Rama terkejut saat melihat Jaya datang bersama 16 pasukan terlatihnya. Mereka sampai sudah menjelang sore hari bersama Kemal. "Paman, bukankah aku hanya memberi pesan untuk membawa 6 orang pasukan saja?" tanya Rama pada Kemal, Kemal hanya menunduk dan melirik Jaya. Rama paham rupanya abangnya tersebut yang mengambil keputusan. "Hahaha, aku dengar kalian menemukan kapal musuh, jadi aku putuskan membawa semua orang kesini!!" jelas Jaya, ia bahkan menepuk-nepuk bahu Rama. Rama menggeleng maklum, setidaknya insting abangnya ini sangat berguna di saat seperti ini. Rama jadi kepikiran untuk menyerang kapal itu terlebih dahulu sebelum kapal bantuan musuh datang. "Baiklah, silahkan kalian beristirahat terlebih dahulu, nanti malam kita akan membicarakan ini!!" kata Rama, kemudian para pemuda yang terlatih itu beristirahat karena baru melakukan perjalanan jauh. "Bang, bagaimana dengan pembangunan di desa?" tanya Rama kemudian. "Maksudmu pembangunan bunker kita?" tanya Jaya memastikan, Rama
"Tuan Muda!!Ada hal penting!!"Kobar langsung turun dengan tergesa-gesa dari kudanya. "Ada apa?!" Melihat Kobar yang datang dengan tergesa-gesa itu membuat Rama memiliki firasat yang tidak nyaman. "Tuan Muda, setelah aku melaporkan soal prajurit yang terluka itu, Kapten perbatasan langsung mengirim prajurit untuk menyerang pasukan bangsa Bar-Bar!! Mereka membawa 10 kapal, tapi tadi sudah ada satu kapal yang kembali dan menurut informasi yang kudengar, sudah ada kapal prajurit kita yang tenggelam!!"kata Kobar lagi, ia bahkan bicara dengan tubuh yang gemetar ketakutan. "Apa?! Astaga, kenapa mereka sangat nekat!!" sahut Prada Uji, ia tak menyangka Kaptennya akan mengambil keputusan dengan ceroboh."apa mereka tidak tau kalau bangsa Bar-Bar itu sangat kejam dan tidak berperikemanusiaan!!""Prada Uji, tenanglah...jadi sekarang mereka masih bertempur?" tanya Rama pada Kobar, Kobar langsung mengangguk."sebaiknya kau istirahat dulu, ada makanan di dapur, makan dan istirahatlah, aku akan meli
Kapten John dengan teropong ditangannya tertawa saat melihat prajurit kerajaan Bamaraya seperti semut yang berjatuhan. "Lihatlah kebodohan mereka!! Seperti semut yang mencoba melawan ikan hiu di lautan!!" kata Kapten John dengan nada yang mengejek. Penasehat Clark ikut terkekeh, sejauh ini hanya tinggal menunggu waktu untuk menenggelamkan kapal-kapal milik prajurit perbatasan."Kapten mereka semua memang bodoh!! Bahkan aku tidak melihat adanya penyihir seperti rumor yang beredar, sepertinya mereka hanya menyebarkan rumor itu untuk menakuti kita!!" sahut penasehat Clark, ia menatap kearah kapal-kapal prajurit perbatasan Bamaraya yang mulai berjatuhan. "Apa itu?" Tepat di saat itu Kapten John menyadari ada 2 perahu kecil datang mendekat, mereka berada sekitar 100 meter dari kapalnya dan kapal prajurit Bamaraya. "2 perahu kecil, apa mereka putus asa sampai mengirim bantuan dengan perahu kecil itu?"teropong yang Kapten John gunakan hanya mampu melihat dengan jelas di jarak 50 meter, ji
Prajurit kerajaan Bamaraya yang berada di darat bersukacita setelah mendengar keberhasilan pasukan laut mereka dalam mengalahkan bangsa Bar-Bar, bahkan mereka membawa tawanan bangsa Bar-Bar yang akan diserahkan dan di bawa ke ibu kota Jawali. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya, para pasukan yang baru pulang datang dengan wajah yang muram. "Laksamana, mengapa para Kapten terlihat tidak senang, begitu pula dengan prajurit kita!! Bukankah kita sudah menang?"tanya Kapten Baron yang merupakan penjaga perbatasan di darat. Laksamana Madya Brawijaya hanya semakin terlihat muram, ia duduk kemudian mengambil kertas dan mencoba menulis sesuatu untuk menyampaikan pesan. "Sampaikan pesan ini pada Jendral!!" kata Laksamana Madya, ia terlihat sangat putus asa. "Laksamana, ada apa?" tanya Kapten Baron lagi. "Kau kenal Rama Adipati?"tanya Laksamana Madya. "Tuan Muda Rama, tentu saja aku mengenalnya, tidak ada prajurit perbatasan yang tidak mengenalnya Tuan, ia yang menolong kami dari penyakit
