"Maaf merepotkan kalian." Aluna merasa bersalah karena telah merepotkan pihak rumah sakit."Tidak apa-apa." Lance menggelengkan kepala.Ketika Lance dan Aluna hendak pergi meninggalkan taman, anak laki-laki yang tadi merundung Aluna kembali sambil menangis."Kakek, Nenek, mereka menindas aku. Huhuhu!" Anak laki-laki itu mengadu sesaat melihat Lance dan Aluna.Tanpa melihat jelas wajah Lance dan Aluna, sepasang kakek dan nenek itu langsung memarahi Lance, "Kamu yang menindas cucuku dan mau melemparnya ke sungai? Cucu kesayanganku paling takut air. Kamu membuatnya ketakutan!"Lance mengerutkan alis saat menghadapi kedua orang tua ini. Lance berusaha menahan emosi dan menjelaskan secara baik-baik. "Cucumu mengajak teman-temannya untuk menindas pacarku. Aku hanya mencegatnya, aku tidak menindasnya.""Bohong! Kamu merebut pedangku dan mengancam ingin melemparku ke sungai." Anak laki-laki itu merengek.Lance tidak menyangka akan bertemu anak senakal ini. Lance tidak mungkin mengajak seorang
"Tuan Lance maafkan kami. Anda adalah pahlawan negara, sebuah kehormatan bisa bertemu Anda." Sang kakek menundukkan kepala dan meminta maaf.Sang nenek yang tadinya memuja-muja cucunya, sekarang malah menjewer cucunya dan memarahinya, "Anak nakal! Apakah Nenek pernah mengajarimu menindas orang? Beraninya kamu menindas pacar Tuan Lance ...."Sembari memarahi cucunya, nenek tersebut menoleh ke arah Aluna. Sesaat melihat wajah Aluna, nenek tersebut ketakutan seolah sedang melihat hantu."Ini ... pacarmu?" Nenek tersebut menunjuk wajah Aluna, dia sangat kaget.Melihat reaksi istrinya, sang kakek penasaran dan menoleh ke arah Aluna. Sang kakek tak kalah kaget, dia bahkan ketakutan sampai tak bisa berkata-kata."Apa kataku? Dia monster ...," kata anak laki-laki itu.Tatapan mereka bagaikan pisau yang menikam hati Aluna. Aluna mengempaskan tangan Lance, lalu berlari pergi."Aluna!" Lance memelototi ketiga orang itu, lalu bergegas mengejar Aluna.Setelah mengejar sekitar 10 meter, akhirnya Lan
Gilbert melambaikan tangan. "Aku paham, namanya juga anak muda. Yang penting kamu kembali dengan selamat."Lance mengangguk sambil menatap Aluna yang berdiri di sampingnya. Lance berpikir sebentar, lalu bertanya kepada Gilbert, "Pak Gilbert, apakah aku boleh membawa Aluna pulang?""Membawanya pulang?" Gilbert menatapnya dengan terkejut.Lance menjawab, "Aku mau merawat Aluna di rumah."Aluna kaget hingga mengangkat kepalanya dan tercengang.Gilbert mempertimbangkan permintaan Lance. "Di antara semua mutan, kondisi Aluna yang paling bagus. Secara garis besar, kondisi Aluna bisa dibilang normal. Hanya saja, dia masih harus diberikan suntikan obat untuk pemulihan. Begini saja .... Kamu rawat dan suntikkan sendiri obatnya di rumah.""Boleh, terima kasih!" Lance mengangguk."Ikut aku." Gilbert membawa Lance untuk pergi membawa obat, sedangkan Aluna menunggu di tempat.Sesampainya ruang penyimpanan obat, Gilbert memberikan cairan obat kepada Lance."Totalnya berjumlah 7, setiap hari suntikka
Kediaman Keluarga Xin.Setelah menerima telepon dari Lance, Lorraine telah menyiapkan semuanya. Para pelayan sedang sibuk di dapur, bunga-bunga di ruang tamu telah diganti dan beberapa jenis buah-buahan tersaji di atas meja.Tidak disangka, kepergian Lance ke Negara Filic tak hanya menyelesaikan misi, tetapi juga menyelesaikan salah satu persoalan hidup.Sebagai seorang ibu, Lorraine sangat senang mengetahui Lance yang telah menemukan seorang kekasih. Setelah mendengar semua yang dialami Aluna, Lorraine justru kagum dan bersimpati.Lorraine menunggu di depan rumah. Tak berapa, sebuah taksi berhenti di depan gerbang.Begitu pintu mobil terbuka, tampak Lance yang keluar sambil menggandeng seorang wanita.Sikap Lance sangat berbeda setelah memiliki kekasih. Lorraine bahagia melihat putranya bahagia."Lance, Aluna," Lorraine menyapa.Sesaat melihat wajah Aluna, Lorraine tak dapat berbohong, dia sangat terkejut.Walaupun Lance telah menceritakan semuanya, Lorraine syok saat melihat wajah Al
