Gadis itu memiliki kemampuan yang cukup cakap. Sampai akhirnya, Kenny muncul yang membuat orang-orang berpikir laki-laki itu akan menjadi CEO Krama Group. “Stefan, kamu baca berita ini, deh,” ujar Olivia sambil menyerahkan ponsel kepada suaminya. “Panggil aku sayang. Bulu kudukku langsung merinding setiap kali kamu memanggilku Stefan. Aku takut kamu ingin mengajariku sesuatu karena aku sudah melakukan kesalahan,” ujar Stefan lalu mengambil ponsel Olivia. “Memangnya ada berita apa?” tanya Stefan lagi. Stefan dengan cepat mengembalikan ponsel Olivia setelah sempat membaca sekilas tentang berita itu dan wajahnya tiba-tiba berubah sedikit lebih cerah lalu dia berkata, “Memang apa bagusnya berita tentang perempuan itu, sih? Aku sudah bilang sejak awal kalau orang yang bisa mengendalikannya hanya ayahnya. Kita nggak perlu mengambil tindakan apa pun dan biarkan ayahnya yang mengurusnya.”Krama Group pastinya akan mendapatkan dampak negatif kalau sampai Stefan yang bertindak untuk memberik
Stefan tersenyum konyol lalu berkata, “Tenang saja, Suamimu ini nggak akan melakukan tindak pelanggaran hukum. Bisnis yang dilakukan keluarga Adhitama adalah bisnis legal dan halal. Musuh yang aku punya adalah musuh dalam bidang bisnis dan aku akan melawannya dengan cara bisnis. Aku akan memastikan kalau lawanku itu tidak akan menang melawanku.”“Tapi, terkadang aku juga nggak bisa mengalahkan musuhku, sekalipun aku sudah berusaha selama bertahun-tahun. Contohnya saja, sepupumu itu. Aku dan sepupumu adalah musuh bebuyutan. Kami sudah bersaing selama bertahun-tahun, tapi aku tetap saja nggak bisa mengalahkan sepupumu dan sepupumu juga nggak bisa mengalahkanku. Aku nggak punya kemampuan untuk membuat musuhku bangkrut dalam sekejap mata.”Stefan mengakui kalau dirinya tidaklah sekuat tokoh utama pria yang ada di dalam novel. Biasanya, tokoh-tokoh itu bisa membuat sebuah perusahaan bangkrut dalam hitungan menit. Namun, Stefan masih membutuhkan proses untuk melakukannya.“Aku nggak peduli,
Ricky menyodorkan bunga yang ada di tangannya kepada Rika seraya berkata, “Nenekku bilang aku sangat bawel dan pandai bicara, sedangkan kamu pendiam. Makanya, Nenek menjodohkanku denganmu. Dengan begitu, kamu pasti nggak akan kesepian karena ada aku.”“Inilah yang disebut saling melengkapi satu sama lain. Keluarga kita pasti akan menjadi keluarga hambar yang membosankan kalau sampai kita berdua adalah orang yang pendiam.”“Oh iya, aku suka sekali deh dengan gaun yang dikenakan Kak Olivia. Menurutmu gaun Kak Olivia dan Kak Rosalina bagus, nggak? Apa kamu mau mencobanya? Aku akan membelikanmu beberapa gaun cantik yang cocok untukmu kalau kamu mau.”Ricky seharusnya sudah merasa puas karena Rika pernah mengenakan pakaian perempuan sekali hanya di hadapannya. Namun, hati manusia itu memang serakah. Dia sangat terpesona ketika melihat Rika mengenakan pakaian perempuan dan ingin sekali bisa melihat pemandangan seperti itu setiap harinya. Oleh karena itu, Ricky terus mengikuti Rika keluar da
Rika berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Ricky lalu berkata, “Aku nggak perlu apa pun. Jadi, kamu nggak perlu kasih aku hadiah.”Hadiah yang diberikan Ricky adalah hadiah-hadiah yang diinginkan oleh para gadis. Namun, Rika tidak menyukai semua itu, sekalipun dia adalah seorang gadis.“Aku nggak akan memberikanmu hadiah apa pun, atau mungkin kamu saja yang memberikanku hadiah. Rika, aku jarang sekali menerima hadiah darimu,” balas Ricky penuh percaya diri. Kemudian dia berkata kembali sambil mengejar Rika, “Aku akan menyukai semua hadiah yang kamu berikan padaku. Apa pun itu, aku akan menyukainya.”Namun, Rika tidak ingin memedulikan Ricky. Jadi, dia terus saja berjalan tanpa menghiraukan laki-laki cerewet yang terus mengikutinya itu. “Mereka kelihatan penuh semangat, ya,” ujar Olivia sambil memperhatikan pasangan itu dari gazebo bersama Stefan. “Ricky itu cerewet, sedangkan Riko pendiam. Mereka saling melengkapi kekurangan masing-masing ketika mereka bersama.”Nenek memilih
