Floryn berdiri di depan pintu ruangan makan, ditengah kesunyian yang ada beberapa kali dia menengok ke belakang, melihat Nara yang tengah duduk sendirian diantara kursi-kursi kosong tanpa pemiliknya. Alfred telah pergi bekerja, sementara Nathalia dan Steve sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri.Nara terlihat kesepian, anak itu tidak begitu menikmati sarapan paginya dan kedapatan hanya mengaduk-ngaduknya saja sejak beberapa menit yang lalu.Menyadari tidak adanya orang-orang disekitar, Floryn memberanikan diri untuk masuk ke dalam ruangan makan, gadis itu membungkuk di belakang kursi tempat Nara duduk. “Nona,” panggil Floryn berbisik pelan.Nara sedikit terperanjat, anak itu melihat ke belakang, terdapat Floryn yang tengah berjongkok sambil bersandar pada kaki kursi yang didudukinya.“Nona, mengapa Anda tidak makan?” bisik Floryn penuh kehati-hatian.Nara membuang muka, dia kembali teringat dengan percakapan para pelayan yang membuatnya merasa tidak nyaman. Mereka mengata
“Dany bilang, dia memiliki rahasia penting tentangmu, rahasia apa itu?”Tubuh Rachel menegang kaku. “A-aku tidak memiliki rahasia apapun,” elak Rachel dengan gelagapan, tangannya yang berada dibawah meja terlihat gemetaran hingga berkeringat dingin.Issabel tidak percaya dengan jawaban putrinya, sekalipun dia tahu Dany adalah pria yang jahat, namun dia tidak pernah berbohong.“Apapun rahasiamu, setidaknya kau harus bertanggung jawab Rachel! Kenapa kau begitu tega membiarkan Dany menderita sendirian setelah kau memberinya perintah,” tegur Issabel.“Ibu tahu kan jika semua uang gajiku selama ini dipakai untuk membayar klub pertemuan orang-orang kaya dan membeli pakaian bagus. Aku tidak memiliki uang sebanyak itu untuk bisa membantunya!”“Apapun alasanmu Rachel. Kau harus membayar biaya rumah sakit Dany hari ini juga! Dia telah kehilangan satu kakinya, tidak mungkin dia juga harus menanggung biaya rumah sakitnya!”“Kenapa Ibu tidak membiarkan dia begitu saja? Dia bisa mengurus dirinya se
“Kau tahu Issabel, jika aku buka suara pada polisi, aku bisa mendapatkan ratusan ribu dollar karena rahasia putrimu sangatlah penting.”Issabel bernapasnya dengan tidak beraturan, wanita itu berusaha meredakan amarahnya ditengah rasa penasaran yang semakin mengganggu.Kekurang ajaran Dany sudah menguji kesabarannya, disisi lain rasa penasaran semakin tidak berbendung dikepalanya.“Aku tidak akan memaksamu Issabel, namun jika kau tidak tahu rahasia Rachel, mungkin kau akan menyesal seumur hidupmu,” ucap Dany lagi tidak berhenti memancing rasa penasaran Isssabel.Benar saja, Issabel yang terpengaruh akhirnya mengambil handponenya di dalam tas dan segera mengirimkan uang sebesar sepuluh ribu dollar pada rekening Dany.Issabel menunjukan handponenya kepada Dany untuk memperlihatkan bukti bahwa dia telah mentrasfer uang yang dimintai adiknya. “Kau puas kan? Sekarang katakan padaku, apa rahasia Rachel,” desak Issabel.Senyuman merekah mengukir bibir Dany, betapa mudahnya mendapatkan uang, D
Floryn mengusap permukaan topeng yang lembut dan berbulu, topeng itu terlihat cantik dan indah, sama dengan gaun yang kini tengah dia kenakan.Sekali lagi Floryn melihat penampilannya di cermin, dia terlihat berbeda dengan polesan make up.Cukup lama dia terdiam, memandangi dirinya sendiri dengan lekat. Ragu-ragu Floryn mengusap wajahnya, mata indahnya berkacap-kaca, gemetar perih terdesak oleh kesedihan yang membuatnya bisa menangis kapanpun.“Cantik,” suara Floryn menggantung di udara, “sama persis seperti wajah ibu,” lirihnya terdengar menyakitkan.Floryn menarik napasnya dengan sesak, terbayang wajah ibunya dalam ingatan. Tidak ada satupun potret yang dia miliki tentang ibunya, setiap kali merindukannya, dia hanya bisa bergumul dengan tangisan dan kenangan yang samar-samar masih teringat.Dengan berat hati Floryn mengambil topeng cantik itu dan segera mengenakannya.Sepasang bola matanya yang berwarna safier terlihat mencolok bersama dengan lipstick merah yang membingkai bentuk bi
