Karena kesibukkan Evan, dimana dia sekretaris dan juga orang kepercayaan Devin. Dimana Devin selalu memberikan Evan kesibukkan setiap harinya dan dia saat ini memerluhkan sekretaris baru. Ya, Devin menyuruh Evan untuk mencari sekretaris penggantinya, karena bagaimana juga Devin sangat membutuhkannya, apa lagi membantu mencatat jadwal setiap harinya dan dia juga ingin sekretaris barunya itu bekerja dengan baik dan teliti, tentu saja juga rajin. Devin yang saat ini sedang duduk di kursi kebesarannya, dia memijit keningnya yang sedikit pusing, dimana dia juga kurang tidur dan pekerjaannya yang sangat banyak, bahkan semalam dia juga tidak dapat jatah dari Alena dan itu membuatnya semakin pusing saja.Tiba-tiba saja pintu ruangannya pun terbuka, memperlihatkan Evan dan seorang wanita cantik dengan menggunakan kacamata, Evan berjalan mendekati Devin. “Tuan, ini sekretaris baru untuk tuan, namanya Sandra, dan aku yakin jika Sandra ini akan bekerja dengan baik, dia lulusan terbaik di luar ne
Pagi ini Devin masih tertidur dengan pulas dimana semalam dirinya dengan Alena melewati malam panas dan mereka baru berhenti pukul 03.30kst dini hari, dimana yang seharusnya malamnya Devin mengerjakan semua pekerjaannya namun tidak jadi karena kedatangan Alena ke ruang kerjanya mengenakan baju haram yang pernah Devin berikan pada Alena. Sedangkan saat ini Alena yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathrobe dan handuk kecil di tangannya untuk mengeringkan rambutnya, Alena berjalan mendekati Devin, berniat untuk membangunkan suaminya namun tetap saja Devin sangat sulit untuk di bangunkan.“Sayang, ayolah cepat bangun, nanti kamu kesiangan,” ucap Alena yang masih berusaha membangunkan suaminya dengan cara mengelitiki badannya.“Hmm.”Devin hanya menjawab dengan deheman dengan matanya masih terpejam dan tidak ada tanda-tanda ingin bangun sama sekali, sedang Alena hanya menghela nafas panjang dan dia kembali mencoba membangunkan Devin, akhir-akhir ini Alena harus ba
Seperti biasa Sandra selalu berangkat pagi agar dia tidak telat dan tidak kena marah dari tuannya, karena bagaimana juga Sandra masih ingin bekerja dan kalau bisa juga dia bisa menggoda tuannya agar menjadi miliknya. Sandra tidak peduli jika tuannya itu sudah memiliki istri dan anak, yang Sandra inginkan adalah dia bisa melakukan apa yang dia inginkan dan tentunya juga uang. Karena dengan uang banyak dia bisa hidup enak dan dia bisa membeli barang-barang mahal untuk di pamerkan pada sahabatnya, bagi Sandra menggoda suami orang atau lebih tepatnya tuanya itu lebih menyenangkannya, apa lagi bisa memuaskannya di ranjang.Sandra duduk di kursinya sambil memikirkan caranya bisa menggoda Devin, bagaimana juga dia harus berhasil dan tidak boleh gagal. Sandra segera berdiri saat melihat pintu lift terbuka dan menampilkan Devin yang keluar dari dalam lift, Sandra menyapa Devin seperti biasa dan seperti biasa juga Devin hanya menjawab dengan anggukan bahkan tanpa menatapnya.“Arrgh, sial,” umpa
Saat ini Alena sedang berada halaman belakang sambil menatap laptopnya, dan sesekali dia juga sibuk mengetikan sesuatu. Seperti ini kegiatan Alena jika berada di rumah dan sesekali dia juga akan pergi ke butik dan juga kantornya, walau pun saat ini yang menghandel Alice tapi tetap dia ikut campur tangan. Sambil menunggu kedatangan Devin pulang dari kantor, Alena memang selalu bersantai di halaman belakang yang di sulap menjadi sebuah pavilion agar lebih nyaman. Sesekali Alena meregangkan badannya, dan matanya sesekali menoleh ke arah pintu masuk. Sepulang dari menjemput Kaendra, Alena memang langsung ke sini sambil mengerjakan pekerjaan hingga saat ini.“Bi, Kaendra sedang apa di dalam?” tanya Alena ke salah satu pelayan rumahnya.“Tadi tuan muda sedang di ruang perpustakaan nyonya seperti biasa membaca buku,” ucap pelayan paruh baya yang kebetulan lewat jadi Alena memanggilnya. Alena hanya mengangguk saat pelayan itu menjelaskan apa yang dilakukan Kaendra.“Ahh, dasar anak itu raj