“Sekarang sudah jam 8, tapi Kak Tiara belum turun untuk sarapan. Makanya, aku ke atas untuk melihat keadaan Kakak. Apa Kakak baik-baik saja?” tanya Amelia setelah Tiara membuka pintu kamarnya. Tiara memegangi perut buncitnya lalu berkata, “Aku baik-baik saja, kok. Aku cuma lelah karena kurang tidur beberapa malam terakhir. Makanya, aku memilih untuk tetap beristirahat di tempat tidur. Aku sudah bangun ketika Aksa bangun, tapi aku nggak mau bangun dari tempat tidur. Kamu belum berangkat kerja?”“Aku akan berangkat sebentar lagi. Lagi pula, nggak ada urusan penting di kantor, jadi aku juga lebih sering pergi ke toko buku untuk melihat-lihat dan mengobrol dengan Junia setelah aku selesai memeriksa keadaan kantor. Olivia masih berada dalam masa bulan madu, jadi dia nggak akan bekerja di bulan ini,” jawab Amelia. Olivia dan Stefan memutuskan untuk tidak pergi bekerja setelah mereka melaksanakan resepsi pernikahan mereka, sekalipun mereka tidak pergi berbulan madu. Mereka berdua akan tingg
Tiara kembali mengerutkan keningnya lalu dia memeluk perutnya seraya berkata, “Amelia, sepertinya aku harus melahirkan lebih awal. Rasa sakitnya semakin jelas.”“Ayo, kita harus segera ke rumah sakit. Aku akan membawamu ke sana,” balas Amelia semakin panik. Ketika Amelia hendak membantu Tiara berdiri tiba-tiba saja Tiara berkata, “Kamu siapkan dulu perlengkapan melahirkanku yang ada di lemari. Selain itu, tolong ambilkan berkas rekam kehamilanku yang ada di laci lemari.”“Oke, Kakak duduk saja dulu. Aku akan menyiapkan semuanya. Kakak tenang, ya. Jangan panik, aku akan mengurusnya dengan cepat,” ujar Amelia berusaha menenangkan Tiara. Amelia dengan cepat mengambil barang-barang yang diminta kakaknya. Kemudian dia bergegas ke lantai bawah tanpa berkata apa-apa lagi kepada Tiara. Tiara terus menunggu adik iparnya membereskan barang-barang yang diperlukannya untuk persalinan. Namun, dia tidak menyangka kalau Amelia akan langsung berlari ke lantai bawah tanpa membawanya setelah dia sele
“Mama!”Amelia menekan jendela mobilnya lalu berkata kepada orang tuanya yang berusaha menghentikan mobilnya, “Kak Tiara mau melahirkan. Dia bilang kalau perutnya sakit, jadi kita harus segera ke rumah sakit.”“Siapa yang mau kamu bawa ke rumah sakit?” tanya Yuna kepada putrinya. “Kak Tiara, kakak iparku mau melahirkan,” jawab Amelia dengan wajah panik. “Di mana kakak iparmu itu?” tanya Yuna lagi. Amelia menoleh ke kursi belakang dan tidak menemukan keberadaan kakak iparnya. Dia hanya melihat ada tas keperluan melahirkan Tiara di kursi belakang. Dia membeku sejenak lalu dengan cepat dia kembali berkata kepada Jonas, “Jonas, cepat putar balik. Kak Tiara masih ada di rumah.”Jonas langsung terdiam setelah menyadari kebodohannya dan Amelia. Yuna justru tidak bisa menahan tawanya. Dia tidak menyangka ternyata kejadian seperti ini bukan terjadi kepada putranya, melainkan terjadi kepada putrinya. Wajah Amelia memerah lalu dia pun berkata, “Kak Tiara memintaku untuk mengambil barang-bara
Amelia juga ikut tertawa lalu dia berkata, “Kak Tiara, jangan menertawakanku terus, dong. Tadi itu, aku benar-benar panik. Aku yakin, kakakku pasti akan lebih panik dariku kalau saja dia ada di posisiku.”“Oke, aku akan berhenti tertawa. Aku cuma merasa rasa sakitku sedikit memudar ketika tertawa,” balas Tiara. “Kalau begitu, Kakak tertawa saja lagi kalau memang itu bisa membuat perutmu nggak terlalu sakit. Lagi pula, aku sudah kebal dengan tertawaan orang-orang padaku,” ujar Amelia sambil tersenyum. Tiara kembali tertawa sambil memeluk perutnya lalu tiba-tiba saja dia kembali mengerutkan kening seraya berkata, “Sekarang, perutku terasa lebih sakit. Sakitnya lebih intensif dari sebelumnya.”“Kalau begitu, sekarang kita harus pergi ke rumah sakit,” ujar Yuna cepat. Walaupun ini adalah kehamilan pertama Tiara, mungkin saja proses melahirkannya cukup cepat. Karena ada juga beberapa orang yang melahirkan hanya dalam waktu beberapa jam setelah mengalami kontraksi pertama. Bisa saja, Tiar