Stefan berkata dengan cemas, “Bu Mulan, tolong minta Bu Kellin untuk segera bantu memeriksa denyut nadinya Oliv. Aku sangat khawatir.”Mereka masih ingin bercanda, tapi mereka tidak tahu betapa cemasnya Stefan.Mulan tersenyum dan berkata kepada Kellin, “Kellin, tolong periksa denyut nadi Oliv untuk mengetahui apakah dia hamil. Dia baru saja muntah-muntah. Aku rasa dia mual karena hamil.”Olivia tersipu, karena sikap cemas suaminya yang membuatnya malu. Semua wanita di kamar anak ini adalah para nyonya dari keluarga kaya. Semua orang diam, sementara Kellin memeriksa denyut nadi Olivia.Stefan gugup. Olivia tersenyum, tapi juga merasa gugup dalam hati. Kalau tebakan mereka salah, dia akan sangat sedih.Setelah beberapa saat, Kellin tersenyum dan berkata kepada Olivia dan Stefan, “Dia hamil. Kalau kalian takut pemeriksaanku nggak akurat, kalian bisa ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan.”Mendengar perkataan Kellin, Olivia tersenyum dan mengangguk berulang kali, lalu berkata, “Terim
Semua orang di ruangan diam-diam pergi, memberikan privacy untuk Stefan dan Olivia.Stefan memeluk Olivia dengan erat dan berkata dengan lembut, “Aku juga sangat senang dan bersemangat.”“Stefan.”“Hm?”“Aku ….” Olivia mengangkat kepalanya dari dalam pelukan Stefan, sementara Stefan juga menunduk menatapnya. Melihat mata Olivia yang berkaca-kaca dan merah, Stefan mengecup mata istrinya itu dengan lembut dan menghibur dengan lembut, “Jangan menangis. Kalau melihatmu menangis, hatiku sakit. Kamu lagi hamil sekarang, jadi jangan sampai suasana hatimu bergejolak terlalu sering.”“Aku tahu, aku terlalu bersemangat. Selama satu tahun ini, aku merasa sangat tertekan. Terutama setelah Junia, yang menikah setelah kita dan langsung hamil. Aku jadi semakin cemas.”Stefan mengecup bibirnya, menciumnya dengan lembut, lalu berkata dengan lembut, “Oliv, nggak perlu mengatakannya lagi. Aku tahu semuanya. Maaf, semuanya karena aku, makanya kamu bisa merasa tertekan seperti itu.”Mereka baru enam bulan
Audrey disukai semua orang. Setelah Mulan menggendong Archie, Olivia baru menggendong Tiano. Kellin dan Jhon juga masuk bersama. Kellin mengambil putranya dari gendongan Olivia, berbalik badan dan memberikan anak itu kepada Jhon, sambil berkata, “Cepat bujuk anakmu ini. Suara tangisannya keras sekali, terus suka menangis lagi. Begitu dia menangis, atap rumah kita rasanya bisa bergetar.”Jhon menggendong putranya dan membujuknya. Anak itu lapar. Ayahnya tidak bisa membujuknya, sehingga dia akhirnya kembali ke pelukan ibunya.Kabar kehamilan Olivia tidak tersebar di luar sana, hanya keluarga Junaidi yang mengetahuinya. Stefan khawatir akan ada terlalu banyak orang di pesta dan akan menabrak tubuh Olivia. Jadi, dia memutuskan untuk segera membawa Olivia kembali ke Mambera.Olivia awalnya tidak ingin kembali ke Mambera terlalu cepat, tapi karena dia tidak bisa membujuk suaminya, dia pun terpaksa mengiyakan.Stefan meminta maaf dan berkata kepada Yose dan istri, “Yose, Oliv sedang hamil dan
Dewi berkata, “Kalau didengar dari perkataanmu, anakmu nggak ada kelebihannya sama sekali.”Stefan adalah cucu tertua dan dibesarkan oleh mertuanya. Saat itu, dia baru menjadi seorang ibu dan belum tahu bagaimana cara merawat bayi. Mertuanya bersedia mengambil alih dan membantunya merawat Stefan, yang membuatnya sangat senang dan santai. Suaminya juga baru saja mengambil alih kepemimpinan di Adhitama Group waktu itu, dan sangat sibuk. Jadi, dia juga kerap menemani suaminya bersosialisasi dengan klien.Mertuanya yang mengasuh anak sulung mereka itu dan menganggap anak sulung mereka sebagai penerus Keluarga Adhitama. Tentu saja, karena putra tertua mereka dibesarkan oleh mertuanya, jadi anak itu secara alami lebih dekat dekat dengan mertuanya, dan paling mendengarkan mereka.Belakangan, ayah mertua Dewi meninggal dunia, dan satu-satunya orang yang bisa mengatur putra sulungnya adalah ibu mertuanya. Dewi sebagai seorang ibu bahkan tidak bisa mengatur putra sulungnya itu.Untungnya, mertua
