"Tentu saja itu aku." "Tidak, itu aku." "Aku! Kau tidak cukup kuat untuk melampauiku." Terlihat 2 remaja tengah beradu argumen. Dilihat dari pakaian yang mereka kenakan, sepertinya keduanya berasal dari Desa Zao. "Dengar! Aku yang akan menjadi murid pertama di Sekte ini," tegas salah satu di antara mereka. "Apa kau yakin? Melempar ketapel saja kau meleset, dilihat dari segi manapun, akulah yang lebih unggul daripada dirimu, jadi akulah yang akan menjadi murid pertama," sanggah remaja lainnya. Mereka masih saling beradu argumen sampai Tianlan datang dan menghentikan perdebatan mereka. "Semangat kalian sangat menggebu, itu bagus ... Tetapi, apakah kalian tidak pernah mendengar proses “Penyaringan”?" ucap Tianlan. Kedua pemuda itu tampak kebingungan, "Apa itu penyaringan?" "Tentu saja Seleksi," jawab Tianlan. "Tidak sembarangan orang bisa bergabung ke Sekte, hanya orang-orang berbakat dan memiliki keinginan yang kuatlah yang bisa bergabung." Lagipula, Sekte mana yang akan mener
Tianlan tercengang melihat jumlah peserta yang telah mendaftar. Sekitar 600 anak tertulis pada laporan yang diberikan Hua Rong. Sedikit curiga dalam benaknya bahwa data ini palsu."Apakah ada manipulasi data di sini?" tanya Tianlan tidak percaya. "Tidak, itu jumlah murni," jawab Hua Rong. Setelah membaca ulang data tersebut, Tianlan menyadari bahwa para peserta bukan hanya berasal dari Desa Zao. Banyak para peserta yang berasal dari kota-kota besar dan desa-desa tetangga. Tianlan menatap Hua Rong, "Hua Rong, seberapa terkenal diriku?" Hua Rong meletakkan siku kanannya di atas meja dan balas menatap Tianlan, "Seterkenal aku." "Sungguh?" Hua Rong mengangguk. Kabar bahwa seorang master muda yang jenius telah membangun kembali Sekte Awan Giok yang dulunya merupakan sekte besar itu menyebar sangat cepat. Apalagi banyak orang yang mengetahui bahwa tangan emas Hua Rong dan Tianlan berteman baik, jelas banyak orang akan tertarik. Cerita tentang kehebatan Hua Rong dan Tianlan menyebar
Dari 300 pendaftar, hanya 120 yang berhasil lulus. Pengurangan jumlahnya sangat signifikan, persaingan yang ketat membuat peserta yang tidak memiliki kualifikasi lulus jadi lebih kesulitan. Seleksi ketiga : Ini adalah seleksi terakhir yang akan dijalani oleh para peserta. Seleksi terakhir adalah bertahan hidup. Para peserta harus bisa bertahan hidup selama 7 hari 7 malam di dalam hutan Beast. Mereka hanya diperbolehkan untuk membawa senjata agar bisa membela diri. Masing-masing dari mereka diharuskan membawa alat untuk situasi gawat darurat berupa kembang api. Apabila ada yang ingin menyerah, mereka bisa menyalakan kembang api untuk memanggil bantuan. ••• "Dari semua seleksi yang telah dilaksanakan, ini adalah yang terberat. Masa depan Sekte bergantung pada mereka. Kehebatan dari sebuah Sekte terdapat pada murid-muridnya," Tianlan menghembuskan nafas panjang. "Tapi, apakah aku bisa menghidupkan lagi Sekte ini? Sebelumnya aku tidak pernah berkecimpung dalam dunia Sekte." Apalagi
Sekte Cermin Giok saat ini merupakan Sekte terbesar di seluruh Kekaisaran Tang. Banyak kultivator-kultivator hebat yang lahir dari Sekte ini. Bertahun-tahun, namanya tersohor di penjuru negeri.Bukan hanya namanya yang besar, jumlah muridnya pun tak main-main. Sekarang, Sekte tersebut telah dipenuhi oleh ribuan murid.Saat ini, di aula besar Sekte tersebut, Jiangwu dan Qixuan tampak berlutut menghadap seorang pria berjubah Taois. Mereka berdua menunduk di hadapan pria itu, seolah mereka sangat menghormati pria itu."Apa yang membuat guru memanggil kami ke sini?" tanya Jiangwu.Guhao, pendiri Sekte Cermin Giok, sekaligus guru yang membimbing Jiangwu dan Qixuan secara langsung, menatap kedua muridnya. Giok hijau yang menempel di dadanya bergerak pelan saat dia menegakkan tubuhnya."Berdirilah," perintahnya.Suaranya yang menggelegar di dalam aula, membuat kedua pemuda itu sadar bahwa perintahnya tidak bisa dibantah.Jiangwu dan Qixuan segera berdiri, bersama-sama mereka membungkuk, untu
