Tubuh Aluna terasa seakan terkena sengatan listrik, dia memberontak dan berusaha melepaskan pelukan Lance.Lance menggenggam erat pergelangan tangan Aluna. "Aluna ...."Hati Lance remuk melihat Aluna yang menundukkan kepala dan berusaha melepaskan diri."Tolong, jangan kabur lagi. Aku salah, maafkan aku. Aku bertemu Dokter Martin di Kota Kapri, dia sudah menceritakan semuanya. Maafkan aku, selama ini aku salah paham." Lance memohon kepadanya.Aluna berhenti memberontak. Dia menggelengkan kepala tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Lance menatap tulus wanita yang berada di hadapannya. "Kamu adalah orang pertama yang menyadari kejahatan Stanson. Selama ini kamu melawannya seorang diri, tapi aku malah mencurigaimu tanpa tahu apa-apa ....""Saat kamu membutuhkanku, seharusnya aku berada di sampingmu untuk melawan Stanson. Tapi aku malah ...," kata Lance sambil terisak-isak.Aluna mengangkat kepalanya dengan ragu-ragu, dia menatap mata Lance dan berkata, "Kamu tidak salah, aku yang tidak mau
Lance memeluk erat Aluna, dia lega telah menemukan wanita yang dicintainya. "Kamu membohongiku karena terpaksa. Walaupun awalnya aku marah, aku membenci diri sendiri setelah mengetahui semuanya. Seharusnya aku lebih peka, harusnya aku menyadari kesulitanmu lebih awal."Perasaan Lance diliputi penyesalan setiap membayangkan Aluna yang harus menghadapi Stanson sendirian dan dihantui ketakutan.Namun Lance segera menahan lonjakan emosinya. "Aluna, Stanson sudah dihancurkan dan anak-anak di panti asuhan akan dipindahkan ke tempat yang lebih baik agar mendapatkan pendidikan yang normal. Aluna, biarkan aku menemani dan menjagamu ....""Tidak!" Aluna menyela ucapan Lance.Lance sama sekali tidak memedulikan penolakan Aluna, dia tahu apa yang dikhawatirkannya."Aku tidak keberatan dengan wajahmu. Kalau kamu mau melakukan operasi plastik, aku akan membantumu untuk mencari dokter yang terbaik." Lance berusaha meyakinkan Aluna.Aluna tersentuh mendengar janji yang diucapkan Lance. Pertahanan Alun
Aluna membutuhkan waktu untuk menenangkan diri. Setelah mempertimbangkan segalanya, Aluna membuka matanya yang berlinang air mata.Kemudian Aluna menutup kotak perhiasan yang dipegang Lance sambil tersenyum sedih. "Lance, terima kasih atas cintamu. Tapi ... aku tidak bisa menerima lamaranmu. Kamu berhak mendapatkan wanita yang lebih baik."Setelah bicara, Aluna kembali menunduk dan pergi meninggalkan Lance."Cincin ini milikmu. Selain kamu, aku tidak akan memberikannya kepada wanita lain." Lance bangkit berdiri.Aluna berhenti sesaat mendengar ucapan Lance. Lance memegang pundak Alena dan memutar badannya. Lance kembali membuka kotak perhiasan, lalu mengenakan cincin tersebut ke jari manis Aluna."Aluna, terimalah aku. aku berjanji akan menemanimu menghadapi segala masalah yang ada." Lance menatap mata Aluna.Walaupun terharu, Aluna tetap mengkhawatirkan masa depannya bersama Lance. Aluna mencintai Lance, apakah dia harus mengambil risiko ini?Aluna menatap cincin yang diberikan selam
"Maaf merepotkan kalian." Aluna merasa bersalah karena telah merepotkan pihak rumah sakit."Tidak apa-apa." Lance menggelengkan kepala.Ketika Lance dan Aluna hendak pergi meninggalkan taman, anak laki-laki yang tadi merundung Aluna kembali sambil menangis."Kakek, Nenek, mereka menindas aku. Huhuhu!" Anak laki-laki itu mengadu sesaat melihat Lance dan Aluna.Tanpa melihat jelas wajah Lance dan Aluna, sepasang kakek dan nenek itu langsung memarahi Lance, "Kamu yang menindas cucuku dan mau melemparnya ke sungai? Cucu kesayanganku paling takut air. Kamu membuatnya ketakutan!"Lance mengerutkan alis saat menghadapi kedua orang tua ini. Lance berusaha menahan emosi dan menjelaskan secara baik-baik. "Cucumu mengajak teman-temannya untuk menindas pacarku. Aku hanya mencegatnya, aku tidak menindasnya.""Bohong! Kamu merebut pedangku dan mengancam ingin melemparku ke sungai." Anak laki-laki itu merengek.Lance tidak menyangka akan bertemu anak senakal ini. Lance tidak mungkin mengajak seorang
