Share

73. Bongkahan Takdir Memiliki Ceritanya Masing-masing

***

"Ayah!!!" Gadis langsung berlari-lari kecil sambil menenteng kopernya. Ia benar-benar merindukan lelaki paruh baya itu. "Kangen" rengeknya dengan manja sambil memeluk Hadi.

"Ayah juga kangen sama anak perempuan satu-satunya. Alhamdulillah kamu semakin cantik dengan jilbabmu, Nak," balas Hadi.

"Kan anak Ayah. Anak Ayah pasti berkualitas tinggi," timpal Gadis sambil terkekeh. Gadis mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. "Ibu mana?"

"Ibu dan Mas-mu lagi nganter tamu dulu," balas Hadi.

"Tamu siapa?" tanya Gadis penasaran.

"Temannya Mas-mu. Dia baru beberapa hari datang ke Jakarta," sahut Hadi.

"Jadi temannya mas Elang jauh lebih penting dari Gadis? Ibu enggak kangen gitu sama anak bungsunya ini?" tanya Gadis berdecak kesal.

Hadi tertawa melihat Gadis yang kesal. "Kamu adalah harta kami yang paling berharga, Gadis. Ibumu melakukan tugasnya sebagai tuan rumah yang baik. Beberapa hari ini dia memang menginap di rumah kita."

<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status