Share

44. Suka Yang Keras-keras

"Kau yakin kuda betina hamil karena dirimu?" tanya Cakra sambil menunggangi si Gemblung dengan santai. Kuda betina mengikuti di belakang. "Bukan sama majikannya?"

"Majikannya perempuan, Yang Mulia."

Cakra mengernyitkan alis sedikit, lalu berkata, "Patih Mahameru adalah ksatria pinilih, masa tega membunuh perempuan?"

"Perempuan itu tokoh utama pemberontak berilmu tinggi. Jika tidak dihabisi, ia pasti menghabisi Patih Mahameru."

"Jadi hanya pembunuhan solusinya?"

"Memangnya di negeri Yang Mulia perempuan tidak boleh dibunuh?"

"Perempuan di negeriku pengennya disayang."

"Tidak ada yang kejam dan jahat?"

"Tidak ada...tidak ada bedanya dengan di negerimu." Cakra tertawa kecil. "Perempuan di negeriku membunuh laki-laki tidak perlu dengan senjata, cukup dengan cinta."

"Hebat sekali perempuan dari bangsa manusia."

"Kehebatan mereka tidak cukup diceritakan dalam satu hari."

"Bagaimana dengan kuda betina di negeri Yang Mulia?"

"Aku kira lebih terhormat kuda betina di negerimu. Mereka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status