šHappy Readingš
Stella meneguk ludahnya kasar setelah mendengar perkataan Rionard, dengan debaran dada yang tak kunjung berhenti sejak tadi.āA, aku tau. Ta, tapi kan gak mesti sekamar secepat ini,ā jawab Stella sedikit gugup.Jujur saja ia masih tidak bisa menerima jika harus berada dalam satu ruangan dengan seorang laki-laki, apalagi untuk tidur bersama.Walaupun Stella sudah bertekat untuk berusaha menerima semua ini, tetap saja ia tidak dapat melakukan itu sekaligus. Perlu bertahap untuk menerima sesuatu yang sulit untuk ia terima sedari awal.Rionard tersenyum samar nyaris tak terlihat, dan senyumnya itu pun tidak dapat di sadari oleh Stella.Rionard pun bertanya, āLalu kapan?āāYang pasti tidak sekarang?āāApakah setiap pasangan pengantin seperti itu?ā tanya Rionard dengan wajah yang di buat sepolos mungkin.āAyolah Rio, mereka-mereka itu menikah atas dasar saling suka, dan mencintai. Sedangkan kita? Hanya terikat karena perjodohan.āRionard yang mendengar penuturan yang keluar dari bibir Stella itu, hanya bisa terdiam.Stella menghembuskan nafasnya lelah. Lalu, ia pun kembali melanjutkan perkataannya. āMaaf Rio, aku akan berusaha menerima, tapi tidak sekarang.āMendengar permintaan maaf Stella. Rionard berdehem, lalu berkata, āBaiklah aku akan pergi.āRionard berdiri, yang semula sedang duduk di atas kasur queensize milik Stella. Lalu berjalan ke arah pintu.Rionard menghentikan langkahnya tepat berada di depan pintu, lalu berbalik menghadap ke arah Stella yang masih berdiri di tempatnya.āTapi, jika aku di tanya oleh kedua orang tuamu, kenapa aku pulang ke rumah. Aku harus jawab apa?ā tanya Rionard sambil menaik turunkan alisnya.āAaa ... mungkin aku harus menjawab, kalau aku di usur oleh istriku di malam pertama pernikahan kami,ā ujar Rionard dengan tampang seperti orang yang tengah berpikir.Sontak Stella melotot kan matanya setelah mendengar perkataan Rionard. Kenapa ia tak memikirkan hal itu, pikir Stella.Ketika Rionard kembali berbalik menghadap ke arah pintu kamar yang tengah tertutup itu, dan tangannya yang sudah memegang knop pintu. Stella pun segera menghentikan Rionard yang akan membuka pintu, dengan sedikit berteriak.āStop!ā ujar Stella, ia tak akan membiarkan dirinya malu di depan keluarganya, yang tengah berkumpul di lantai bawah.Rionard pun berhenti. Ia tersenyum senang, saat dirinya masih memunggungi Stella.Rionard pun berbalik, lalu menemukan Stella yang sepertinya sedang bergelut dengan pikirannya. Ia menatap Stella dengan satu alis terangkat, menuntut Stella untuk memberikan alasan kenapa menghentikannya.Stella hanya terdiam dengan mata yang juga menatap ke arah Rionard, dengan pandangan kosong. Seakan mencerna apa yang telah di ucapkan oleh Rionard dengan saksama.Beberapa saat berlalu dengan ke terdiam-an di antara mereka. Stella pun berkata, āBaiklah kamu tidur di sini.āRionard pun mengangguk dan melengkah ke arah kasur milik Stella yang sangat empuk itu.Stella yang seakan tahu arah yang di tuju oleh Rionard, bergegas melanjutkan kalimat yang tidak sempat ia ucapkan.āTapi kamu tidur di soffa,ā ujar Stella menyambar.āApa?āRionard pun tercengang, tidak berpikir panjang ia pun memutar arah, kembali menuju pintu.āMau kemana?ā tanya Stella takut-takut.āMau pulang,ā jawab Rionard singkat.āTapi ...āāDari pada pas bangun badanku pegal-pegel. Lebih baik aku pulang dan tidur dengan nyaman di kamarku,ā ujar Rionard sambil mengedikkan bahunya.