"Lagi pikirin apa? Sampai tidak lihat jalan." Lance tersenyum.Aluna tersadar dari lamunan, dia merasa agak canggung. "Tidak ada apa-apa."Aluna membuka pintu kamar dan masuk. Dia terkesima melihat dekorasi kamarnya.Dekorasi kamar sangat lucu, terdapat sekumpulan bunga kecil di sebelah jendela, sebuah boneka besar di kasur, dan berbagai ornamen kecil di meja rias.Tatapan Lance tertuju kepada boneka yang ada di atas tempat tidur. "Kayaknya ibuku mengira kamu menyukai dekorasi yang menggemaskan, makanya dia menaruh boneka. Kalau kamu tidak suka, beri tahu aku saja.""Tidak, aku sangat suka dekorasi kamar ini. Ini ... adalah kamar impianku." Aluna menatap kamarnya dengan penuh kekaguman.Lance terkejut. "Ternyata kamu menyukai dekorasi seperti ini? Sepertinya ibuku sangat memahamimu."Aluna mengangguk. "Nyonya Lorraine sangat baik hati."Tiba-tiba Aluna teringat akan kenangan masa kecilnya. Dulu, Aluna mengira kalau Keluarga Stane merupakan keluarga terbaik. Aluna sangat menghormati dan
"Em." Aluna berbaring ke atas tempat tidur.Lance menyelimutinya sambil berpesan, "Kamarku menghadap taman. Kalau butuh sesuatu, cari aku di sana. Atau kamu juga boleh memanggil pelayan. Nanti malam aku baru datang lagi untuk memberikanmu obat."Lance kasihan melihat mata Aluna yang memerah."Kamu juga istirahat.""Oke." Sebelum pergi, Lance tak lupa berpesan, "Jangan berpikir terlalu banyak, istirahat yang tenang."Aluna memahami kekhawatiran Lance. "Tenang saja, aku tidak akan kabur."Lance meninggalkan kamar dan menutup pintu secara perlahan.Sekarang hanya tersisa Aluna seorang di dalam kamar. Cahaya matahari bersinar menembus jendela, Aluna berbaring dengan ditemani aroma bunga lili yang menyegarkan.Aluna membuka matanya, lalu mengulurkan tangannya ke udara. Dia menatap gelang giok yang dikenakan, giok tersebut adalah giok berkualitas tinggi.Berbagai macam pikiran terbesit di kepalanya. Sebagian besar didominasi rasa haru dan kehangatan.Aluna mengira kalau hidupnya telah berakh
Tak ada yang bisa dibantu Henry. Daripada menjadi obat nyamuk, dia pergi membereskan pekerjaannya sendiri.Daniel baru kembali dari kerajaan Negara Filic. Pada sore hari, mereka semua makan bersama.Sesekali Henry melirik Daniel, seperti ada yang ingin ditanyakan.Suzy tersenyum saat melihat gelagat Henry. Suzy pun memutuskan untuk membantu Henry dan bertanya kepada Daniel, "Bagaimana pertemuan Ayah dan Raja Roger? Apa katanya?"Henry menghentikan gerakannya dan menegakkan kuping untuk mendengarkan jawaban Daniel.Daniel mengingat-ingat, lalu menjawab, "Raja Roger mau mengadakan pesta untuk berterima kasih kepada kita.""Pesta? Kayaknya tidak perlu ...." Suzy melirik Robert yang kelihatan tidak antusias.Robert dan Suzy tidak begitu menyukai keramaian.Daniel pun tidak menyukai keramaian. "Aku menolaknya."Setelah bicara, Daniel melirik Henry yang sedang fokus mendengar pembicaraan mereka. "Pak Henry, bagaimana kalau kamu mewakili kami untuk menghadiri pestanya? Bagaimanapun kamu tingg
Matahari sore mulai terbenam di ufuk barat.Perlahan-lahan, langit yang berwarna oren berubah menjadi kegelapan yang menyelimuti dunia.Bulan menggantikan matahari untuk menyinari dunia. Suara gemercik air terdengar di dalam selimut."Uhm, Robert, cukup ...." Suzy mendorong pria yang menindih tubuhnya. Mulut Suzy terasa dipenuhi aroma darah.Suzy merasa seperti vampire, setiap malam Robert memaksanya untuk mengisap darah. Suzy mengerahkan seluruh tenaganya untuk mendorong Robert. "Sudah, cukup ...."Robert terdorong hingga jauh ke samping tempat tidur. Suzy terkejut, apakah Robert memberikan terlalu banyak darah hingga mengorbankan kesehatan sendiri?Suzy buru-buru mengecek kondisi Robert, dia memukul wajahnya sambil memanggilnya, "Robert, kamu baik-baik saja? Bagaimana keadaanmu?"Suzy menggenggam tangan Robert dengan cemas.Mata Robert yang hitam pekat menatap Suzy dengan tajam sambil menyunggingkan senyuman licik dan jahat. Robert berkata dengan suara serak, "Tenagamu lumayan besar,