“Jika aku bermain-main, aku tidak mungkin datang ke tempat sialan ini untuk yang kedua kalinya!”Alfred mengusap wajahnya dengan kasar, ada kelegaan yang mengalir didalam hatinya saat dia menyerah dan berhenti menyangkal dengan perasaannya sendiri. Alfred membuang napasnya dengan kasar dan kembali melihat Floryn memucat kaget. Diraihnya tangan mungil Floryn dan menempatkannya di dada.“Bisakah kau merasakannya?” bisik Alfred dengan serius. “Tidak pernah sekalipun dalam hatiku, aku dihinggapi perasaan asing seperti, kau harus bertanggung jawab.” Napas Floryn tertahan didada, merasakan degup jantung Alfred yang memacu cepat tidak beraturan.Floryn masih tidak mengerti dengan situasi yang dialaminya saat ini, semuanya terlalu mendadak dan diluar logikanya. Begitu kesadarannya telah kembali, Floryn memberanikan diri mendorong dada Alfred agar pria itu mundur beberapa langkah, tanpa memberikan jawaban apapun gadis itu segera berlari pergi meninggalkan Alfred seorang diri. ‘Aku pasti
“Apa yang Ibu lakukan? Kenapa tiba-tiba menamparku?” teriak Rachel marah, dia tidak terima dengan sikap kasar ibunya seakan Rachel telah membuat sebuah kesalahan yang sangat besar. “Dulu, aku menjadi pelacur karena aku miskin dan ingin bertahan hidup! Aku menyekolahkanmu setinggi mungkin, kau tidak pernah hidup dalam kekurangan dan kau bekerja di perusahaan mentereng, namun apa yang kau lakukan sekarang? Kau mau menjadi pelacur juga?” desis Issabel berusaha keras untuk tetap berdiri tegak dan mengontrol amarahnya.“Aku bukan pelacur!” bela Rachel marah.Rahang Issabel mengetat, wanita itu mendekat dan menunjuk wajah Rachel tepat didepan matanya. “Hanya pelacur yang menjual kewanitaannya untuk mendapatkan uang. Kau juga melakukan hal itu kan?” Wajah Rachel memerah menahan amarah, dia tersinggung dengan kata-kata ibunya disatu sisi dia tidak dapat membela diri karena ucapan Issabel benar. “Sekarang aku sudah dewasa dan aku berhak memilih jalanku, sebaiknya ibu jangan ikut campur.”“Ji
Bak petir disiang bolong, Issabel terhuyung mundur kehilangan tenaga di kakinya. Betapa sakitnya mendengar ucapan menjijikan yang begitu tenang terucap dari mulut Rachel.Issabel tahu dia bukan seorang ibu yang baik, namun apapun selalu dia lakukan untuk bisa memberikan yang terbaik untuk Rachel agar dia bisa mendapatkan kehidupan yang layak dan tidak kekurangan kasih sayang.Tidak pernah terpikir oleh Issabel jika ternyata Rachel jauh lebih buruk dari dirinya, Issabel telah salah menilai putrinya.Rachel telah berubah terlalu banyak.Issabel menarik napasnya dalam-dalam, wanita itu berusaha menegakan tubuhnya dan tidak terpengaruh oleh ancaman Rachel. Issabel harus bertindak tegas agar putrinya tidak semakin tidak tahu diri.“Silahkan saja jika kau berani, jika perlu kita kita sama-sama hancur,” jawab Issabel dengan suara yang sedikit bergetar, “dalam waktu satu jam kau tidak ada di rumah dengan semua barang-barangmu dan menyerahkan SHMSRS apartementmu, aku akan menganggap kau bukan
“Penampilanmu cukup menarik, aku senang kau memiliki kepercayaan diri yang bagus,” komentar Samantha menyambut kedatangan Floryn yang kembali ke belakang panggung, membiarkan penari lain mengisi panggung.Floryn tersenyum sambil mengusap-ngusap telapak tangannya yang berkeringat dingin pada gaun.Pertunjukan pertamanya tidaklah begitu sulit meski Floryn masih membutuhkan banyak pelatihan lagi. Floryn menikmati pekerjaannya hanya kurang dari dua menit, segala kesenangannya berubah menjadi tekanan ketika dia menyadari jika Alfred Morgan ada di salah satu penonton yang tengah melhat pertunjukannya.Pria itu berdiri hingga akhir pertunjukannya.Sebisa mungkin Floryn tidak melihat kearahnya, berpura-pura tidak tahu, meski dia bisa merasakan eksistensinya yang begitu kuat seperti setangkai gardenia.“Untuk malam ini, pertunjukanmu hanya itu saja. Aku perlu tahu respon pelangganku terlebih dahulu,” suara serak Samantha menarik Floryn dari lamunan kecilnya.“Apa itu artinya saya sudah boleh p