Olivia mengerti. Pegawai kantoran berjabatan tinggi seperti Stefan memiliki hak istimewa.Dia mengeluarkan kartu bank yang diberikan Stefan itu, menyerahkannya kepada pria itu dan berpesan, “Kamu harus tawar-menawar harga dengan penjualnya, kurang lebih setengah harga.”Stefan mengembalikan kartu bank itu, “Aku masih punya uang di sini.”Olivia meliriknya pria itu, tetapi tidak bersikeras menyuruh pria itu mengambil kartunya.Dia harus pergi ke rumah kakaknya. Dia sekali lagi berpesan pada Stefan untuk menawar harga saat membeli bunga, lalu bergegas pergi sambil membawa kunci motor listriknya.Apa yang dia tidak tahu adalah, setelah dia pergi, suaminya mengambil merekam balkon itu dan mengirim videonya ke Pak Wisnu, tukang kebun di kediaman keluarga Adhitama.Pak Wisnu langsung meneleponnya.“Den Stefan.”“Pak Wisnu, Bapak sudah lihat video yang kukirim, ‘kan? Tolong buat balkon ini jadi taman kecil. Coba Bapak lihat, butuh berapa pot bunga? Lalu, Bapak pilih bunga-bunga yang murah, ya
“Beli sarapan paling habis berapa, sih, Kak. Aku tahu maksud Kakak.”Penghasilan Olivia tidak sedikit. Dia akan membantu kakaknya, tapi tentu tidak akan menggunakan semua penghasilannya. Dia masih ingin beli rumah.“Apa Russel sudah makan?” tanya Olivia sambil menyentuh kening Russel. Suhu tubuhnya normal.“Sudah minum susu. Aku lagi masak bubur. Aku akan menyuapinya sedikit bubur nanti kalau buburnya sudah siap. Dia nggak akan kelaparan, kok.” Odelina mengurus putranya dengan sangat hati-hati.“Kak, Stefan akan pulang dua hari lagi. Sabtu ini, orang tuanya akan datang. Nanti Kakak dan Kak Roni juga datang ya ke Lotus Residence, untuk bertemu dengan orang tuanya. Tolong beri tahu Kak Roni juga.”Mendengar itu, Odelina berkata dengan gembira, “Adik iparku sudah pulang dari perjalanan bisnis?”“Dia bilang dia akan pulang Jumat malam nanti.”“Oke, aku akan memberi tahu kakak iparmu.”Odelna sebenarnya tahu jelas mengapa adiknya tiba-tiba menikah. Dia tidak membongkar kebohongan adiknya, t
“Aku lihat kamu belanjanya di toko baju. Kamu beli baju? Beli yang semahal itu lagi! Sekali belanja langsung habis dua juta lebih. Kamu bisa hemat sedikit, nggak sih? Kamu kira aku cari duit itu mudah?”“Aku masih harus bayar cicilan rumah, cicilan mobil, masih harus memberi orang tuaku uang setiap bulannya. Russel masih harus minum susu, beli popok, dan lain-lain. Semuanya butuh uang. Kamu juga nggak punya penghasilan, semuanya mengandalkan aku, tapi kamu nggak bisa berhemat sedikit pun, nggak bisa memahamiku.”Odelina menghentikan langkahnya. Setelah suaminya selesai menegurnya, dia menjelaskan, “Suami Olivia akan pulang hari Jumat ini, lalu orang tua dari kedua belah pihak akan bertemu di hari Sabtu dan makan bersama. Aku ini walinya Olivia. Aku harus memberi kesan yang baik pada mertuanya. Baju-bajuku yang dulu sudah nggak pas lagi di badan, jadi aku harus membeli dua setel yang baru.”“Aku juga membelikanmu jas dan dasi baru. Roni, kita nggak usah pulang ke rumah orang tuamu ya we
Dia menikmati pengejaran dan cinta bosnya ini. Dia akan menerima semua bunga dan hadiah dari bosnya, tetapi dia paling-paling akan mencium bibir bosnya. Dia masih menjaga batas terakhir itu.Bukannya dia sok suci, tapi dia sedang menggantung pria itu.Yang diinginkannya bukanlah menjadi selingkuhan, melainkan menjadi istri Roni.Namun, Roni dan istrinya telah bersama selama bertahun-tahun. Mereka juga teman kuliah. Wanita yang bernama Odelina itu juga mantan direktur finance di perusahaan ini dulu. Namum, ketika dia bergabung di perusahaan ini, Odelina sudah mengundurkan diri dan menjadi ibu rumah tangga.Yenny belum pernah bertemu dengan Odelina. Dari rekan-rekan kerja yang sudah lama bekerja di perusahaan ini, dia tahu bahwa wanita itu telah melahirkan seorang anak laki-laki setahun setelah menikah. Sejak saat itu, wanita itu terus merawat putranya di rumah. Mereka juga bilang, badan Odelina jadi berubah setelah melahirkan, jadi gendut seperti bola.Dia juga sering mendengar Roni men
