Share

Bab 25

Rasanya lelah sekali setelah menerima telpon dari adik semata wayang. Aku ke dapur menghampiri Ayu yang tengah makan nasi kebuli kambing dengan lahap. Tanpa banyak kata aku ikut makan dengan sangat lahap.

“Ish ish ish … lapar atau doyan, Jeng? Enggak biasanya makan kayak kesetanan gitu.” Aku meringis mendengar komentar sahabatku.

“Abis telponan sama Lina, ipar kembar datang ke rumah maksa minta karpet. Pake bilang aku harus balas budi karena dikasih makan gratis setahun sama mereka.” Aku ngadu pada Ayu.

“Bener-bener tuh orang ya. Wajar aja kamu tinggal dan makan di rumah mertuamu. Toh mereka juga sama-sama numpang kan? Apalagi mereka meras keringat kamu tanpa dibayar. Harusnya impas bahkan mereka masih punya utang tuh sama kamu,” cerocos Ayu kayak petasan. Perasaan Ayu sama Lina tuh mirip banget kalau udah nyeroscos.

“Aku yakin, ipar kembarmu itu pasti akan nelpon maksa kamu buat kasih mereka karpet. Pokoknya kamu harus tegas, La. Sekalinya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status