Share

Bab 153 Sesak Napas

Sayangnya, saat obat diminum, tidak ada reaksi apa-apa. Sesak yang dirasakan Bian semakin bertambah. Wajah Bian sudah merah-merah. Bibirnya pun sudah bengkak karena makan bubur kepiting itu.

“Bi.” Daddy Bryan mulai panik. Reaksi tubuh Bian jauh lebih parah dibanding dirinya.

“Dad, a-aku ti-dak bi-sa na-pas.” Bian mencoba menjelaskan pada daddy-nya.

“Bry, sepertinya reaksinya lebih parah dibanding kamu.” Papa Felix melihat Bian yang benar-benar sudah sangat kesakitan, meskipun sudah minum obat.

“Lalu kita harus apa?” Daddy Bryan menatap Papa Felix.

“Kita harus bawa dia ke rumah sakit. Bisa-bisa dia tidak bernapas jika dibiarkan.” Papa Felix jelas takut jika terjadi apa-apa dengan Bian.

“Baiklah, ayo kita bawa ke rumah sakit.” Daddy Bryan setuju. “Bi, ayo kita ke rumah sakit.” Daddy Bryan mengangkat tubuh Bian. Memapah ke mobil.

Papa Felix segera mengambil kunci mobil temanya yang berada di nakas. Dengan segera dia keluar untuk membuka pintu mobil. Daddy Bryan segera memasukkan Bi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status