***
Sudah empat bulan berlalu, semenjak Gadis tidak bisa melanjutkan hubungan ke jenjang lebih serius dengan Yamazaki. Dunia Gadis tentu saja berubah, tidak ada lagi perasaan yang berdebar saat mengingat Yamazaki, hanya ada kesedihan jika mengingatnya. Gadis sudah berusaha melupakan lelaki itu dengan membunuh waktunya dengan kesibukan. Nyatanya tetap saja, saat malam tiba dan ia akan memejamkan mata, bayangan Yamazaki tiba-tiba saja mendominasi. Gadis tidak bisa melupakan lelaki itu. Semakin ingin ia melupakannya, maka perasaannya semakin kuat menjerat. Bayang-bayang Yamazaki selalu membuatnya resah tak bertepi.
Hari ini Gadis menemani Albert untuk menemui Fatih. Albert memintanya untuk menemani dirinya mengucapkan dua kalimat syahadat. Awalnya Gadis tak percaya dengan niat Albert yang ingin bersyahadat, tapi lelaki itu meyakinkannya bahwa dirinya memang ingin memeluk Islam tanpa paksaan dan atas kesadarannya sendiri.
Setelah Albert sukses mengucapkan kedua kali
***Gadis terkejut melihat orang lain yang saat ini sedang duduk di kursi yang biasa Yamazaki tempati di ruang labotarium. Gadis bertanya-tanya, di mana Yamazaki. Apa lelaki itu sedang sakit? Atau ada urusan mendadak sampai harus diganti oleh dosen yang lainnya. Gadis mulai gelisah karena tak melihat Yamazaki hari ini."Selamat pagi!""Pagi!" Semua anggota laboratorium menjawabnya dengan serempak, mereka pun terkejut dengan kedatangan orang lain di ruang lab."Saya Miss Ellen yang akan menggantikan Profesor Yamazaki untuk sementara waktu. Jika kalian ingin bertanya hal apapun masalah riset bisa ke saya untuk sementara.""Maaf, Miss. Memangnya Sensei ke mana? Apa Sensei tidak jadi ketua laboratorium atau jadi dosen pembimbing kami?" tanya Deborah."Profesor Yamazaki masih jadi ketua di labotarium dan tetap jadi dosen pembimbing kalian. Beliau sedang ada seminar dan ada penelitian baru di Prancis. Jika kalia
***"Wajahmu muram sekali akhir-akhir ini! Pasti karena lelaki itu belum kembali lagi ke Tokyo," tukas Ratu, ia duduk disebelah Gadis yang daritadi terus saja menatap cangkir kosong yang ada di hadapannya."Sok tahu!""Memang aku tahu! Semua terbaca di wajahmu. Kamu merindukannya," balas Ratu."Kamu mau saingan sama Ki Joko Bodo, jadi tukang ramal?" tanya Gadis dengan kesal."Ini bukan ngeramal lho, kamu itu tidak pintar menyembunyikan perasaanmu. Aku sudah kenal lama dengan kamu. Lagian Ki Joko Bodo sudah taubat, dia kan saat ini pensiun jadi dukun," timpal Ratu."Dih... Kamu nge-fans ya sama dia? Sampai tahu kabar tentangnya," balas Gadis terkekeh."Aku kan masih suka pantau gosip di akun lambe-lambe, jadi gosip tentang selebritis Indonesia aku tahu. Kebanyakan tentang sensasi daripada prestasi, kesel bacanya! Mau berhenti baca, seru sih drama mereka. Termasuk gosip dari mantan suamimu, si Devano.""Rajin banget ikut
***Mesya datang ke apartemen Gadis, ketika mendapat kabar kalau Gadis akan pulang ke Jakarta esok lusa. "Kenapa mendadak begini?" tanya Mesya, ia melihat Gadis yang sibuk dengan barang yang akan dibawanya."Ayah yang minta. Katanya ingin buru-buru bertemu denganku," balas Gadis, ia masih sibuk dengan barang yang masih bisa masuk ke kopernya."Mas Elang nikahnya masih sebulan lagi, kan?""Iya. Tapi Mas Elang sudah ada di Jakarta dari kemarin sore. Mungkin ayah ingin kedua anaknya kumpul.""Aku enggak bisa ikut pulang ke Jakarta ya, Gadis. Sebenarnya aku ingin menghadiri pernikahan mas Elang dan Eva, tapi aku enggak bisa ambil cuti kali ini," ucap Mesya."Enggak masalah. Aku tahu kalau kamu juga sedang sibuk dengan kerjaan kamu," balas Gadis. "Tapi nanti malam kamu ikut ya! Kan aku di Jakarta lumayan lama.""Iya, aku pasti ikut. Kapan lagi bisa menikmati keindahan Tokyo bersama calon pengantin," kata Mesya terkekeh."Hush! Bukan
***"Ayah!!!" Gadis langsung berlari-lari kecil sambil menenteng kopernya. Ia benar-benar merindukan lelaki paruh baya itu. "Kangen" rengeknya dengan manja sambil memeluk Hadi."Ayah juga kangen sama anak perempuan satu-satunya. Alhamdulillah kamu semakin cantik dengan jilbabmu, Nak," balas Hadi."Kan anak Ayah. Anak Ayah pasti berkualitas tinggi," timpal Gadis sambil terkekeh. Gadis mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. "Ibu mana?""Ibu dan Mas-mu lagi nganter tamu dulu," balas Hadi."Tamu siapa?" tanya Gadis penasaran."Temannya Mas-mu. Dia baru beberapa hari datang ke Jakarta," sahut Hadi."Jadi temannya mas Elang jauh lebih penting dari Gadis? Ibu enggak kangen gitu sama anak bungsunya ini?" tanya Gadis berdecak kesal.Hadi tertawa melihat Gadis yang kesal. "Kamu adalah harta kami yang paling berharga, Gadis. Ibumu melakukan tugasnya sebagai tuan rumah yang baik. Beberapa hari ini dia memang menginap di rumah kita."
