Share

Bab 17

Selesai menyuapi Ummi makan siang dan membantu salat Dzuhur, aku segera salat dan makan dengan cepat. Sudah tak sabar mendengar celoteh cadel balitaku.

“Bubuu …. “ Suara menggemaskan buah hatiku langsung membelai gendang telinga begitu telpon tersambung.

“Ucil Sayang, Bubu kangeen banget sama Ucil. Udah maem belum?”

“Udah, Ucil maem ican.”

“Wah, anak Bubu pinter banget mau makan ikan. Makan sayur juga kan?”

“Maem dikit.”

Lalu aku mengobrol ke sana ke mari sama anakku. Sesekali Ibu menjelaskan maksud perkataan anakku. Alhamdulillah perkembangan bahasanya semakin baik. Anakku pasti banyak yang suka ngajak ngobrol sehingga sebelum dua tahun sudah mulai cerewet. Berbeda dengan waktu di rumah mertua, hanya aku saja yang suka ngajak dia bicara, ayahnya sesekali saja.

“Aku itu bukan nggak mau ngajak ngobrol anakku, tapi aku nggak ngerti kalau dia bicara. Lagi pula sama anak balita memangnya mau ngobrol apaan sih.” Begitu alasan Mas Agi saat aku memintanya sering mengajak Yusril ngobrol.

Set
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status