Tok tok tokTerdengar suara pintu kamar diketuk, namun tak ada jawaban dari dalam. Orang yang berada dibalkon sedang asik dengan fikirannya sendiri sampai ia tak sadar jika Riri sudah berada didepan bersama anak dan Ibunya.CeklekDrap drap drapOrang itu menyusuri setiap sudut kamar itu, ia menemukan pemilik kamar tersebut tengah bersandar di balkon dan menghisap sebatang rokok ditangannya. Tanpa pikir panjang, ia mendekatinya kemudian memeluk lelaki itu dari belakang.Kevin, ia merasakan ada sebuah tangan yang melingkar diperutnya. Ia mengusap lembut tangan itu sambil tersenyum, ia pikir Riri sudah lebih tenang ketika habis mandi sehingga memeluknya dari belakang."Sayang." ucap Kevin."Aku kangen." ucap perempuan itu membuat Kevin berbalik badan.Ia terlonjak kaget sebab yang saat ini sedang berada didalam kamarnya dan tengah memeluknya bukanlah istrinya, Riri. Mata Kevin membola sempurna menatap perempuan yang berada dikamarnya, tanpa pikir panjang ia langsung melepaskan pelukan p
Riri menangkap gelagat aneh dari diri Jihan, ia sepertinya menaruh hati pada sang suami sehingga menyebabkan tidak suka dengan Riri. Namun ia masih berusaha untuk berfikir positif, ia ingin melihat bagaimana tingkah Jihan selanjutnya. Dan dia juga akan bertanya kepada suaminya, karena sepertinya sikap Kevin begitu keterlaluan terhadap anak dari sahabat Maminya. Terlebih lagi itu adalah teman masa kecilnya sendiri."Sayanggg..." panggil Riri manja.Riri sengaja bermanja ria dengan Kevin didepan Jihan, ia ingin melihat bagaimana sikap wanita itu."Kenapa sayang?" jawab Kevin dengan tersenyum."Aku ingin makan Ketoprak.""Ketoprak?" tanya Kevin."Iya, beliinn.." ucap Riri dengan suara dibuat mendayu dayu, dan sukses membuat netra perempuan muda didepannya itu memicing. Berbeda hal dengan Mami yang menampilkan senyumnya."Ya sudah, aku belikan dulu ya.""Tolong ya suamiku, sekalian jus mangga ya. He he."Kevin hanya mengacungkan jempolnya sembari pergi meninggalkan rumah, Kayla sudah bera
Kevin tak memperdulikan Jihan yang merengek minta diperhatikan olehnya, kini ia sudah duduk dikursi samping sang istri berada. Ia membuka bungkus ketoprak yang baru saja dibelinya barusan, kemudian mengambil sendok untuk menyuapkan pada Riri.Riri menolak suapan halus itu, dengan menggelengkan kepalanya pelan. Namun Kevin memberi kode dengan kedipan matanya yang seolah memohon pada Riri, akhirnya wanita itu pun mau membuka mulutnya. Disana juga sudah ada Mami yang sama sedang menikmati makanan itu, sedangkan Kayla bermain dengan mainannya."Ayoo mulutnya buka, aaaaa..." ucapRiri menerima suapan dari Kevin sambil tersenyum, begitu pun sebaliknya. Mami yang melihatnya pun menjadi ikut merasa bahagia akan pernikahan anaknya. Berbeda dengan Jihan, ia memandang mereka dengan foto tidak sukanya."Lebay banget sih, pake suap suapan. Kayak gak bisa makan sendiri aja." celetuk Jihan.Riri yang geram dengan tingkah Jihan, dan karena hormon kehamilannya membalas Jihan. Ia yang hiasanya tetap ka
Orang itu meninggalkan kamar Jihan dengan hati yang memanas, tangannya mengepal tanda jika ia menahan amarah. Ia berjalan menuju kamarnya sendiri.BrakIa membanting pintu kamarnya sendiri dengan kencang sampai menimbulkan suara yang cukup nyaring, untung saja semuanya sedang berada ditaman samping rumah sehingga tak mendengar bunyi tersebut.Ia menghubungi seseorang disebrang sana, dengan perasaan yang masih dongkol. Ditambah teleponnya tidak diangkat angkat membuatnya semakin menggerutu tak jelas."Izzz, kemana sih ini orang. Giliran dibutuhin aja ngilang." gerutunya.Dia terus mencoba untuk menghubungi orang disebrang sana. Tak berselang lama akhirnya panggilan itu dijawab.Tut tut[Halo.][Halo, kemana aja sih. Lama banget angkatnya!] gerutunya.[Maaf, Mih. Tadi Daddy lagi meeting sama klien makanya gak bisa langsung angkat, ada apa?]Yah, orang yang tadi mendengar percakapan antara Jihan dan Mamahnya adalah Maria, tadinya ia ke kamar Jihan untuk menyuruhnya makan dulu. Mengingat
Keesokan harinya,Riri sudah bersiap untuk ke rumah Bu Jeni, pagi pagi buta tadi Bu Jeni menghubungi Riri mengenai Joana yang sudah pulang ke rumah kemarin sore. Sontak membuat Riri kaget, pasalnya sebelum ia pulang bersama sang suami tidak ada tanda tanda jika Joana akan diperbolehkan pulang. Padahal tadinya dirinya ingin mengunjunginya lagi dirumah sakit, itung itung untuk mempererat hubungannya dengan sang adik.Joana sudsh datang ke rumah Bu Jeni dengan diantar oleh Rian, namun lelaki itu langsung pamit sebab harus bekerja sehingga ia tak bertemu dengan mantan istrinya. Ia kembali bertemu dengan sang Ibu dan kakak angkatnya itu."Jo, gimana sudah lebih baik?" tanya Riri lembut membuat perempuan yang tengah duduk dikursi rodanya itu tersenyum."Alhamdulillah mbak."Joana menatap Riri dengan lekat, ia memerhatikan wajah Riri dengan seksama. Dalam hatinya bertanya tanya, sebenarnya apa yang salah dengan wanita yang ada didepannya ini sehingga membuat Ibu mertuanya begitu membencinya.
