Share

Bab 31

Tak terasa tiga bulan aku berjauhan dengan keluarga. Sekarang hatiku sudah mulai terbiasa, tak lagi sering menangis diam-diam menjelang tidur. Tapi air mata tetap tak bisa ditahan setiap kali bersujud di sepertiga malam, dan menyebut nama orang-orang tersayang dalam doa. Lina pun bilang Yusril sudah ceria dan aktif, dia punya banyak teman main yang membuatnya aktif seharian. Hal itu pun membuatnya selalu makan dengan lahap sehingga badannya semakin kuat. Hatiku menghangat bahagia mendengarnya, kuputar lagi video Yusril yang Lina kirimkan.

{Teh, Amang Dasep sudah ngontak belum? Kemarin minta nomor Teteh katanya ada perlu.} Chat dari Lina masuk saat aku istirahat siang di kamarnya. Dia sudah tahu waktu-waktu aku agak santai.

{Belum. Memangnya ada apa? Tumben Amang Dasep mau ngontak Teteh.}

{Kurang tahu, Teh. Mungkin mau pesen karpet Turki hehe ….}

{Maksudnya gimana?}

Bukan tak senang dikontak saudara, tapi rasanya aneh saja. Selama ini adik Bapak yang kaya itu nyaris tak pernah bersilatu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status