Share

Usaha Yang Sia-sia

Aroma harum masakan yang menguar, menusuk-nusuk hidungku, hingga tanpa sadar aku melangkah mencari sumbernya.

Aku tertegun sejenak, demi melihat siapa yang tengah sibuk memasak di dapur, Sandi. Pemandangan yang langka, baru kali ini aku melihat dia berjibaku di dapur.

Biasanya jam-jam segini Sandi masih bergelung dengan selimut, jangankan menyiapkan sarapan, suami berangkat kerja saja dia tidak tahu.

Dia memakai dres selutut, rambutnya diekor kuda, meski tanpa make up, dia masih terlihat cantik, tubuh Sandi yang memang indah dari sananya, membuat dia tetap tampak menarik, meski tampil sederhana.

"Eh, sudah bangun Mas?" tanya Sandi, senyum manisnya mengembang sempurna.

Adegan seperti ini yang kuinginkan dari dulu, bangun pagi disambut istri cantik, ditemani sarapan. Tapi mengapa baru sekarang di melakukannya?

Aku hanya tersenyum sekilas, membalas sapaan Sandi, seraya mengambil duduk di kursi makan. Kurasa usahanya perlu dihargai, lagi pula aroma yang menggoda, membuat perutku tera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status