***Devano! Barusan kamu bicara apa?" tanya Dhea. Ia menatap Gadis dengan tatapan seperti seorang musuh.Gadis langsung pergi meninggalkan keduanya. Mata dan telinganya bisa sakit kalau didekat mereka. Lebih baik ia gunakan waktu untuk bertemu Eva, sahabatnya sekaligus calon kakak iparnya.Di teras rumah ia tak sengaja bertemu dengan mantan ibu mertuanya."Mama..." sapa Gadis, ia langsung mengecup punggung tangan Desi dengan sopan."Gadis! Ya Allah, Mama pangling. Kamu makin cantik dengan jilbab," puji Desi."Muslimah yang sudah baligh memang wajib memakai jilbab, Ma. Gadis hanya menjalankan apa yang Allah perintahkan," balas Gadis tersenyum."Bagaimana study-mu di Jepang? Lancar? Betah di sana?""Alhamdulillah risetnya lancar dan Gadis sangat betah, Ma. Banyak orang Indonesia di sana. Bahkan ada beberapa yang Gadis kenal," jawab Gadis.Baru saja keduanya berbincang santai, kerabat Gadis datang ke rumah
***"Assalamu'alaikum... ""Wa'alaikumussalam..."Lelaki dengan penampilan ala boyband Korea Selatan tersenyum menatap Gadis dan ia langsung menyapa dan mengecup punggung tangan kedua orang tua Gadis dengan sopan."Sudah selesai urusannya di Bandung?" tanya Hadi dengan ramah."Alhamdulillah sudah selesai, Ayah," balas lelaki itu.Kening Gadis langsung mengerut, bagaimana bisa ayahnya begitu ramah dan mau saja dipanggil 'ayah' oleh lelaki itu."Ini Gadis yang sering Ayah, Ibu dan mas Elang ceritakan?" tanya lelaki itu, ia menatap Gadis dengan tatapan yang ramah."Iya. Ini anak bungsu Ibu yang sering diceritakan sama kamu," jawab Putri. "Gadis, kenalkan ini Ethan, dia itu temannya mas Elang," tambahnya mengenalkan lelaki itu pada Gadis.Gadis menyimpulkan senyum dan ia hanya mengangguk tanpa bersalaman dengan lelaki yang bernama Ethan itu."Mas sama Ethan enggak sengaja bertemu saat di Ked
***Meski aku dan kamu terpisah jarak ribuan kilometer, terpisah benua yang berbeda. Kita masih menatap langit yang sama dengan perasaan yang tak pernah bisa dihapus oleh jarak. Meski kamu menghilang dari jangkauan mata ini, potret dirimu utuh selalu dekat di hatiku. Kamu seperti detak jantung yang membuat hidup. Jatuh cinta padamu adalah hadiah terindah dan hidup bersamamu adalah tujuanku terlahir di dunia. Tuhan pun bercerita padaku, bahwa aku memang terlahir untuk menua bersamamu.***Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi Elang dan Eva. Akhirnya ikatan Kebahagiaan mereka tertaut oleh pernikahan yang suci. Senyum pun tak pernah terlepas dari keduanya.Setelah acara pernikahan keduanya sukses di gelar di salah satu hotel di Jakarta, akhirnya Gadis pulang ke rumah. Di rumah sudah banyak sanak saudara yang masih tetap datang untuk memberi selamat pada keluarga besar Hadi."Jodoh itu ternyata dekat ya dan enggak sangka kal
***Tugasku terlahir di dunia salah satunya adalah untuk membahagiakanmu. Jika bukan karena itu, kenapa saat ini aku masih bisa bernapas?***Gadis terus saja menangis di kamarnya. Hari ini adalah babak awal ia akan berjalan menuju tangga bahagia bersama lelaki pilihan Allah. Lelaki yang mampu menghapus luka, menghilangkan segala ketakutan dan juga melalui Yamazaki ia menemukan Allah di hatinya.Gadis tak pernah bisa membayangkan sama sekali, jika takdir ternyata telah menyeleksi Kebahagiaan untuknya. Saat rumah tangganya hancur dengan Devano, dulu ia pikir bahwa semesta sedang menghukumnya karena ia hanya sibuk dengan urusan dunia dan mengabaikan Sang Pencipta. Dan saat ia bertemu dengan Yamazaki, entah kenapa hatinya merasakan debaran yang tak biasa, ia pun berpikir bahwa semesta sedang bercanda dengannya, bagaimana bisa dengan mudahnya jatuh cinta setelah jatuh terpuruk karena cinta itu sendiri. Ternyata Allah punya jala