Sesampainya di apartement Anjani dan Sean langsung masuk kedalam kamar masing - masing dan membersihkan diri. Hanya butuh waktu 10 menit bagi Sean membersihkan diri, namun Anjani memakan waktu 30 menit karena ia berendam dulu dengan air hangat untuk menetralisir rasa penat di kepalanya.
Banyak hal yang bersarang di kepalanya usai melewati setengah hari ini. Mulai dari pernyataan cinta dari Langit dan kejadian dimana ia harus mengaku kalau kado yang Yuna berikan untuk Lucia adalah darinya.
Seharusnya Anjani tidak merasa bersalah untuk itu, karena yang menjadi dalangnya Sean. Anjani hanya manusia bodoh yang hanya mengangguk saja seperti kacung yang di beri perintah oleh majikan.
Yuna: Keluar, saya di depan.
Anjani yang baru saja memegang ponsel nya mengernyitkan dahi membaca pesan dari Yuna yang masuk dari beberapa menit lalu. Dengan malas Anjani bangkit dan melilitkan tubuhnya dengan handuk.&n
Kepada bunda-bunda sekalian tolong sabar, aku usahain nulis cerita ini selayak mungkin buat di baca. Kalau bunda-bunda merasa kurang puas karna cerita ini gak sesuai ekspetasi maaf ya soalnya aku nulis cerita ini sesuai kemauan aku sendiri. Makasih banyak yang udah kasih saran dan masukan nya yaaa. Stay healthy bunda-bunda sekalian❤* * *Di pagi yang cerah ini Anjani sudah memamerkan senyum manisnya di depan cermin. Menatap pantulan dirinya yang sudah terlihat rapih dan siap untuk berangkat ke sekolah. Hari ini rambut sebahu Anjani ia biarkan terurai, menambah kecantikan Anjani pagi ini.Ting!Ponsel Anjani yang tergelak diatas meja rias itu berdeting, tanda ada pesan masuk di sana.Anjani menutup botol parfume nya setelah ia menyemprot beberapa kali di badan nya, kemudian ia menaruhnya kembali di tempat semula. Lalu Anjani meraih ponselnya untuk melihat siapa pelaku
"Gue takut di tolak."Suara tawa laki-laki menggelegar di seluruh penjuru ruang kamar berwarna putih gading itu ketika Langit membuka suaranya dengan wajah tertunduk penuh kecemasan."Kok bisa ya orang seganteng lo mikir kayak gitu?" Sih lawan bicara bertanya, namanya Dewa, sahabat Langit sekaligus pelaku yang tadi tertawa begitu kencang saat mendengar pengakuan dari sahabat seperjuangannya."Lo lagi meredah untuk meroket?" gerutu Dewa yang tiba - tiba merasa geram. Bayangkan, sekarang masih jam 7 pagi, Dewa bahkan belum 30 menit memejamkan matanya setelah semalaman ia bergadang untuk menyelesaikan tugas kuliahnya yang deadline satu jam lalu. Tapi Langit datang dan mengacaukan tidurnya hanya untuk berkata seperti itu?Rasanya Dewa ingin menghancurkan bumi dan seisinya.Langit terdiam, memilih merebahkan badannya ke atas sofa panjang berwarna coklat pudar daripada merespon ucapan Dewa barusan.
Anjani: Maaf lang, pulang nanti aku di jemput omJari Anjani menekan tombol kirim dengan tak rela. Tapi mau bagaimana lagi, ia tidak bisa membantah perintah Key dan Sean. Terpaksa, Langitlah yang harus menerima penolakan darinya.Tungkai Anjani berjalan di lorong sekolah dengan pandangan menunduk tak semangat, sementara di pundaknya ada tangan Lisa yang menggantung. Seperti biasa, mereka berjalan beriringan menuju lobby sekolah setelah bell tanda pulang berbunyi, tapi kali ini mereka berjalan tanpa Jeka karena cowok itu sedang sibuk dengan pacaran yang tengah merajuk.Tiba di lobby, Anjani mengedarkan pandangannya mencari mobil milik Sean yang ternyata terparkir tak jauh darinya. Dari sini, Anjani dapat melihat wajah Sean yang menatapnya di kursi kemudi tanpa ekspresi. Anjani mengalihkan pandang, memutuskan kontak mata dengan Sean. Cewek itu berbalik badan menatap ke arah Lisa dan Jane yang sedang membicarakan sesuatu.