āTtssss,ā ringis Stella.Pikiran Stella di buat berperang oleh tingkah Rionard, yang sangat menyebalkan. Hal itu membuat dirinya semakin lelah, apalagi ia sudah kelelahan sejak tadi siang.Jujur saja ia mencemaskan tentang, apa yang di pikirkan kedua orang tua nya nanti. Jika tau ia menendang seorang lelaki yang baru saja menyandang gelar suami beberapa jam lalu, di malam pertamanya.Stella menyerah dan pasrah, ia pun menganggukkan kepalanya. mempersilahkan Rionard dengan mengarahkan tangannya ke tempat tidur miliknya.Rionard berdeham singkat, lalu kembali menuju kasur Stella, dengan seringai-an khas di sudut bibirnya. Rionard sangat senang, ketika ia dapat menjahili sahabat yang telah menjadi istrinya itu.Dirinya benar-benar tidak menyangka hari seperti ini tiba di antara mereka. Keterlaluan memang, tapi sangat di sayangkan rasanya jika ia menyia-nyiakan waktu seperti ini.Ia berharap suatu hari, momen ini menjadi salah satu yang akan mereka ingat, dan jadi bahan canda-an di antara mereka nanti, atau di hari tua nanti. Semoga saja waktu seperti itu akan hadir.Rionard merebahkan dirinya di sisi kasur di bagian kanan, ia pun mencoba memejamkan mata. Ia ingin mengetahui apa yang akan di lakukan Stella setelah ini.Cukup lama setelah Rionard berbaring dengan mata yang terpejam, bahkan Rionard mengira bahwa Stella akan tidur di soffa.Rionard merasakan pergerakan di sampingnya, ia dapat menebak itu Stella.Dengan senyum yang ia tahan, lelaki itu pun membuka matanya dan memalingkan wajahnya ke arah Stella.Melihat apa yang di lakukan istri sekaligus sahabat cantiknya itu. Rionard pun bersuara, āAku Kira ....āāAku tidak akan bodoh dengan membuat badan ku sakit-sakit, saat bangun di pagi hari nanti,ā potong Stella dengan wajah kesal.Saat ini ia tengah menyusun guling di tengah-tengah antara mereka berdua, sebagai batasan. Ia juga menguasai selimut, tanpa membaginya dengan Rionard, ia benar-benar tidak peduli jika lelaki itu akan kedinginan nantinya.Rionard hanya terkekeh melihat tingkah sahabatnya itu, yang menurutnya sangat lucu.Stella menatap sinis ke arah Rionard, lalu ia berkata, āAku tau kau sengaja Rio.āStella pun merebahkan tubuhnya. Dengan posisi memunggungi Rionard.āKey, Key ... bukan kah kita dulu sering tidur berdampingan?āStella menyahut dengan posisi yang masih membelakangi Rionard. āItu berbeda Rio.āPersahabatan yang terjalin dari mereka kecil, tidak mungkin asing di masa lalu.Mereka pernah merasakan tidur berdampingan, atau tidur berdua di tenda yang sama waktu mereka kecil saat mengadakan kamping keluarga di halaman rumah.Atau bahkan tidur di kamar yang sama, saat orang tua mereka saling bergantian untuk dinas keluar kota.Mereka sering bersama, apalagi saat orang tua mereka pergi dinas. Mereka sedikit di bebaskan, sebagai bujukan agar tidak merengek ikut dalam perjalanan dinas orang tua mereka.Dan itu semua masih dalam pengawasan orang tua. Tentu saja mereka tidak mengerti apa-apa waktu itu, sehingga tidak ada hal yang harus di khawatirkan.āApa yang membuatnya berbeda?ā tanya Rionard.Cukup lama Rionard menantikan jawaban Stella, tapi rupanya gadis itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun untuk menjawab pertanyaan itu.Sampai ia kembali bertanya, āapa karena kita status kita sekarang suami istri?āāKita sudah dewasa Rionard, kamu pasti paham.āāKenapa? Bukankah bagus, kita dewasa dan kita dapat melakukan hal lebih, selayaknya suami istri.āStella cukup tau apa yang di maksud dari perkataan lelaki yang berbaring di sampingnya. Sehingga hal itu mampu membuat hatinya resah.āAku lelah, ingin tidur!ā ucap Stella.Mendengar itu, bergegas Rionard berkata, āHarusnya malam ini aku mendapatkan hak ku.