Bukan hanya keluarganya yang tidak setuju dia mengejar Stefan, teman-temannya juga membujuknya untuk menyerah saja. Mereka bilang, Stefan tidak gampang dikejar. Terlebih lagi, kedua perusahaan milik keluarga mereka merupakan saingan.Hanya Olivia yang mendukungnya.Dia jadi semakin bergantung pada Olivia dan menganggap Olivia sebagai orang kepercayaan yang bisa mendengarkan curhatnya.“Kalau tuan muda keluarga Adhitama punya istri atau pacar, aku nggak akan mengejarnya lagi. Aku juga berprestasi dan nggak perlu merebut pria orang. Tapi, pria itu jelas-jelas masih single. Aku menyukainya, jadi aku harus melakukan sesuatu. Asalkan aku berusaha, walaupun nanti nggak ada hasilnya, aku nggak akan menyesal di kemudian hari.” Amelia mengutarakan pemikirannya.Olivia berpikir dalam hati. Dengar-dengar, Amelia orangnya sombong dan angkuh. Bagaimanapun juga, wanita ini memiliki latar belakang yang bisa membuatnya sombong dan keras kepala. Namun, yang dia lihat sekarang, Amelia hanyalah gadis bia
“Kalau mau bahas soal mengejar pria, sebenarnya sama saja seperti ketika pria mengejar wanita. Pelajari apa yang orang itu suka, nggak gampang menyerah dan terus berusaha. Pasti akan ada balasannya.”Amelia berpikir sejenak dan berkata, “Aku tahu aku harus gigih. Dulu kakak iparku juga mengejar kakakku duluan. Aku menyaksikan seluruh prosesnya. Saat itu, kakakku juga sangat sombong seperti tuan muda keluarga Adhitama. Orangnya dingin dan nggak bisa didekati.”“Kakak iparku datang mengganggu kakakku setiap hari. Dia sangat tulus dan keras kepala, sehingga kakakku berhasil ditaklukkan olehnya. Dulu kakak iparku juga pernah berpikir untuk menyerah dan nggak muncul di depan kakakku lagi. Nggak disangka, kakakku sudah biasa diganggu olehnya. Jadi, ketika dia nggak muncul dan berniat menyerah, malah kakakku yang balik mengejarnya.”“Sekarang, di Mambera ini siapa sih yang nggak tahu kalau kakakku sangat memanjakan istrinya?”Yang paling membuat Amelia iri adalah rumah tangga penuh kasih yang
Amelia terdiam.Apa dia keras kepala dan sulit dihadapi?Setelah dipikir-pikir, dia harus mengakui bahwa dia memang sedikit susah dihadapi dan keras kepala.Alasan utamanya adalah dia selalu dimanjakan oleh keluarga Sanjaya. Dia memang dimanja, tapi tidak sampai dia tidak menghargai orang lain. Namun, orang-orang juga tidak gampang bergaul dengannya. Kalau orang yang tidak dia sukai berani mondar-mandir di depannya, dia tidak akan sungkan-sungkan untuk mengusir orang itu pergi.Dia tidak akan menjaga muka orang itu.Dia bahkan pernah melakukan itu pada anggota keluarga Sanjaya.Setelah beberapa saat, Amelia berterima kasih kepada Olivia, “Olivia, terima kasih karena sudah berani mengatakan ini padaku. Selama ini, nggak pernah ada yang berani mengingatkanku secara langsung kalau sifatku nggak baik dan harus diubah.”Olivia berpikir dalam hati. Siapa yang berani menyinggung perasaanmu?Hanya dia, orang yang tidak berada dalam lingkaran pertemanan yang sama dengan wanita itu yang berani.
