Share

Part 68

"Belum, Bu. Doakan saja semoga secepatnya," jawabku.

"Gituu terus jawabannya! Kamu gak kasihan sama si Anjar? Dia juga pengin punya anak sendiri, bukan hanya ngurusin anakmu."

Deg! Entahlah mungkin aku yang terlalu perasa. Seakan-akan ibu tak suka dengan Sofia.

"Mau sampai kapan kami menunggumu? Ibu juga sudah tak sabar ingin menimang cucu," ketus ibu lagi.

"Iya, maaf, bu. Kami akan berusaha lebih keras lagi," ucapku.

"Jangan sampai ibu mencarikan istri baru untuk Anjar."

"Maksud ibu?"

"Kalau kamu tak kunjung hamil, dengan terpaksa ibu akan mencarikan istri baru untuk Anjar, yang lebih muda dan juga cantik. Biar dia cepat ngasih momongan sama ibu," ibu menimpali.

Sakit rasanya mendengar ucapan ibu. Aku yakin pipiku saat ini mulai memerah, mataku mulai panas. Sepertinya ibu memang sudah terhasut oleh omongan gadis tadi.

"Bu, saya permisi pulang," pamitku lagi. Aku sudah tidak tahan mendengar omongan ibu yang mulai ngelantur kemana-mana.

"Kamu ingat ini ya Winda, kalau kamu tak kunjung
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status