"Apa yang barusan kau katakan? Ulangi sekali lagi." "Kaisar telah mengutus seseorang untuk mengirim undangan Konferensi Sekte kepada Sekte Awan Giok," jawab Beihong, murid terbaik di Sekte Teratai Biru. Mendengar itu, wajah Werui merah padam. Api kemarahan membara di dalam hati. Pemimpin Sekte Teratai Biru itu menggenggam erat gelas kaca di tangannya hingga gelas itu pecah dan melukai kulitnya. Darah merembes dari telapak tangannya, rasa sakit akibat sayatan beling itu tak mengurangi sedikit pun amarah di dalam hati. Berita bahwa Kaisar ingin mengundang Sekte Awan Giok dalam Konferensi besar itu begitu cepat tersebar hingga terdengar di telinganya. Membuat dirinya tidak tahan untuk tidak mengumpat. "Kenapa ... Kenapa! Kenapa Kaisar mengundang Sekte Awan Giok! Bahkan Sekte Teratai biru sudah berdiri puluhan tahun, tetapi Kaisar tidak pernah sekalipun mengundang kita!" amuk Werui. Matanya memerah karena marah. Ia tau persis bahwa Sekte Awan Giok masih sangat baru. Memang Sekte it
Werui mengamuk.Ledakan besar tiba-tiba terdengar dari dalam arena pertarungan. Semua orang tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam sana karena debu tebal yang berhamburan menutupi pandangan mereka.Sementara itu, Tianlan yang berada di dalam arena tiba-tiba diserang secara membabi buta oleh Werui."Iblis?" gumam Tianlan saat melihat tubuh Werui yang berbeda.Tubuh Werui bukan lagi tubuh manusia normal, ada banyak duri yang tumbuh dari dalam kulitnya. Warna kulitnya pun berubah biru.Karena itu, kekacauan pun tak terelakkan. Bukan hanya menyerang Tianlan, Werui juga menyerang orang lain yang berada di luar arena."Zhaoyang, Yuanji, Mei Mei, amankan murid-murid junior dan Jendral Mo Yin," perintah Tianlan."Baik Master." Ketiga orang yang diperintahkan Tianlan itu langsung melaksanakan tugasnya.Tianlan sendiri akan menahan Iblis ini agar tidak membuat kekacauan lebih parah lagi.Di tengah pertarungannya dengan Iblis itu, tak sengaja matanya bertatapan langsung dengan Hua Rong yan
Kuil yang Tianlan dan Hua Rong temukan waktu itu telah menjadi tempat mereka menghabiskan waktu bersama. Di kuil ini, mereka berdua sering bermeditasi bersama, mengobrol bersama dan bahkan mereka juga makan bersama.Seperti saat ini, keduanya tengah duduk saling berhadapan, di depan mereka sudah tersaji beberapa hidangan di atas meja kecil. Salah satu hidangan itu berupa sup akar teratai, kesukaan Hua Rong."Aku heran, padahal Pangeran Mahkota Xie bukanlah Dewa. Kenapa banyak orang memasang lukisannya di kuil?" tanya Tianlan sambil melihat lukisan Pangeran Xie yang tergantung di dinding kuil."Dulunya dia adalah pembawa kedamaian," jawab Hua Rong sembari menyeruput supnya. "Mengenai undangan itu, kau beruntung karena akhirnya kau bisa masuk ke Istana Kekaisaran Tang. Jika kau ingin tau alasan Pangeran Xie dihukum dan alasan perang besar 700 tahun lalu, maka ini adalah kesempatan yang bagus."Tianlan juga berpikir demikian, untuk mencapai tujuan, seseorang harus memiliki informasi yang
Malam yang tenang di Kekaisaran Tang. Para penjaga berpatroli di sekitar Istana, sedangkan pelayan-pelayan sibuk melakukan tugasnya masing-masing.Di sebuah ruangan besar, yang diisi dengan perabotan mewah dan mahal, serta singgasana yang terbuat dari bahan bangunan terbaik di seluruh Kekaisaran Tang, dua pria saling berhadapan, satu menunduk patuh, sedangkan yang satunya lagi duduk tegak penuh wibawa.Pria yang menunduk patuh, mengenakan hanfu berwarna hitam, menggenggam pedang yang masih bersemayam di dalam sarung. Dialah Mo Yin, Jendral terbaik dari Kekaisaran Tang."Maaf karena telah mengganggu waktu berharga anda Yang Mulia Kaisar. Hamba yang rendah ini ingin melaporkan bahwa Pemimpin Sekte Awan Giok, Xie Tianlan telah sampai di Istana dan sedang beristirahat di kamarnya."Kaisar yang duduk di atas singgasana megahnya, menganggukkan kepalanya menerima laporan Mo Yin.Tubuhnya yang tegap dan berwibawa benar-benar menggambarkan seorang pemimpin. Ditambah singgasana yang megah menam