"Tuan Lance maafkan kami. Anda adalah pahlawan negara, sebuah kehormatan bisa bertemu Anda." Sang kakek menundukkan kepala dan meminta maaf.Sang nenek yang tadinya memuja-muja cucunya, sekarang malah menjewer cucunya dan memarahinya, "Anak nakal! Apakah Nenek pernah mengajarimu menindas orang? Beraninya kamu menindas pacar Tuan Lance ...."Sembari memarahi cucunya, nenek tersebut menoleh ke arah Aluna. Sesaat melihat wajah Aluna, nenek tersebut ketakutan seolah sedang melihat hantu."Ini ... pacarmu?" Nenek tersebut menunjuk wajah Aluna, dia sangat kaget.Melihat reaksi istrinya, sang kakek penasaran dan menoleh ke arah Aluna. Sang kakek tak kalah kaget, dia bahkan ketakutan sampai tak bisa berkata-kata."Apa kataku? Dia monster ...," kata anak laki-laki itu.Tatapan mereka bagaikan pisau yang menikam hati Aluna. Aluna mengempaskan tangan Lance, lalu berlari pergi."Aluna!" Lance memelototi ketiga orang itu, lalu bergegas mengejar Aluna.Setelah mengejar sekitar 10 meter, akhirnya Lan
Gilbert melambaikan tangan. "Aku paham, namanya juga anak muda. Yang penting kamu kembali dengan selamat."Lance mengangguk sambil menatap Aluna yang berdiri di sampingnya. Lance berpikir sebentar, lalu bertanya kepada Gilbert, "Pak Gilbert, apakah aku boleh membawa Aluna pulang?""Membawanya pulang?" Gilbert menatapnya dengan terkejut.Lance menjawab, "Aku mau merawat Aluna di rumah."Aluna kaget hingga mengangkat kepalanya dan tercengang.Gilbert mempertimbangkan permintaan Lance. "Di antara semua mutan, kondisi Aluna yang paling bagus. Secara garis besar, kondisi Aluna bisa dibilang normal. Hanya saja, dia masih harus diberikan suntikan obat untuk pemulihan. Begini saja .... Kamu rawat dan suntikkan sendiri obatnya di rumah.""Boleh, terima kasih!" Lance mengangguk."Ikut aku." Gilbert membawa Lance untuk pergi membawa obat, sedangkan Aluna menunggu di tempat.Sesampainya ruang penyimpanan obat, Gilbert memberikan cairan obat kepada Lance."Totalnya berjumlah 7, setiap hari suntikka
Kediaman Keluarga Xin.Setelah menerima telepon dari Lance, Lorraine telah menyiapkan semuanya. Para pelayan sedang sibuk di dapur, bunga-bunga di ruang tamu telah diganti dan beberapa jenis buah-buahan tersaji di atas meja.Tidak disangka, kepergian Lance ke Negara Filic tak hanya menyelesaikan misi, tetapi juga menyelesaikan salah satu persoalan hidup.Sebagai seorang ibu, Lorraine sangat senang mengetahui Lance yang telah menemukan seorang kekasih. Setelah mendengar semua yang dialami Aluna, Lorraine justru kagum dan bersimpati.Lorraine menunggu di depan rumah. Tak berapa, sebuah taksi berhenti di depan gerbang.Begitu pintu mobil terbuka, tampak Lance yang keluar sambil menggandeng seorang wanita.Sikap Lance sangat berbeda setelah memiliki kekasih. Lorraine bahagia melihat putranya bahagia."Lance, Aluna," Lorraine menyapa.Sesaat melihat wajah Aluna, Lorraine tak dapat berbohong, dia sangat terkejut.Walaupun Lance telah menceritakan semuanya, Lorraine syok saat melihat wajah Al
"Lagi pikirin apa? Sampai tidak lihat jalan." Lance tersenyum.Aluna tersadar dari lamunan, dia merasa agak canggung. "Tidak ada apa-apa."Aluna membuka pintu kamar dan masuk. Dia terkesima melihat dekorasi kamarnya.Dekorasi kamar sangat lucu, terdapat sekumpulan bunga kecil di sebelah jendela, sebuah boneka besar di kasur, dan berbagai ornamen kecil di meja rias.Tatapan Lance tertuju kepada boneka yang ada di atas tempat tidur. "Kayaknya ibuku mengira kamu menyukai dekorasi yang menggemaskan, makanya dia menaruh boneka. Kalau kamu tidak suka, beri tahu aku saja.""Tidak, aku sangat suka dekorasi kamar ini. Ini ... adalah kamar impianku." Aluna menatap kamarnya dengan penuh kekaguman.Lance terkejut. "Ternyata kamu menyukai dekorasi seperti ini? Sepertinya ibuku sangat memahamimu."Aluna mengangguk. "Nyonya Lorraine sangat baik hati."Tiba-tiba Aluna teringat akan kenangan masa kecilnya. Dulu, Aluna mengira kalau Keluarga Stane merupakan keluarga terbaik. Aluna sangat menghormati dan