Prajurit kerajaan Bamaraya yang berada di darat bersukacita setelah mendengar keberhasilan pasukan laut mereka dalam mengalahkan bangsa Bar-Bar, bahkan mereka membawa tawanan bangsa Bar-Bar yang akan diserahkan dan di bawa ke ibu kota Jawali. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya, para pasukan yang baru pulang datang dengan wajah yang muram. "Laksamana, mengapa para Kapten terlihat tidak senang, begitu pula dengan prajurit kita!! Bukankah kita sudah menang?"tanya Kapten Baron yang merupakan penjaga perbatasan di darat. Laksamana Madya Brawijaya hanya semakin terlihat muram, ia duduk kemudian mengambil kertas dan mencoba menulis sesuatu untuk menyampaikan pesan. "Sampaikan pesan ini pada Jendral!!" kata Laksamana Madya, ia terlihat sangat putus asa. "Laksamana, ada apa?" tanya Kapten Baron lagi. "Kau kenal Rama Adipati?"tanya Laksamana Madya. "Tuan Muda Rama, tentu saja aku mengenalnya, tidak ada prajurit perbatasan yang tidak mengenalnya Tuan, ia yang menolong kami dari penyakit
Hari ini Rama membuatkan makanan yang lumayan banyak untuk pasukannya. Sebagai bentuk penghargaan kepada mereka, meski peperangan belum berakhir. Tapi Rama ingin pasukannya merasa dihargai atas jerih payah mereka. mereka makan bersama dengan warga kampung nelayan yang tersisa. Rama membuatkan masakan rendang daging, acar timun-wortel, ayam goreng rempah, ikan bakar madu dan tak lupa soda gembira. Mereka meminta alkohol pada Rama, tapi karena Rama tak menyukai alkohol mereka juga tak berani memaksa."Kak Rama, masakanmu tak pernah gagal, sangat lezat!!" Puji Bani, ia makan dengan lahap. "Benar, apalagi rendang daging yang kak Rama buat, sangat nikmat dan rasanya ingin makan lagi dan lagi!!" Seru Eko. "Ikan bakar madu juga tak kalah nikmat, rasa bumbunya meresap hingga ke dalam daging!! Kak Rama jika kau punya rumah makan, kurasa akan sangat ramai!!" Sahut Aprian. Rama terkekeh mendengar pujian pasukannya yang tak berhenti-henti. "Kalian ini sangat pintar berkata manis!!" sahut Rama
"Tuan Muda, Laksamana memintaku untuk mengambil senjatamu!!" kata Kapten Baron, ia sangat berhati-hati ketika bicara dengan Rama. Rama adalah orang yang baik, tapi bahkan Kapten Baron pun segan padanya, ia hanya menyampaikan perkataan Laksamana Madya. "Mengambil?" Kata Rama dengan penekanan nada di perkataan itu, jelas Kapten Baron jadi tambah serba salah. Ia ingin mengatakan meminjam, tapi Laksamana Madya sudah menegaskan dengan kata mengambil senjata Rama, bahkan Kapten Baron sudah menyaring apa yang telah Laksamana Madya ingin sampaikan."Benar Tuan Muda!! Maaf jika membuatmu tersinggung, akupun sebenarnya merasa tidak enak padamu, tapi aku hanya menyampaikan perintah!!" ungkap Kapten Baron sembari menangkup kan tangan. "Jangan merasa seperti itu Kapten, aku tak masalah jika kalian ingin mengambil senjata itu, tapi jika senjata itu diambil, maka aku tidak akan menolong kalian lagi, bagaimana?" Perkataan Rama jelas dengan surat mengancam, Rama tak suka cara Laksamana Madya yang in
Laksamana telah mendapatkan laporan jika Kapten Baron dan prajuritnya telah pulang dengan membawa senjata dari Rama. Sehingga ia dengan sukarela keluar dari tendanya untuk menyambut kedatangan Kapten Baron dan prajuritnya. Ia tersenyum bangga memperlihatkan ternyata pengaruhnya masih ada. "Laksamana kami kembali!!" kata Kapten Baron seraya menangkupkan tangannya, prajurit yang mengikutinya juga ikut menangkupkan tangan meski wajah mereka terlihat muram. "Hahaha, aku senang kalian kembali!! Setelah ini kalian boleh beristirahat!!" katanya dengan tawa yang riang, Laksamana Madya lalu memberi kode untuk membuka kotak kayu berisi senjata yang mereka bawa. Ia senang ketika mengetahui Rama menyerahkan senjatanya, setidaknya ancamannya berhasil. "Klak! Tap!" Kotak kayu berisi senjata terbuka, dan betapa kagetnya Laksamana Madya ketika menyadari hanya ada senjata ketapel dan pedang di dalamnya."Apa hanya ini?" tanyanya kemudian, wajah yang tadinya riang berubah dalam sekejap menjadi muram