Selama dalam perjalanan pulang suasana hening menyelimuti mereka. Baik Sean dan Anjani tidak ada yang membuka mulutnya, mereka saling bergelut dengan pikiran mereka masing - masing.Kondisi lalu lintas sore ini lumayan padat, itu membuat Sean sesekali mendengus dan menolehkan kepalanya ke arah Anjani yang melamun menatap keluar jendela. Anjani tak banyak omong sejak Key membentaknya di kafe tadi, Sean juga tak mengajaknya mengobral atau berusaha mencairkan suasana."Tunggu saya." pinta Sean begitu ia berhasil memarkirkan mobilnya di basement gedung apartement. Sean mempercepat gerakannya begitu melihat Anjani yang sudah berlalu lebih dulu."Saya bilang tunggu," ujar Sean begitu langkahnya seimbang dengan Anjani. Mereka berjalan beriringan menuju lift.Anjani mengangkat pundak, ia tak merespon komentar suaminya barusan.Sean mendaratkan bokongnya di sofa ruang tengah begitu mereka sudah tiba di
Satu bulan kemudian setelah Anjani dan Langit meresmikan hubungannya. Tak ada yang berubah, mereka masih sama lengketnya seperti awal mereka menjalin hubungan. Nama Anjani sempat menjadi tranding topik di sekolah dan tempat kuliah Langit. Itu karena ia berhasil meluluhkan hati Langit yang sekeras karang. Mereka bilang Anjani sangat beruntung mendapatkan pacar seperti Langit, katanya di jaman sekarang Langit termasuk cowok langkah, ia tampan tapi tidak menyalahgunakan ketampanan nya untuk menggoda wanita, kecuali Anjani.Benar, Anjani memang beruntung mendapatkan hati Langit, namun Langit bagai mendapatkan nasib buruk karena menjalin hubungan dengan istri orang.Soal itu, Anjani masih menutup mulutnya rapat - rapat. Langit masih belum mengetahui hubungan Anjani dan Sean yang sebenernya."Tebak hari ini aku mau ngajak kamu makan apa?" tanya Langit, sejak hari pertama mereka pacaran Langit memang membiasakan diri mengganti pangg
Sean membuka pintu kamar Anjani dengan ragu, lampu kamar masih menyala, tapi tidak ada sahutan dari Anjani ketika Sean memanggilnya. Sean tidak ada pilihan selain bertindak lancang. Hembusan napas pendek keluar dari hidung bangir Sean saat mendapati Anjani tertidur di depan laptop yang masih menyala. Agaknya cewek itu ketiduran.Ini adalah ketiga kalinya Sean menyelinap diam - diam kedalam kamar Anjani. Dan Sean rasa ia akan selalu seperti itu selama ada kesempatan.Dengan santai tungkai Sean melangkah menghampiri Anjani, ia menutup laptop dan merapikan peralatan tulis Anjani, buku serta bulpoint. Setelahnya Sean mengangkat tubuh mungil Anjani dengan hati - hati, memindahkan istrinya itu ke tempat tidur yang lebih empuk dan nyaman.Sean menarik selimut menutupi tubuh Anjani hingga dada cewek itu, secara naluri tangan Sean terulur menyingkir kan rambut Anjani yang menutupi wajah manisnya. Senyum Sean terlukis, tipis dan samar,
"Kenapa kamu gak pernah upload foto kita di instagram?"Anjani mengerjap menatap Langit kikuk. Untuk sesaat ia menghentikan gerakan mulutnya yang sedang mengunyah pizza, pertanyaan dari Langit barusan membuat Anjani berpikir keras.Sementara Langit dengan santai tetap mengunyah pizza nya sembari menatap Anjani, menunggu jawaban. Hubungan mereka sudah berjalan selama tiga bulan, tapi sampai saat ini tidak pernah sekalipun Anjani mengupload foto mereka berdua di akun instagram pribadinya, berbeda dengan Langit yang hampir setiap hari instastory nya berisi video pendek atau foto Anjani yang ia ambil secara diam - diam.Seharusnya itu bukan masalah yang besar dan tidak mempengaruhi hubungan nya juga, hanya saja Langit merasa aneh seakan Anjani menyembunyikan hubungan mereka, padahal Anjani terbilang aktif di sosial media.Langit menyenggol Anjani dengan sikutnya, membuat Anjani terlonjak kaget, "Kamu selingkuh ya?
"Kamu jangan mengada - ngada, dek. Kalau papah tau kamu bisa di sidang nanti!" Suara milik Adevan Key, abangnya Anjani yang sangat di hormati dan di cintai itu menusuk indra pendengar Anjani."Apa sih, bang. Cuma foto aja kok di permasalahin?" jawab Anjani menentang. Postingan instagram terbarunya kembali jadi perdebatan. Tentu saja karena Key melihat foto dirinya bersama Langit yang di posting beberapa jam lalu."Hell... Cuma? Kamu foto berdua sama cowok yang bukan suami kamu sampe nempel, berdekatan, lengket kayak prangko dan di kasih caption emoji love, kamu bilang cuma?" ujar Key tak mau kalah argumen.Key selalu jadi orang nomor yang menegur Anjani ketika adiknya itu membuat masalah. Key tidak keberatan jika Anjani posting foto di sosial media bersama cowok, tapi tidak jika foto mereka saling nempel tanpa jarak dan di beri caption yang membuat orang lain berspekulasi yang tidak - tidak. Tidak heran jika Key akan menc