Pada saat ini, barisan mobil mewah perlahan mendekatinya. Salah satunya adalah sebuah mobil Rolls-Royce, yang merupakan mobil pribadi Stefan. Mobil mewah itu diparkir di pinggir jalan. Stefan menurunkan kaca jendela, dan ketika melihat pria yang memiliki bekas luka di wajahnya itu, dia memanggil, “Daniel, apa yang kamu lakukan di sini?”“Aku turun untuk membeli barang, tapi nggak nyangka, mobilku tergores.”“Kamu nggak tahu siapa yang menggores mobilmu?” Stefan refleks berkata, “Perlu bantuanku untuk menemukan orang yang menggores mobilmu itu, nggak?”“Nggak, aku sudah minta nomor teleponnya. Tunggu mobilku diperbaiki baru minta ganti rugi. Di Mambera, nggak ada yang bisa kabur dariku.”Daniel Lumanto kembali ke mobil, menyalakan mobil, dan berkata kepada Stefan, “Ayo pergi.”Mendengar perkataan pria itu, Stefan menaikkan jendela mobilnya dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Segera setelah itu, beberapa mobil mewah itu melaju pergi.Hari berlalu dengan cepat.Dalam sekejap mata, hari sud
Stefan tidak berbicara lagi. Orang yang menggores mobil milik Daniel adalah kakak iparnya yang belum pernah dia temui.“Pak Stefan, sudah malam, aku mau masuk ke kamar dulu untuk istirahat.”Meski dia sudah selesai menenangkan kakaknya, dalam hatinya masih belum yakin. Dalam hati Olivia juga ikut terpengaruh. Setelah dia mengatakan kalimat tersebut, perempuan itu masuk ke dalam kamar.Stefan seperti ingin mengatakan sesuatu tetapi perempuan itu sudah terlanjur masuk ke dalam kamar. Sebenarnya bunga-bunga di balkon itu juga akan dirapikan oleh perempuan itu besok. Akan tetapi kenapa Stefan merasa ada sesuatu yang salah di dalam hatinya? Seperti dirinya berharap untuk mendapat pujian karena baru saja melakukan sesuatu yang baik.“Pak Stefan.”Pintu kamar kembali terbuka, Olivia berdiri di depan pintu kamarnya dan bertanya, “Kamu beli mesin cuci? Berapa harganya?”“Dua unit mesin cuci totalnya 14 juta.”Olivia membandingkan harga mesin di rumah kakaknya dan merasa mesin cuci yang dibeli o
“Masalah kecil saja, malas untuk lapor asuransi. Stefan, kenapa kamu tiba-tiba tanya hal ini?”Stefan terdiam sejenak dan berkata, “Perempuan yang menggores mobilmu siang tadi adalah kakak dari penolong nenekku. Mereka hanya hidup dua kakak beradik saja, kakaknya hanya ibu rumah tangga biasa dan nggak ada pemasukan. Setelah menggores mobilmu, dia khawatir nggak bisa menggantinya.”“Kebetulan sekali! Ternyata dia kakaknya penolong nenekmu. Gimana caranya kamu bisa tahu?” tanya Daniel.“Nenekku sangat menyukai penolongnya itu dan sering ke rumahnya untuk ngobrol. Melihat penolongnya tampak sedih, nenekku bertanya pada dia dan perempuan yang bernama Olivia Hermanus itu menceritakannya pada nenekku,” bohong Stefan.“Wah! Yang menggoreskan mobilku itu namanya Odelina Hermanus! Dari namanya saja ketahuan kalau mereka kakak beradik! Karena dia kakaknya penolong nenekmu, aku nggak akan mempersulit dia,”“Uang sekecil itu juga nggak perlu aku yang merepotkannya. Tapi karena aku korban, aku ngga
Olivia tidak bisa tidur dengan tenang sepanjang malam dan kerap bermimpi buruk. Keesokan harinya, perempuan itu terlihat tidak begitu sehat. Dia melakukan kegiatannya yaitu menjemur pakaian yang kemarin malam selesai dicuci di balkon.Perempuan itu baru menyadari bahwa di balkon sudah terpasang kawat besi panjang khusus untuk menjemur. Balkon yang begitu besar juga terdapat berbagai jenis tanaman. Rata-rata dari tanaman tersebut sudah bermekaran dengan indah. Fokus Olivia seketika langsung tertuju pada barisan pot bunga yang ada di sana.Setelah selesai menjemur semua pakaian, dia memasang rak bunga yang baru saja dibeli kemarin dan menata pot bunga tersebut ke atas rak. Setelah sibuk sesaat, Olivia merasakan ada yang tengah mengawasinya. Dengan cepat dia membalik tubuhnya dan bertemu dengan sepasang mata hitam dan tajam milik seseorang.Sudah menikah selama beberapa hari membuat Olivia mulai terbiasa dengan sikap Stefan yang dingin.“Pagi, Pak Stefan,” sapa Olivia.“Pak, bunga-bunga i