Demi menghilangkan kesedihan dan rasa trauma Sandra yang sempat muncul beberapa hari ini. Pagi ini Juwita memaksa Sandra untuk mau ikut pergi ke salon dan spa dengan dirinya.
Kegiatan yang paling disukai oleh kaum hawa karena ampuh untuk menghilangkan penat dan stres. Serta sebagai tempat untuk memanjakan dan mempercantik diri.
"Nyalon yuk San!" seru Juwita setelah keluar dari kolam renang.
Berenang adalah kegiatan yang rutin dilakukan Juwita setiap pagi untuk menjaga kebugaran tubuhnya. Tak jarang Juwita pun mengajak Sandra untuk berenang menemaninya.
"Males ah!" jawab Sandra tanpa mengalihkan perhatiannya pada majalah di tangannya.
Juwita pun berjalan mendekat ke arah sahabatnya itu kemudian ikut duduk di kursi malas tepat sebelah kiri Sandra.
"Emang kamu nggak bosen di rumah terus? Sekali-kali nyalon dan shoping kan nggak ada salahnya dari pada ngerem di rum
Usaha Juwita untuk menghilangkan kesedihan Sandra akibat trauma masa lalunya tampaknya membuahkan hasil karena terlihat Sandra yang tak berhenti tersenyum seharian ini.Tujuan terakhir mereka saat ini adalah berbelanja. Juwita membawa Sandra ke sebuah butik langganannya. Butik yang memiliki koleksi gaun limited edition tentu dengan harga selangit karena tidak semua orang bisa berbelanja di tempat ini."Ayo masuk!" Juwita menarik Sandra masuk ke dalam butik langganannya. Di sana mereka sudah disambut pegawai butik dengan ramah."Selamat datang, silahkan melihat-lihat koleksi terbaru di butik kami," sapa salah satu pegawai butik."Makasih Mbak."Juwita pun mengajak Sandra menuju deretan baju yang terjejer menggantung di sana."Inilah yang dinamakan surga dunia yang sebenarnya. Mari kita belanja sepuas-puasnya!" seru Juwita kegirangan padahal hal ini sudah sering ia lakukan tapi menghabiskan waktu shoping dengan sahabat karibnya merupakan penga
Arga yang hampir saja kehilangan jejak Bening kini bisa bernafas lega saat melihat istrinya duduk bersimpuh di depan pintu lift.Arga pun menghampiri Bening dengan nafas yang masih terengah-engah akibat berlarian mengejar Bening tadi."Apa yang kau lakukan di sini? Ayo pergi jangan menangis seperti orang bodoh begini!" ucap Arga sembari menarik Bening agar mau berdiri."Aku melihatnya tadi. Aku melihat Ibuku masuk ke dalam lift itu. Tolong kejar dia, aku ingin bertemu dengannya. Aku sangat merindukannya, aku ingin memeluknya. Hiks ... hiks ... hiks ...!"Arga pun meraih gadis itu ke dalam pelukannya. Ia bahkan tidak peduli lagi jika saat ini mereka berdua sedang menjadi objek perhatian orang-orang yang berlalu lalang di sana."Sudah lah kita bisa mencarinya nanti. Ayo kita pergi dari sini!" bujuk Arga setelah mengurai pelukan mereka berdua."Tapi kau janji akan membantu mencari Ibuku 'kan?" lirih Bening dengan suara paraunya."Iya aku
Arga terlihat berdiri di atas balkon kamar memunggungi Bening. Pria itu sedang bertukar suara dengan seseorang melalui telepon seluler, entah siapa yang dihubunginya dan apa yang telah mereka bicarakan Bening pun tidak tahu. Yang dapat gadis itu lakukan hanyalah menunggu sang suami di atas ranjang setelah beberapa saat lalu keluar dari dalam kamar mandi."Kenapa lama sekali sih? Katanya mau dipijit!" gerutu gadis itu sebelum kemudian menguap lebar karena terserang rasa kantuk.Karena terlalu lama menunggu sang suami yang tak kunjung usai dengan kegiatannya, perlahan Bening pun mulai kehilangan kesadarannya dan tertidur dengan posisi setengah duduk.20 menit berselang Arga pun mengakhiri panggilan teleponnya dengan orang di seberang sana dan kembali masuk ke dalam kamar guna menagih janji sang istri untuk memijitnya.Namun, pemandangan berbeda Arga dapatkan setelah beberapa langkah ia mendekat ke arah ranjang. Istrinya itu tengah terlelap dengan begi