Setelah mengantar Amelia ke pintu, Junia bertanya dengan rasa ingin tahu, “Oliv, bagaimana kamu bisa mengenal Amelia Sanjaya? Dia bahkan berinisiatif untuk mendatangimu.”Olivia memberi tahu Junia tentang bagaimana Amelia menghentikan motornya dan bagaimana dia mengantar wanita itu ke kantor Adhitama Group.Junia, “Ternyata bisa ya begitu.”Harus diakui, Amelia benar-benar gigih dalam mengejar tuan muda keluarga Adhitama. Keberanian dan semangatnya patut diacungi jempol.“Menurutku Amelia nggak seperti yang dibilang orang-orang. Dia memang angkuh, tapi dengan latar belakang keluarganya itu, dia memiliki hak untuk angkuh. Sebenarnya, cara pandangnya dalam berbagai hal sangatlah bagus. Dia padahal sangat menyukai tuan muda keluarga Adhitama, tapi dia bisa bilang kalau pria itu punya pacar, dia nggak akan mengejar pria itu lagi.”Keangkuhan yang dimilikinya itulah yang tidak memungkinkannya untuk terlibat dalam urusan cinta orang lain.Junia setuju dan berkata, “Bagus sekali kalau dia bis
Junia mengerutkan bibirnya, “Dia memang agak buruk. Aku takut nanti anak yang aku lahirkan akan jelek kalau menikah dengan pria jelek. Kamu gitu yang enak, suami istri sama-sama cantik dan ganteng. Anak kalian nanti pasti akan cantik dan ganteng juga.”Dia lebih memilih menikah dengan pekerja kantoran yang mau berusaha dalam hidup. Tidak apa-apa kalau Stefan tidak berasal dari latar belakang keluarga yang kaya. Pria itu bisa masuk ke Adhitama Group dan menjadi salah satu pemimpin dengan kemampuannya sendiri.Orang-orang yang bisa bekerja di kantor pusat Adhitama Group adalah yang terbaik dari yang terbaik.Olivia, “Kamu jangan kebanyakan baca novel, deh. Aku merasa kamu terlalu banyak baca novel, makanya berharap dirimu seperti tokoh utama dalam novel. Kamu ingin bertemu dengan CEO yang muda, tampan dan kaya, yang hanya menyukai tokoh utama wanitanya, setia dan memanjakan istri. Junia, itu hanya di novel. Mana ada CEO semuda itu di dunia nyata?”“Presdir Adhitama Group memang muda, tap
Olivia baru menutup toko di jam sebelas malam. Dia pulang naik motor listriknya.“Olivia, hati-hati di jalan,” pesan istri pemilik toko sebelah dengan ramah padanya.Olivia tersenyum, “Aku akan berhati-hati.”Istri pemilik toko itu memandang Olivia yang sudah pergi jauh dan berkata, “Anak yang kuat. Hidupnya kasihan. Bisa-bisanya punya keluarga tukang peras seperti itu. Untung saja, dia bisa tangguh dan nggak membiarkan orang-orang itu memanipulasinya.”“Tunggu dan lihat saja. Olivia adalah wanita yang sangat beruntung. Keberuntungannya masih belum datang. Dia juga punya nasib untuk menjadi orang kaya. Nasib yang harus bersusah-susah dahulu, baru bisa hidup enak. Orang-orang yang menindasnya nggak akan bisa menjilatnya lagi di masa depan.”Istri pemilik toko itu menoleh ke suaminya dan berkata dengan wajah cemberut, “Kamu pandai sekali menilai orang dan meramal. Kenapa kamu nggak buka kios peramal di bawah jembatan? Coba kamu ramal istrimu ini, kapan aku bisa punya banyak uang?”“Cepat
“Sebenarnya sudah selesai, tapi Amelia Sanjaya tiba-tiba datang menemuiku hari ini. Dia sangat menyukainya, jadi aku memberikannya untuk wanita itu dulu. Aku pikir, lagi pula kita hidup bersama. Aku bisa membuatkannya untukmu lagi.”Raut wajah Stefan berubah muram, dan pria itu menatap Olivia dengan tatapan tajam.Olivia, “Pak Stefan, apa kamu marah?”Ekspresi Stefan sangat dingin, suaranya juga dingin, “Kamu memberikan barangku ke orang lain tanpa persetujuanku. Masa aku nggak marah?”Diberikan untuk Amelia pula!Amelia sedang mengejar suaminya. Apa wanita ini tahu itu? Olivia benar-benar memberikan kucing keberuntungan yang seharusnya dia berikan kepada Stefan kepada saingannya sendiri.Sungguh murah hati!Olivia berhenti melihat ponselnya, berjalan menghampiri Stefan sambil memegang mangkuk mie-nya, duduk di sebelah pria itu dan berkata dengan nada membujuk, “Pak Stefan, maaf. Aku salah. Aku akan menggantikannya untukmu besok. Kamu marah, ya?”Stefan memelototinya dengan cemberut. B
Stefan melirik mie yang ada di mangkuknya. Saat ini dia kesal setengah mati, tetapi perempuan itu justru makan dengan nikmat. Stefan sedang marah dan Olivia masih bisa duduk di sampingnya makan mie. Perempuan ini benar-benar kejam sekali!Intinya adalah hubungan suami istri mereka berdua berbeda dengan pasangan lainnya. Mereka tidak didasari oleh perasaan dan hanya sebagai teman hidup dalam melewati hari.Stefan menahan rasa kesalnya dan bertanya, “Bukannya Amelia itu berasal dari Sanjaya Group? Kenapa dia bisa mencarimu? Gimana caranya kalian bisa kenal?”Meski Stefan sudah mengetahui alasannya, dia masih tetap menanyakannya pada Olivia karena dia tahu alasannya dari Amelia langsung. Stefan tidak pernah menyebut nama Amelia di hadapan Olivia.Perempuan itu langsung menceritakan seluruh perkenalannya dengan Amelia dengan Stefan. Dan hasilnya sama persis dengan apa yang diceritakan oleh Amelia.“Dia mencariku dan bilang kalau dia sangat tergila-gila dan cinta mati sama Tuan Adhitama. Di