Henry mengangguk karena juga merasa sangat lega. Dia berkata, "Benar, kita akhirnya bisa tenang sekarang. Kita tidak perlu takut ada yang membuat keributan lagi."Seusai mengatakan itu, Henry mengalihkan topik pembicaraan, "Omong-omong, para mutan itu terus meronta-ronta. Lihatlah ....""Paman Henry, aku memang ingin membicarakan masalah ini denganmu. Obat yang kupunya terbatas. Aku ingin meminta bantuanmu mencarikan beberapa bahan untuk membuat obat ini. Seharusnya, aku memberitahumu kemarin. Tapi, aku terlalu lelah sampai melupakan hal ini," jelas Suzy.Henry pun memahaminya sehingga menimpali, "Kamu berikan saja daftar obatnya kepadaku. Aku akan menyuruh orang mempersiapkan berapa pun yang kamu butuh.""Baiklah," sahut Suzy. Selesai membahas masalah obat, Suzy meminta bantuan lain lagi dari Henry.Sejam kemudian, Suzy dan Robert menaiki mobil yang diatur kedutaan dan pergi ke pangkalan kompetisi medis.Suzy teringat saat pertama kali dia datang kemari. Waktu itu, dia berambisi untuk
Air mata Suzy mengalir sesaat melihat sahabat-sahabatnya dan mendengar sambutan mereka yang begitu antusias.Suzy tersenyum sambil mengangguk. "Em."Pria yang berdiri di samping Suzy langsung berdeham untuk mengingatkannya.Suzy pun menambahkan. "Tunggu sampai urusanku selesai."Suzy harus menenangkan para mutan. Jika berhasil menyelesaikan semua urusannya sebelum kompetisi selesai, Suzy pasti akan kembali untuk ikut bertanding. Tak jauh dari sana, seseorang muncul sambil berbicara dengan sinis, "Memangnya peserta yang sudah didiskualifikasi masih bisa kembali berkompetisi? Mustahil!"Tanpa menoleh pun orang-orang tahu siapa yang sedang berbicara. Senyuman di wajah mereka pun pudar.Jean adalah orang pertama yang menoleh. Dia memutar bola matanya sambil menjawab, "Matsumo, berdasarkan skor saat ini, kelompokmu tidak akan bisa masuk ke babak final. Kalau aku jadi kamu, aku sudah mengundurkan diri dan kembali ke negaraku. Kulihat, anggota kelompokmu masih tahu malu, tidak seperti kamu,
"Kalian ngapain? Kalian ngapain? Tahan mereka, jangan!" Matsumo berteriak histeris.Ivan dan temannya tidak memedulikan teriakan Matsumo. Mereka menarik lengan Matsumo, lalu menyeretnya keluar.Penjaga gerbang terkejut melihat tindakan Ivan. Sesaat tersadar dari lamunan, Jean dan yang lainnya mengadang penjaga gerbang untuk menolong Matsumo.Dengan kekompakan anggota kelompok, Matsumo berhasil diseret keluar dari gerbang pangkalan.Ivan tersenyum dingin sambil berbicara kepada Matsumo, "Sekarang kamu sama kayak kami. Bukankah kelompokmu juga harus didiskualifikasi?"Matsumo mengentakkan kakinya dengan marah. "Bajingan! Kalian keterlaluan!""Kamu sendiri yang cari penyakit!" Jean melirik sinis.Matsumo membelalak tanpa bisa membantah. Sembari menahan amarahnya, Matsumo mendorong Ivan dan berjalan ke depan penjaga gerbang untuk protes. "Kalian lihat sendiri, mereka yang menyeretku keluar secara paksa!"Setelah selesai bicara, Matsumo meninggalkan mereka dan masuk kembali ke dalam pangkal
Jean mengangguk setuju. "Ivan mempertaruhkan nyawanya untuk menangkap mata-mata yang menyusup ke dalam pangkalan."Ivan menggaruk kepala sambil tersenyum canggung.Mereka mengobrol cukup lama, intinya mereka membahas pengalaman Suzy dan Robert saat ditangkap. Semua orang yang berada di pangkalan mengkhawatirkan keselamatan mereka."Sudah, kita harus pulang." Robert melirik Suzy.Meskipun tidak rela berpisah dengan teman-temannya, Suzy mengangguk dan harus pergi. Terlalu banyak hal luar biasa yang terjadi beberapa waktu lalu, Suzy bahagia dan bersyukur bisa bertemu kembali bersama kerabat dan sahabatnya."Pak Jean, Ivan, Christina, kami pamit dulu." Kata Suzy.Jean mengangguk, sedangkan yang lain melambaikan tangan. "Cepat kembali, kami menunggumu.""Em." Suzy mengangguk.Ketika Suzy dan Robert hendak pergi, terdengar suara asing yang memanggilnya. "Suzy!"Sesaat menoleh, terlihat Profesor Smith yang berlari ke arah Suzy. "Aku dengar dari Matsumo, katanya kamu sudah kembali. Tadinya aku