“Olivia hamil?” Baik Handi maupun istrinya bertanya dengan heran.Stefan mengangguk dan berkata, “Saat di Vila Ferda, Oliv muntah-muntah. Kami meminta Dokter Dharma memeriksa denyut nadinya. Kata Dokter Dharma, Oliv sedang hamil, jadi aku segera membawa Oliv pulang untuk beristirahat.”“Wah, bagus, bagus!” Dewi sangat senang, memeluk suaminya dan berkata sambil tersenyum, “Handi, aku akan menjadi seorang nenek.”Handi juga sangat senang. Sesaat kemudian, Dewi mendorong suaminya menjauh, juga mendorong Stefan yang hendak membantu Olivia keluar dari mobil ke samping. Dia membantu Olivia turun dari mobil dengan hati-hati.Olivia sangat malu dan berkata, “Ma, aku baik-baik saja. Aku nggak lelah, sama sekali nggak.”Dia hanya mengantuk di pesawat dan hanya ingin tidur, tapi Stefan bersikeras bilang kalau dia kelelahan, sampai menggendongnya turun dari pesawat. Sampai semua orang ketakutan dan mengira sesuatu telah terjadi padanya. Sekarang, ibu mertuanya juga sama saja dengan Stefan.“Kamu
Olivia hamil! Setelah mencerna maksud perkataan Stefan, Odelina berteriak kegirangan. Saat ini, dia sedang berada di ruang tengah rumah keluarga Sanjaya bersama putranya. Tante Yuna merindukan Russel.Setelah Russel pulang dari sekolah, dia menjemputnya dan datang ke keluarga Sanjaya. Dia berencana untuk makan malam di sini, kemudian menginap satu malam, dan kemudian mengantar Russel ke TK dari sini besok. Dia tidak menyangka akan menerima kabar baik dari adik iparnya.“Ada apa?”Odelina tiba-tiba berteriak, jadi Yuna dan suaminya, serta Tiara dan juga Russel langsung memandang ke arah Odelina.“Kabar baik, kabar baik.” Odelina tersenyum dan berkata, “Tante, Om, Kak, ada kabar baik yang ingin kuberitahukan pada kalian. Oliv hamil. Stefan baru saja menelepon untuk memberitahuku kabar baik itu.”Begitu dia selesai berbicara, ponsel Yuna berdering. Aksa yang menelepon. Yuna tersenyum dan bertanya pada Odelina sambil menjawab telepon dari anaknya, “Apa kamu yakin?”“Ma, kata Stefan, Dokter
“Russel, kamu seharusnya bilang, bayi yang ada di dalam perut Tante Oliv itu adik perempuan.” Odelina mengajari putranya.Mata Russel berbinar besar dan dia berkata dengan kekanak-kanakan, “Kenapa harus bilang adik perempuan?”Reaksi naluriahnya adalah, bibinya akan memberinya seorang adik laki-laki.“Russel nggak mau punya adik perempuan? Dulu kamu sering minta tantemu untuk memberimu adik perempuan.”Russel berkata, “Liam punya adik perempuan. Aku juga suka adik perempuan. Kalau begitu, aku akan bilang ke Tante, aku nggak mau adik laki-laki lagi. Aku maunya adik perempuan.”“Mau adik laki-laki, ataupun adik perempuan, semuanya sama baiknya.” Yuna tersenyum dan berkata, “Oliv baru hamil anak pertama, jadi nggak masalah mau laki-laki atau perempuan. Asalkan anaknya sehat. Odelina, ayo kita pergi ke Vila Permai sekarang, antar suplemen untuk Oliv.”“Ma, bukannya Oliv dan Stefan pergi ke Vila Ferda di Aldimo? Jonas juga sudah pulang, tuh. Amelia juga bilang, dia akan berusaha meluangkan
“Halo, saya Odelina,” sapa Odelina ramah sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Felicia. Odelina masih bisa mengenali Felicia, sekalipun gadis itu mengenakan masker dan kacamata hitam. Karena Felicia bukan hanya memiliki wajah yang mirip dengannya, tapi juga bentuk tubuh yang mirip satu sama lain. Felicia bergegas mengulurkan tangannya setelah mendengar nama Odelina. Kemudian dia juga melepas kacamata dan maskernya.“Halo, Bu Odelina! Saya Felicia,” balas Felicia ramah. Odelina membalas Felicia dengan senyuman seraya kembali berkata, “Senang berkenalan dengan Bu Felicia.”Kemudian Felicia membungkuk sambil menatap Russel lalu menyentuh kepala anak kecil itu seraya berkata, “Anak ini ganteng sekali. Dia pasti anak Bu Odelina, ya?”“Halo, Bu Felicia! Oh iya, kenapa Bu Felicia kelihatan mirip sekali sama mamaku?” tanya Russel polos. “Karena aku dan mamamu memang ditakdirkan mirip satu sama lain. Russel sama Tante Felicia juga mirip, loh,” jawab Felicia ramah. “Aku mema