Share

Bab 74 Aku Ikut Ibu

"Tidak semudah itu, Dipta. Jangan memutuskan sesuatu hal dengan penuh emosi, Nak, penyesalan itu datangnya selalu ada di akhir. Dinginkan kepalamu terlebih dahulu, baru dapat berpikir dengan jernih. Kamu ini masih diselimuti rasa marah dan emosi yang begitu besar," ucap Juwanto kepalanya menggeleng berulang.

"Lagi pula jika masih bisa diperbaiki, kamu perbaiki terlebih dahulu, Nak. Bapak ingin yang terbaik untuk kamu dan keluarga kecilmu. Tidak ada yang ingin pernikahannya berakhir pada perceraian, selesaikan masalahmu dengan berbagai cara," lanjutnya.

Helaan napas Pradipta terdengar berat, ia memijat kepalanya yang terasa pusing tiba-tiba. "Masalah kami tidak memiliki jalan keluar yang lain, Pak. Satu-satunya kamu harus berpisah, aku tidak memiliki cara lain. Sudah aku pikirkan matang-matang, tetap saja jalan buntu."

"Dipta, tidak mungkin selalu berakhir buntu 'kan? Kamu bisa mencari jalan lain, tidak hanya jalan itu saja." Juwanto menepuk bahu anak bungsunya.

"Pak, hidup bersama de
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status