āššššHappy ReadingšPerempuan cantik yang sudah mendapat gelar sebagai seorang istri itu, baru saja membuka matanya. Setelah merasakan cahaya matahari yang masuk dari celah gorden, dan mengganggu tidurnya.Posisi yang semula berbaring, dengan perlahan ia pun bangun dengan posisi kini sedang duduk.Ia mengucek matanya dengan lembut. Dengan keadaan setengah sadar tiba-tiba ingatan tentang tadi malam, menyeruak masuk ke dalam otaknya yang masih setengah berfungsi.Karena hal itu, ia pun bergegas menolehkan kepalanya ke arah samping tempat tidurnya. Benar saja, ada seorang lelaki yang sedang terbaring di sana. Dan dia merupakan suaminya sendiri.Menyaksikan sesuatu hal yang ia harap itu cuman mimpi, membuatnya menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan, lalu terdengar raungan kecil yang tertahan dibaliknya.āApa yang harus aku lakukan,ā gumam perempuan bernama Stella Keyline itu, atau sekarang bisa di sebut dengan Mrs. Steven.Ada sesuatu yang sepertinya ia lihat dan abaikan. Hal itu mem
šHappy ReadingšĀ Rionard tersenyum simpul, lalu dudu di kursi yang ada di samping Stella.Lelaki itu berkata, āaku bercanda Stella, kau seperti tidak mengenal aku.āāHal seperti itu tidak bisa di buat sebagai canda-an,ā ujar Stella, masih tetap fokus memandang ke depan.āBaiklah, baiklah. Aku minta maaf.āStella tidak menghiraukan perkataan Rionard, sehingga membuat laki-laki itu menyenggol lengan Stella dengan sikunya.āHmm ... maaf di berikan,ā ujar Stella dengan wajah datarnya.Melihat wajah Stella yang lucu menurut Rionard, ia pun mengusap-usap kepala Stella sedikit kasar. Sehingga membuat empunya cemberut, karena rambutnya di buat berantakan oleh lelaki itu.āRio!ā tegur Stella.āHahahaa!! maaf, maaf ... Oh! Kau habis keramas Stella?ā tanya Rionard dengan wajah di buat terkejut.āIya, aku gak kaya kamu, gak mandi!āMendengar jawaban Stella yang sial nya itu benar. Rion
šššāHmm ....ā Rionard tampak berpikir sejenak. āBagaimana kalau kita membeli mobil, seperti milik kakak mu. Kamu kan ingin itu!āStella tercengang ketika mendengar penuturan santai, yang keluar dari mulut Rionard. Bukankah harusnya lelaki itu tahu, bahwa yang ia katakan hanya sebuah canda-an.āRionard, kamu tau aku hanya bercanda. Untuk mempermainkan kakakku. Aku tidak benar-benar menginginkan itu,ā ujar Stella was-was.Stella sangat mengenal sahabatnya itu. Apapun yang di inginkan Stella, sebisa mungkin Rionard penuhi, bahkan sesuatu yang tidak di minta sekali pun.āLalu? Apa masalahnya? Aku kan ingin membelikannya untukmu.āāItu sangat boros Rio.āāItu hal kecil bagiku, sama sekali tidak termasuk pemborosan,ā ujar Roindra seraya berbalik dari hadapan Stella untuk melanjutkan langkahnyaBukan Stella namanya jika mengalah begitu saja. Iya pun menarik tangan Rionard agar lelaki itu tidak melanjutkan langkahnya.āAku akan kembali marah, jika kamu tidak mendengarkanku kali ini.āMend
šHappy ReadingšāTerima kasih.āSetelah mengucapkan kata terima kasih kepada resepsionis, Stella merampas sedikit kasar kopernya dari tangan bellboy. Merasa perlakuannya cukup kasar pada bellboy tersebut Stella meminta maaf kepadanya, yang di balas anggukan ramah. Walaupun dia cukup kesal bukan berarti Stella menjadi tidak beretika kepada sesama, walaupun status mereka berbeda. Menurut Stella hanya pekerjaan dan status sosial saja, dan sisanya mereka sesama makhluk hidup yang mestinya saling menghormati.Stella bergegas menuju lift yang akan membawanya ke kamar hotel yang akan ia tempati bersama suaminya tentu saja. Iift terbuka Stella pun memasukinya, lalu menyilangkan tangannya di dada tanpa menekan nomor lantai. Kini dirinya menghadap ke arah luar lift, dan tepat matanya menatap Rionard dengan tatapan berang. Seakan paham dengan tatapan Stella, Rionard pun tersenyum menyeringai. Lucu sekali istrinya ini, pikir Rionard. Rionard tahu bahwa Stella tidak mengetahui di lantai berapa