"Kita akan menetap di sini!! Paman kalian pergilah ke desa Mekarsari, jika ada apa-apa paman Kobar bisa mengirim seseorang untuk mengabariku!!" Kata Rama, kemudian ia teringat pada Pandu."paman mampirlah ke perkemahan di dekat desa Kuncup, cari pemuda bernama Pandu!! Dia adalah orang yang cepat ketika menyampaikan informasi!!"jelas Rama."Aku akan mengingat itu Tuan Muda!!" kata Kemal, Kobar ikut mengangguk."Apa ada pesan lainnya Tuan Muda?""Katakan pada Bapak dan ibuku serta para warga desa agar mendoakan kami!!Jika bukan karena doa mereka, mungkin kami tidak akan bisa memenangkan peperangan ini!!" kata Rama. Seketika semua orang jadi merindukan keluarganya, namun jika mereka pulang maka akan melemahkan tekad mereka. Mereka terdiam dalam hari di dada masing-masing. "Paman, tolong sampaikan juga pesanku pada ibuku!! Jangan khawatirkan aku di sini, karena kami pasti akan memenangkan peperangan ini!!" kata Fatta, badannya besar, kekuatannya luar biasa, tapi ketika itu menyangkut ibun
Penasehat kanan dan penasehat kiri datang bersamaan, tim penasehat kanan akan disebut faksi kanan, maka tim penasehat kiri akan disebut faksi kiri. Jika di faksi kanan diketuai oleh Raden Tedjawulan, maka di faksi kiri diketuai oleh Amarta Handayani. Kini mereka berhadap-hadapan, menunggu kedatangan Raja Pramana Atmanegara. Namun sudah hampir setangah hari mereka menunggu, Raja Pramana tidak kunjung datang. Padahal Rajalah yang meminta mereka semua berkumpul hari ini. "Pangeran Baskara telah hadir!!"teriak pelayan.Pangeran Baskara datang diiringi pelayannya, ketika akan memasuki aula pertemuan semua pelayan tidak ada yang melangkah ke ruang aula pertemuan, mereka menunggu di depan pintu masuk aula. Para pejabat yang hadir langsung saling pandang ketika Pangeran Baskara yang hadir. Namun tak ada pejabat yang berani mengangkat kepala mereka saat Pangeran Baskara lewat. Terlebih saat ini Pangeran Baskara terlihat sangat matang, tubuhnya juga sudah mulai memancarkan kharisma seorang P
"Brakh!!"sesampainya di ruangan, Raden Tedjawulan menggebrakkan tangannya ke meja, ia begitu geram ketika mengetahui mata-mata yang berkhianat malah datang dari faksi mereka. "Jadi Mayjen Jaka telah menjadi sekutu bangsa Bar-Bar?" Ucap Raden Tedjawulan ulang. Wajahnya terlihat murka saat ini, seandainya Mayjen Jaka ada di hadapannya, ia pasti sudah membuat orang itu mati. Andi Menteri Perdagangan mengangguk, ia termasuk kedalam tim faksi kanan. Ketika Raka Adipati memanggilnya, ia langsung menceritakan apa yang ia tau."Tuan,kita harus sangat berhati-hati, saat ini suruhanku masih memata-matai mereka. Sepertinya mereka akan ikut berperang dan merusak keseimbangan kita dari dalam!!"jelas pak Andi. Raka Adipati mengepalkan tangannya, "Tuan bahkan mereka berani mengirimkan penyakit menular dengan sengaja kepada pasukan perbatasan kita di Mekaragung!!"jelas Raka. "Mayjen Jaka ini sangat serakah!! Pastinya ia sudah dijanjikan hal yang besar untuk berkhianat!! Raka, utus lebih banyak oran
"Kak Rama, masakanmu kali ini juga sangat lezat!!" Puji Ari pemegang sniper, ia selalu menikmati masakan Rama dalam diam, kali ini ia sangat suka dengan masakan Rama, sangat cocok di lidahnya. "Benar, makanan ini berlemak, gurih dan lezat lalu jika kau minum es jeruk ini, semua jadi terasa bersih!! Benar-benar pepaduan yang mantap!!" Puji Fahmi juga si pemegang sniper, ia terlihat lahap ketika makan tongseng daging kambing. "Astaga!! daging apa ini? aku sangat menyukainya!!"seru Rawin, ia makan dengan lahap. "Itu daging kambing!!"kata Rama sembari menikmati gigitan pertamanya untuk sate daging kambing. "Ini daging kambing?" paman Zao memandang sate daging kambing ditangannya dengan tidak percaya,"bukankah daging itu sangat alot?"tanya paman Zao yang pernah memakan daging kambing, namun ia menjadi tidak suka daging, karena daging sapi maupun daging kambing kadang sangat alot. Baginya yang sudah tua, memakan makanan yang alot sangat tidak nikmat. "Tidak paman, pasti orang itu hanya