Hari ini Rama membuatkan makanan yang lumayan banyak untuk pasukannya. Sebagai bentuk penghargaan kepada mereka, meski peperangan belum berakhir. Tapi Rama ingin pasukannya merasa dihargai atas jerih payah mereka. mereka makan bersama dengan warga kampung nelayan yang tersisa. Rama membuatkan masakan rendang daging, acar timun-wortel, ayam goreng rempah, ikan bakar madu dan tak lupa soda gembira. Mereka meminta alkohol pada Rama, tapi karena Rama tak menyukai alkohol mereka juga tak berani memaksa."Kak Rama, masakanmu tak pernah gagal, sangat lezat!!" Puji Bani, ia makan dengan lahap. "Benar, apalagi rendang daging yang kak Rama buat, sangat nikmat dan rasanya ingin makan lagi dan lagi!!" Seru Eko. "Ikan bakar madu juga tak kalah nikmat, rasa bumbunya meresap hingga ke dalam daging!! Kak Rama jika kau punya rumah makan, kurasa akan sangat ramai!!" Sahut Aprian. Rama terkekeh mendengar pujian pasukannya yang tak berhenti-henti. "Kalian ini sangat pintar berkata manis!!" sahut Rama
"Tuan Muda, Laksamana memintaku untuk mengambil senjatamu!!" kata Kapten Baron, ia sangat berhati-hati ketika bicara dengan Rama. Rama adalah orang yang baik, tapi bahkan Kapten Baron pun segan padanya, ia hanya menyampaikan perkataan Laksamana Madya. "Mengambil?" Kata Rama dengan penekanan nada di perkataan itu, jelas Kapten Baron jadi tambah serba salah. Ia ingin mengatakan meminjam, tapi Laksamana Madya sudah menegaskan dengan kata mengambil senjata Rama, bahkan Kapten Baron sudah menyaring apa yang telah Laksamana Madya ingin sampaikan."Benar Tuan Muda!! Maaf jika membuatmu tersinggung, akupun sebenarnya merasa tidak enak padamu, tapi aku hanya menyampaikan perintah!!" ungkap Kapten Baron sembari menangkup kan tangan. "Jangan merasa seperti itu Kapten, aku tak masalah jika kalian ingin mengambil senjata itu, tapi jika senjata itu diambil, maka aku tidak akan menolong kalian lagi, bagaimana?" Perkataan Rama jelas dengan surat mengancam, Rama tak suka cara Laksamana Madya yang in
Laksamana telah mendapatkan laporan jika Kapten Baron dan prajuritnya telah pulang dengan membawa senjata dari Rama. Sehingga ia dengan sukarela keluar dari tendanya untuk menyambut kedatangan Kapten Baron dan prajuritnya. Ia tersenyum bangga memperlihatkan ternyata pengaruhnya masih ada. "Laksamana kami kembali!!" kata Kapten Baron seraya menangkupkan tangannya, prajurit yang mengikutinya juga ikut menangkupkan tangan meski wajah mereka terlihat muram. "Hahaha, aku senang kalian kembali!! Setelah ini kalian boleh beristirahat!!" katanya dengan tawa yang riang, Laksamana Madya lalu memberi kode untuk membuka kotak kayu berisi senjata yang mereka bawa. Ia senang ketika mengetahui Rama menyerahkan senjatanya, setidaknya ancamannya berhasil. "Klak! Tap!" Kotak kayu berisi senjata terbuka, dan betapa kagetnya Laksamana Madya ketika menyadari hanya ada senjata ketapel dan pedang di dalamnya."Apa hanya ini?" tanyanya kemudian, wajah yang tadinya riang berubah dalam sekejap menjadi muram
"Kita akan menetap di sini!! Paman kalian pergilah ke desa Mekarsari, jika ada apa-apa paman Kobar bisa mengirim seseorang untuk mengabariku!!" Kata Rama, kemudian ia teringat pada Pandu."paman mampirlah ke perkemahan di dekat desa Kuncup, cari pemuda bernama Pandu!! Dia adalah orang yang cepat ketika menyampaikan informasi!!"jelas Rama."Aku akan mengingat itu Tuan Muda!!" kata Kemal, Kobar ikut mengangguk."Apa ada pesan lainnya Tuan Muda?""Katakan pada Bapak dan ibuku serta para warga desa agar mendoakan kami!!Jika bukan karena doa mereka, mungkin kami tidak akan bisa memenangkan peperangan ini!!" kata Rama. Seketika semua orang jadi merindukan keluarganya, namun jika mereka pulang maka akan melemahkan tekad mereka. Mereka terdiam dalam hari di dada masing-masing. "Paman, tolong sampaikan juga pesanku pada ibuku!! Jangan khawatirkan aku di sini, karena kami pasti akan memenangkan peperangan ini!!" kata Fatta, badannya besar, kekuatannya luar biasa, tapi ketika itu menyangkut ibun