šHappy Reading šāApa!!āāGak mau!ā Tolak sepasang sejoli yang duduk berdampingan mendengar kabar mengejutkan dari kedua orang tua mereka.āTidak ada penolakan, ini sudah kesepakatan bersama,ā ucap Papah dari perempuan yang akan di jodohkan itu, berusaha memberi pengertian kepada pasangan tersebut.āTapi Pah!ā rengek perempuan itu.āIya sayang, ini juga demi kalian.ā Ibu dari lelaki yang sedang duduk di sebelahnya itu juga ikutBersuara, untuk memberi pengertian.āTapi Tante, Rio juga gak mau. Iya kan?ā tanyanya pada Lelaki yang tepat berada di sampingnya.Malam ini lelaki tersebut tampak gagah dan tampan dengan setelan jas seperti biasanya. Dengan balutan kemeja warna putih, kancing paling atas tidak terkait dan dasi yang sedikit longgar. Lalu di balut dengan jas berwarna biru malam.Sangat mendukung pesona lelaki itu malam ini. Dan dengan menampilkan wajah datar khasnya, menambah aura ke tampan-an lelaki itu. Perempuan tersebut pun melayangkan cubitan andalannya pada paha lelaki
šHappy ReadingšāCantik bangat putri Mama,ā ujar Diana yang baru saja memasuki kamar Stella. āBagaimana sudah siap?āStella pun mengangguk dangan Ragu, āSiap Ma!āāIya dong harus siapa, mari mama bantu.āStella pun keluar dari kamar menuju acara pertunangan yang di gelar hari ini, dengan di bantu sang Mama yang memeganginya saat berjalan dari samping.Satu minggu telah berlalu, acara pertunangan Stella dan juga Rionard sahabatnya telah tiba. Hari di mana seharusnya salah satu hari yang paling bersejarah dan membahagiakan bagi sepasang kekasih. Tapi, tidak bagi Stella.Dirinya sama sekali tidak menantikan hari ini datang dengan cepat, apalagi hari pernikahannya nanti. apalagi setalah acara ini selesai sudah di pastikan bahwa nanti ia akan sibuk mempersiapkan pernikahan di hari-hari berikutnya.Walaupun begitu, hari ini tidak cukup buruk baginya, karena adanya hari ini Kakaknya Alvin Geovandra yang sedang kuliah S3 di jurusan arsitek itu memberi kejutan dengan ke pulangannya. Dan hal
šHappy ReadingšTok tok tokāPermisi Nona Stella!ā ujar salah satu pelayan memanggil sang majikan dari luar kamar, setelah ia mengetuk pintu.āIya, ada apa?ā sahut Stella dari dalam.āTuan Rio sedang menunggu.āāSebentar lagi saya akan turun, tolong sampaikan pada Rio.āSetelah menerima perintah dari Nonanya, pelayan tersebut pun permisi, undur diri untuk menyampaikan yang di titahkan pada dirinya.2 minggu telah berlalu, setelah acara pertunangan Stella dan Rionard di gelar, yang berarti tinggal menyisakan waktu setengah bulan lagi menuju hari pernikahan. Dalam kurun waktu 2 minggu itu Stella dan Rionard sama sekali tidak saling bertemu. Kalau sempat pun mereka hanya saling berbalas pesan, itu pun hanya pesan-pesan penting yang mereka bahas.Berbeda dengan Rionard yang menghabiskan waktunya dengan bekerja, untuk mencapai target agar bisa mengambil cuti untuk persiapan nikah dan juga honeymoon . Stella menghabiskan waktu dengan Kakaknya, pergi jalan-jalan, ke Mall, ke pantai, dan
šHappy ReadingšāSejak kapan aku melarang?ā ujar Rionard, sambil mengangkat kedua alisnya.Di luar dugaan, ternyata Stella mempertanyakan hal lain, yang tidak ada di pikirannya. Padahal ia sudah mempersiapkan jawaban, jika pertanyaan itu di lontarkan kembali oleh Stella.Stella menatap Rionard intens dengan binar di matanya. Dan memastikan apakah itu artinya ia mendapat izin untuk mengelola Restoran, walau sudah menjadi seorang istri nanti.āBerarti kamu mengizinkan?ā tanya Stella memastikan.Rionard pun menganggukkan kepala. Lalu berkata, āaku gak melarang hal baik, dan juga aku tahu itu impian kamu.āāTerima kasih Rio, kamu memang sahabat aku yang pengertian.ā Stella pun menggenggam tangan Rio yang berada di atas meja, untuk menggambarkan betapa senangnya ia. āAku janji akan jadi istri baik, dan mengurusmu.āMendengar kata terakhir Rionard ber-dehem singkat, lalu memperbaiki posisi duduknya.Sebenarnya Stella ingin mengutarakan niatnya mengenai ia yang ingin memperluas usahanya it