Share

Rasa Bersalah

“Iya. Cepat jalan! Nanti kutambah setelah tiba di rumah sakit,” ucap Adit.

Mata si sopir taksi membulat. Dia telah berkeliling kota seharian dan belum juga mendapatkan seratus ribu rupiah. Kini, tiba-tiba, penumpangnya ini memberikan tiga ratus ribu dengan mudahnya—juga menjanjikan ratusan ribu rupiah lainnya.

Tanpa pikir panjang, si sopir taksi menuruti permintaan Adit.

Dia lajukan taksi dengan cepat, tak lagi peduli kalaupun itu bisa membuatnya dikejar polisi dan ditilang.

Morgan memasang sabuk pengamannya dan menyandarkan punggungnya.

Kepalanya masih berdenyut-denyut. Hukuman dari si sistem canggih rupanya tidak main-main.

Setelah beberapa lama, akhirnya mereka bisa melihat ambulans yang dimaksud Adit.

“Itu dia ambulansnya! Kejar terus!” pinta Morgan.

“Siap, Pak!” jawab si sopir taksi.

Dia pun mengganti gigi dan menginjak pedal gas kuat-kuat. Tak lupa kedua tangannya bersiaga di setir, memutarnya ke kanan dan ke kiri saat harus melewati mobil-mobil di depan.

Singkat cerita, taksi i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status