang yang ingin pergi ke bagian depan pertempuran."Hahahah. Kami sibuk di bengkel untuk persiapan perang. Akhirnya, kami berhasil menyelesaikan meriam ledakan kami yang selama ini dalam proses... Meskipun hanya prototipe, itu pasti dapat menghancurkan monster tahap kelima," balas paman Wu, ayah dari Tang Hua.Bibi Mei juga melihat para penjaga sedang menyiapkan meriam yang sangat besar, sepanjang lebih tiga meter setiap satunya, yang dipimpin oleh keluarga Tang yang mengajari para penjaga kota menggunakannya.Terdapat juga banyak peluru bulat yang lebih besar dari kepala manusia, dan di dalam bola meriam tersebut terdapat bintik-bintik hitam seakan-akan bintik tersebut akan keluar saat meriam itu meledak.Setelah paman Wu dan beberapa tetua dari ke
Xue Feng tidak dapat memperhatikan pertempuran lain yang sedang berlangsung karena ia harus fokus pada pertarungan melawan monster tahap keenam yang masih bersembunyi di antara barisan monster lain.Terdengar berbagai suara kacau saat tombaknya terus menyerang monster-monster yang tiba-tiba menjadi lebih agresif ketika monster terbang burung hantu tingkat keenam itu terluka.Tiba-tiba, Xue Feng melihat dengan tajam es batu menusuknya dengan cepat dari sudut. "BANNGGG!" meskipun ada energi yang menghalangi es batu tersebut, itu tetap membuat tubuhnya terlempar. Dia terpaksa mundur beberapa meter untuk menstabilkan tubuhnya yang terhempas.Setelah ia mengembalikan kestabilan tubuhnya, serangan es batu tajam terus mengarahinya seperti peluru yang ditembakkan. Dia menggunakan energi gravitasi untuk menjaga tubuhnya tetap kokoh di udara, namun tubuhnya terkena serangan yang dahsyat dan membuatnya terpaksa fokus pada penyerang tersebut. Hal ini memberikan kesempatan bagi monster-monster la
Saat melihat Xue Feng dan kepala keluarga Xue yang mengerahkan kekuatan kuat untuk menyerang musuh, semua orang terlihat bersemangat."Mungkin ini adalah terakhir kalinya meriam ini akan ditembakkan. Mari kita semua menyerang!" jerit tetua Tang.Setelah itu, dengan semangat, semua orang yang telah mengisi peluru meriam menargetkan monster yang mengamuk mendekati kota.Xue Bai melancarkan serangan pada musuh dihadapannya, setelah mengumpulkan semua energi cahaya pedang yang bergemuruh melawan musuh dengan cepat.Bunyi ledakan meriam segera terdengar, terlempar jauh ke belakang musuh dengan ledakan "BOOM!" yang hebat, menggetarkan langit."DANGGGG!" tombak yang siap meluncur dengan cepat menembus lintasan musuh dengan energi gelombang yang besar, menghancurkan musuh-musuh di sekitarnya.Dengan dentuman yang keras, serta kilatan petir, tombak itu melaju menjauh beberapa kilometer ke belakang, mengejutkan semua orang yang melihatnya."Woahhh! Tombak itu sangat kuat! Apakah akan menuju ke
Setelah beberapa saat, beberapa pelayan lelaki datang membawa tong besar berisi air. Mereka meletakkannya di depan Xue Feng dan pergi untuk membantu merawat pasien lainnya. Xue Feng memasukkan tangannya ke dalam tong besar tersebut dan mengaktifkan teknik penyembuhannya. Elemen alam mulai menyelimuti air di dalam tong, dan air yang tadinya jernih berubah menjadi sedikit kehijauan. Setelah beberapa menit, dia menghentikan tekniknya. "Bu, berikan air ini kepada mereka yang sakit. Aku telah melarutkan beberapa pil penyembuhan kuat di dalamnya," ucapnya dengan suara yang terdengar oleh semua orang. Semua orang seolah mengerti dan mengangguk. Mereka menyadari bahwa Xue Feng telah menggunakan cara yang cerdas untuk merawat banyak pasien sekaligus. Setelah itu, ibunya memerintahkan beberapa pelayan untuk mengambil air dari tong besar tersebut dan memberikannya kepada pasien lainnya. Lin Xi sendiri masih sibuk merawat pasien yang terluka parah akibat
"Xue Feng, apakah kita akan pergi ke bagian pintu belakang?" tanya Xue Fei dengan sedikit gelisah. Dia takut, tiba-tiba gerombolan monster muncul di balik lorong gelap kota saat mereka tidak sadar.Dia juga merasa sedikit takut melihat manusia mayat hidup."Iya, kita harus pergi jika ingin mengetahui keadaan kota kita sekarang. Keluarga Wei dan yang lainnya berjaga di sana sebelumnya. Aku harap mereka baik-baik saja.""Baiklah. Kita memiliki Xiao-Hui untuk membawa kita. Jika terjadi apa-apa, dia dapat membawa kita menjauh dengan cepat," ucap Xue Mei sambil memeluk lengan Xue Fei karena melihat dia lebih gelisah darinya."Hahaha. Benar kata Mei-Mei. Kamu dapat melarikan diri lebih cepat dari kami," balas Xue Feng sambil tertawa dan perlahan menyuruh Zi-Dian terbang, melanjutkan penyelidikan mereka ke bagian belakang kota.Kedua gadis itu juga dengan cepat mengikuti sambil terlihat sedikit gugup di punggung Xiao-Hui."Apakah kamu b
"Xue-ge, mengapa mereka menyerang kita?" tanya Tang Hua dengan kebingungan, sudah mengeluarkan pedangnya untuk bertahan dari serangan anak panah."Benar! Apakah mereka semua kehilangan akal sehat karena takut dengan apa yang mereka lihat?" tanya Xue Fei juga, terlihat sedikit marah pada kelompok yang secara tanpa alasan melepaskan anak panah."Hei, mereka masih terus berusaha memanah kita. Mereka benar-benar kehilangan akal sehat seperti yang kau katakan, Fei-Fei," tambah Xue Mei sambil menatap anak panah yang mendekati mereka dengan bingung.Anak panah itu hanya beberapa meter dari mereka sebelum tiba-tiba berhenti dan jatuh ke tanah. Mereka juga bingung melihat energi yang keluar saat Xue Feng melambaikan tangan, seolah-olah mengusir lalat."Mereka tengah mengalami halusinasi. Sepertinya mereka melihat kita semua sebagai monster, itulah sebabnya mereka terus berusaha membunuh kita. Mungkin mereka masih berhalusinasi seolah-olah masih berada dalam pertempuran. Tapi, kemana mereka hila