Saat ini Devin menyuruh Sandra untuk lembur bersamanya, sebenarnya Devin terpaksa melakukan ini semua karena Evan tidak bisa menemani dan hanya Sandra yang bisa diandalkan saat ini. Sandra yang berada di ruangannya sedang sibuk dengan berkas dan laptopnya, begitu juga dengan dirinya. Namun tetap saja Devin merasa tidak enak, bahkan sesekali dia juga melirik ke arah Sandra dan sialnya saat ini Sandra melepaskan blazernya dan dia bisa melihat lekuk tubuh Sandra yang sangat menggoda dan miliknya yang begitu besar, bagaimana juga Devin juga lelaki normal bohong saja dia tidak tergoda akan tetapi dia ingat Alena, wanita yang dia cintai selama ini dan seterusnya.Devin mengusap wajahnya dengan kasar, lalu beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi yang berada di ruangannya. Devin duduk di closet dan kembali mengusap wajahnya, Devin juga merogoh hpnya yang berada di kantong saku celananya, Devin lalu mengirimkan pesan pada Alena. Karena menunggu beberapa lama tidak ada balasan d
Setelah kejadian beberapa waktu yang lalu kini Devin baru saja kembali masuk ke kantor, bahkan sapaan dari Sandra sang sekretaris tidak dia pedulikan, Devin terus saja berjalan menuju ke ruangannya. Sebenarnya Devin merasa tidak nyaman dengan Sandra sebagai sekretarisnya namun dia tidak bisa memecat Sandra untuk saat ini karena dia memang sangat membutuhkan sekretaris dan tidak mudah untuk mencari penggantinya. Devin kini duduk di kursi kebesarannya sambil melamun, entah banyak yang dia pikirkan, akan tetapi hanya satu yang dia takutkan bagaimana jika ada yang tahu soal kejadian beberapa hari yang lalu dan melaporkannya pada Alena, pasti saja Alena akan marah besar dan bagaimana jika sampai nanti Alena meninggalkannya.Brakkk ... “arrggh, sialan,” umpat Devin, bahkan dia juga memukul meja dengan sangat keras, dia benar-benar pusing memikirkan itu. Andai saja jika malam itu dia tidak mengajak Sandra untuk lembur pasti tidak akan pernah ada kejadian semacam itu.“Brengsek, wanita jalang
Saat ini Alena dan Devin sudah berada di dalam restoran, dimana Devin memesan ruangan VVIP agar mereka bisa makan malam dengan romantis, Devin juga membelikan Alena beberapa hadiah walau tidak banyak akan tetapi ini adalah dimana moment yang menurut Devin sangatlah spesial dan juga mereka bisa makan malam berdua saja tanpa ada orang lain.“Dev, ini semua kamu yang menyiapkan?” tanya Alena, dan Devin hanya mengangguk, padahal kalau di pikir Alena yang mengajak makan malam akan tetapi Devin yang menyiapkan segalanya.“Bagaimana? Apa kamu menyukainya?” tanya Devin.“Tentu saja aku suka, dan ini semua untukku,” ucap Alena, dan lagi-lagi Devin hanya mengangguk dan tersenyum manis pada Alena.Bahkan kini beberapa pelayan datang untuk menyajikan semua pesanan yang telah Devin pesan. Dimana makanan yang di pesan Devin adalah makanan kesukaan Alena, sehingga membuat Alena semakin jatuh cinta pada suaminya yang sangat mengerti dan perhatian padanya, setelah kepergian pelayan. Devin mengajak
Hari ini Alena sibuk menyiapkan bekal untuk Devin dan Kaendra. Karena hari ini Alena tidak bisa datang ke kantor Devin, jadi Alena membawakan bekal sekalian, sedangkan Kaendra hari ini pulang sore karena dia harus ikut les. Alena memang sengaja mendaftarkan Kaendra untuk les beberapa bahasa dan juga pelajaran yang dia tidak bisa walau pun kenyataannya Kaendra bisa menguasai semuanya.“Sayang,” panggil Devin.Alena pun menoleh pada suaminya, dia juga tersenyum. “Ya, sayang. Ini aku bawakan kamu bekal karena nanti siang aku akan menjemput Jenny ke bandara,” ucap Alena.“Jenny sahabat kamu?” tanya Devin.Alena hanya mengangguk, lalu berjalan mendekat pada Devin dan berjinjit lalu mencium bibir Devin dengan sekilas dan tentunya itu membuat Devin kaget. Akan tetapi Alena hanya tersenyum, lalu mengambil bekal Devin dan Kaendra, Alena membawanya sekalian mengantarkan ke depan karena Devin dan Kaendra sudah mau berangkat.“Sayang, kamu curang,” keluh Devin.“Tidak, karena kamu juga biasanya be