Riri terus melangkah dengan mantab, ia berusaha tersenyum untuk menutupi kegugupannya. Begitu sampai dipanggung, Pak Yuda memberikan uluran tangannya kepada Riri. Kemudian Pak Yuda memperkenalkan Riri sebagai anak mereka. Semua tamu bertepuk tangan dan terpana melihat Riri didepan, diperkenalkan sebagai anak kandung dari pasangan Pak Yuda dan Bu Jeni. Tak berbeda dengan tamu yang lain, Rian, Bu Dara dan Silvi pun ikut terpana akan hal itu. Mereka masih syok mendengar fakta baru tersebut.Rian melirik ke arah sang istri yang tengah tersenyum sambil bertepuk tangan dengan pandangan lurus ke depan."Kamu....Sudah tahu tentang ini?" tanya Rian."Iya, memangnya kenapa?""Kok kamu gak bilang sama aku?""Bilang apa?" tanya Joana berpura pura tak tahu.Rian memandang istrinya dengan tatapan yang sulit diartikan, tapi Joana terlihat begitu santai saja. Kini terjawab sudsh teka teki pertanyaan yang sedari kemarin disimpan dalam benaknya, mengenai sang istri yang tiba tiba sudah mulai dekat deng
"Ya sudah, ayo ke dalam. Ibu sudah lapar nih, mana habis senam jantung tadi." ujar Bu Dara.Bu Dara dan Silvi masuk ke dalam ruangan tempat pesta dilangsungkan, mereka kembali ke tempat duduk yang sebelumnya. Karena Joana dan Rian sedang mengambilkan makanan untuk Bu Dara, jadilah sekarang wanita paruh baya tersebut hanya menunggu.Setelah mereka menikmati hidangan yang ada, Kevin yang tengah menggendong Kayla tanoa sengaja berpapasan dengan Rian serta Joana yang ingin mengambil minuman. Sebenarnya ada rasa sungkan dalam diri Rian, ia ingin menghindar dari keluarga kecil Riri. Namun mau bagaimana lagi, ya bagaiamana pun juga sekarang dia sudah menjadi saudara ipar mantan istrinya itu.Kayla yang melihat Rian dan Joana pun tertawa menampilkan deretan gigi yang sudah mulai tumbuh, sehingga membuatnya semakin menggemaskan. Ia merentangkan tangannya pertanda ingin digendong oleh lelaki yang merupakan ayah kandungnya."Mas, kayaknya dia minta digendong kamu deh." ucap Joana namun Rian terl
"Bagaimana sayang, sudah merasa lebih baik?" tanya Kevin, sedangkan Riri hanya mengangguk pelan.Kevin yang merasa cemas segera menghubungi dokter keluarga, untuk memeriksa Riri. Maria yang melihat kehadiran dokter keluarganya pun mendadak langsung merasa khawatir, yang tadinya ia tengah berbincang dengan besannya itu. Wajahnya langsung pucat, membuat Bu Jeni dan Mama Amira bertanya tanya."Ada apa Jeng, mengapa terlihat begitu khawatir?" tanya Bu Jeni."I-itu, barusan saya melihat dokter keluarga kami kemari. Apa telha terjadi sesuatu ya?" ucapnya dengan raut khawatir.Bu Jeni dan Mama Amira saling memandang satu sama lain, pikiran mereka langsung tertuju pada hal yang sama yaitu Riri. Tanpa babibu Bu Jeni segera melangkah menuju kamar yang ia siapkan untuk sang putri. diikuti oleh Maria dan Amira.Pak Yuda yang melihat istrinya berjalan tergesa gesa menjadi mengernyitkan keningnya, ia bersama Pak Fauzan menyusul para istrinya ke dalam."Maaf, saya tinggal sebentar ya." pamit Pak Yud