Suzy menatap Robert yang berdiri di sampingnya. Sorotan mata Robert tampak tidak berdaya, tetapi dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.Suzy berpamitan kepada semua orang, lalu masuk ke dalam mobil.Di tengah perjalanan, Suzy bertanya kepada Robert dengan hati-hati, "Kamu marah karena aku berjanji akan kembali mengikuti kompetisi?"Robert tersadar dari lamunannya, lalu menoleh ke samping. Robert tersenyum melihat ekspresi Suzy yang begitu hati-hati."Tidak." Robert menggelengkan kepala. "Tidak, aku memahami perasaanmu. Lagi pula semua orang mengharapkan kamu kembali. Kalau aku jadi kamu, aku pun akan melakukan hal yang sama.""Lalu kenapa ekspresimu kelihatan marah?" Suzy sedikit lebih lega setelah mendengar jawaban Robert.Robert melayangkan tatapan tak berdaya, lalu menggenggam tangannya. Melihat punggung tangan Suzy yang pucat, Robert menggenggam erat tangannya dan menjawab, "Aku mengkhawatirkan kesehatanmu ...."Suzy tertegun dan menarik tangannya dari cengkeraman Robert. "Aku bai
Robert melirik sekilas wajah Suzy. Hanya dengan satu tatapan, Suzy langsung meyakini tebakannya.Suzy langsung menegakkan tubuh dan berkata dengan serius, "Tidak, tidak boleh! Kamu telah menggunakan darahmu demi menyelamatkan aku, banyak darahmu yang terbuang. Aku baik-baik saja, aku .... Uhm, uhm!"Tanpa menunggunya selesai bicara, Robert langsung mengecup bibir Suzy untuk membungkamnya. Dalam sekejap, aliran darah mengalir memenuhi mulut Suzy.Suzy membelalak, dia sulit memercayainya.Robert ....Sementara Robert menciumnya dengan arogan, matanya yang dalam seperti lautan juga seolah sedang memberikan perintah. Ciuman tersebut berlangsung penuh gairah, sopir yang mengendarai tersipu malu mendengar suara kecupan yang memenuhi mobil. Sopir tersebut tidak berani menoleh, dia hanya bisa menginjak pedal gas dan meningkatkan kecepatan mobil.Akhirnya ciuman yang panjang pun berakhir. Bibir Suzy yang tadinya pucat malah berubah jadi merah merona setelah dikecup Robert.Suzy terengah-engah s
Lance membeli 199 tangkai bunga mawar, Aluna pasti menyukainya.Sambil membawa hadiah yang telah disiapkan, Lance masuk ke dalam taksi dan pergi ke Rumah Sakit Nasional."Tuan Lance?" Orang-orang di Rumah Sakit Nasional terkejut melihat kemunculannya.Semua orang mengetahui bahwa Lance sedang berada di Negara Filic. Kenapa Lance pulang sendirian? Sementara Daniel masih berada di Negara Filic.Melihat penampilan serta bunga mawar yang dibawa, tampaknya hari ini Lance ingin menyatakan cinta atau melamar seorang wanita.Begitu mendengar gosip tersebut, Gilbert keluar dari ruangannya untuk menyaksikan keseruan. "Wah, putranya Daniel datang ke rumah sakitku untuk mencari kekasih?"Gilbert melangkah mendekati Lance sambil mengetesnya. "Bocah, kamu tidak salah tempat? Selain Suzy dan Christina, semua perawat yang bekerja di sini adalah wanita paruh bayah."Lance mengabaikan ejekan Gilbert dan menjawab dengan tulus, "Pak Gilbert, wanita yang ingin aku temui bukan dokter, tapi pasien."Gilbert
Gilbert mengantar Lance hanya demi memuaskan rasa ingin tahunya.Jarak antara asrama dan gedung rumah sakit tidak jauh. Hanya saja, pintu asrama dijaga ketat dan orang asing dilarang masuk.Gilbert menghentikan langkahnya dan berkata, "Ini asrama khusus menampung para mutan. Kondisi mereka lumayan bagus, mereka tidak akan asal menyerang manusia. Sesekali, mereka diizinkan keluar untuk jalan-jalan."Lance mengangguk, lalu berinisiatif bertanya kepada satpam yang berjaga, "Halo, aku ingin menemui wanita yang bernama Aluna.""Aluna?" Satpam mengenalinya. "Tunggu sebentar, tadi dia pergi jalan-jalan.""Baik." Lance mengangguk. Dia memeluk bunga yang dibawa dan menunggu dengan sabar.Gilbert menemani Lance menunggu. Setengah jam telah berlalu, tetapi Aluna belum kembali.Gilbert mengerutkan alis dan bertanya, "Mereka hanya diberikan waktu setengah jam untuk jalan-jalan. Sekarang sudah lewat dari 30 menit.""Hmm ... kondisi Aluna lebih bagus daripada mutan yang lain. Jadi, waktu yang diberik