Kurang lebih 15 menit waktu yang Bening perlukan untuk memasak mie instan hingga menghidangkannya ke meja makan yang ada di dapur tersebut.Mie rebus hasil olahan Bening terlihat menggugah selerah hanya dengan mencium aromanya saja. Apalagi Bening menambahkan telur, sayuran, potongan bawang daun dan juga menaburi bawang goreng di atasnya.Sang Ayah mertua sendiri sudah duduk manis menunggu di salah satu kursi tak jauh dari gadis itu memasak mie tadi."Sudah selesai! Hem ... aroma sungguh mengoda lidah untuk segera mencicipinya!" gumamnya seraya menghirup aroma yang menguar dari mangkuk yang masih mengebulkan asap panas tersebut."Silahkan Papi!" ucapnya setelah meletakkan semangkuk mie rebus di hadapan Ayah mertuanya itu."Terima kasih!" jawabnya kepada gadis yang selalu terlihat ceria itu.Bau khas mie instan pun langsung menyeruak ke dalam indera penciumannya. Hingga ia tak sabar untuk segera mencicipi makanan yang hampir tidak pernah mend
Sekembalinya Bening dari dapur ia sudah melihat sang suami telah tertidur dengan posisi membelakangi-nya.Arah pandang gadis itu kemudian beralih pada jam dinding yang bertengger di atasnya. Waktu pun sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari. Tak terasa ternyata sudah dua jam lamanya ia menghabiskan waktu untuk mengobrol dengan Ayah mertuanya di dapur tadi.Perlahan langkahnya mendekat ke arah Arga terbaring saat ini. Bening membenahi letak selimut yang tak sempurna menutupi tubuh pria yang sudah berstatus sebagai suaminya itu.Bening menaikkan selimut sebatas leher agar sang suami merasa nyaman dalam tidurnya, sebelum ia ikut merebahkan dirinya sendiri di samping suaminya itu."Menjauh lah, jangan dekat-dekat dengan ku!" pekik Arga saat Bening baru saja merebahkan tubuhnya.Tentu saja hal itu membuat Bening merasa kaget dan juga heran. Kenapa tiba-tiba suaminya itu bersikap demikian
Sejak kejadian malam itu, Sandra dan Juwita lebih hati-hati lagi saat bepergian ke luar rumah. Bahkan mereka lebih betah berdiam diri di rumah jika tidak ada kepentingan yang terlalu mendesak. Jika terpaksa harus keluar rumah pun pasti dengan pengawalan ketat dari orang-orang kepercayaan Juwita.Apalagi jika itu menyangkut dengan Sandra maka Juwita akan sangat berhati-hati dalam menjaganya. Karena Juwita yakin orang yang mengikuti mereka kemarin malam telah mengincar Sandra. Tapi siapa dalang dibalik orang-orang suruhan itu Juwita sama sekali tidak tahu dan tidak pula bisa menebaknya."Apakah selama ini Sandra punya musuh? Ah itu tidak mungkin, tapi siapa orang yang mengikuti kami waktu itu. Ada dua kubu pada malam itu, mereka sepertinya mempunyai dua kepentingan yang berbeda. Aduh kepalaku semakin pusing saja memikirkan semua ini!" gumam Juwita.Saat ini wanita cantik itu sedang menikmati udara segar di taman belakang rumahnya dengan di temani ikan hias pelihar
"Apa tadi Mami Juwita tidak bilang kepadamu dia mau pergi ke mana? tanya Sandra kepada salah satu anak buah Juwita yang melihat Juwita pergi dengan John tadi."Tidak Bu Sandra, saya hanya melihat Mami Juwi masuk mobil bersama dengan pria itu. Kami juga merasa heran karena tidak biasanya Mami mau pergi dengan seorang tamu," jawab perempuan tersebut."Apa orang yang pergi dengan Juwita itu pelanggan di sini?!" tanya Sandra lagi."Tidak Bu, karena baru pertama kali ini saya melihat pria tersebut!""Ya sudah terima kasih, kamu moleh kembali lagi ke kamarmu!" tutur Sandra kemudian."Baik Bu permisi!"Sandra meremas tangannya kuat, raut khawatir di wajahnya tidak dapat ia sembunyikan lagi."Sebenarnya Juwita pergi ke mana? Kenapa dia pergi begitu saja, tanpa berpamitan lebih dulu kepadaku? Huh, perasaan ku kenapa jadi tidak enak begini ya?!" gumamnya lirih. Wani
"Cepat katakan padaku apa maksudmu tadi? Apakah waktu itu Sandra sempat hamil? Dan di mana anak itu berada sekarang?!" sentak Tuan Jordan penuh emosi karena Juwita tak jua membuka mulutnya."Maaf saya berhak untuk tidak menjawab pertanyaan anda itu. Permisi!" ucap Juwita sebelum berdiri dari duduknya.Namun, baru saja Juwita akan beranjak dari tempat duduknya Tuan Jordan sudah terlebih dulu mencekal lengan tangannya."Katakan padaku atau-""Atau apa? Meskipun anda membunuh saya saat inipun saya tidak akan membuka suara. Karena saya tidak akan membiarkan sahabat terbaik saya jatuh ke dalam cengkeraman pria kejam seperti anda!" ucap Juwita menantang."Kau pasti akan sangat menyesali kata-katamu itu!" desis Tuan Jordan semakin menguatkan cengkeraman tangannya di lengan Juwita sehingga membuat wanita itu meringis kesakitan."Lakukan apapun yang anda inginkan. Tapi saya tidak a