Paris, FranceMusik, aroma patissier, cinta semuanya menyebar dari sebuah kota besar yang terlihat kecil bernama Paris.Kaira duduk di samping Antoine, translator tampannya ini benar-benar menggoda. Tapi bukan hanya Antoine, Kaira sedang di kelilingi oleh laki-laki tampan, ada Lucien yang akan mengubah novelnya ke dalam bahasa Prancis, Pierre, editor novelnya, Jean pria tua parlente bermulut sedikit pedas adalah salah seorang perwakilan dari publishing yang akan mnerbitkan novelnya dan terakhir ada Adam, pria bermata super biru yang pernah Kaira lihat adalah agen untuk novelnya.Setelah meeting yang tidak terlalu di ketahui oleh Kaira karena dia tidak mengerti bahasa Prancis, dia berjalan bersama Antoine menuju ke hotelnya.“Kenapa kamu ngga pindah aja ke apartemen yang aku rekomendasikan itu, Kai? Hotel akan sedikit mahal.”“Yes, over budget sebenarnya tapi aku nonton serial Emily in Paris and I think, orang-orang Prancis ngga akan ramah padaku yang ngerti bahasa Prancis.”“Mungkin
Jakarta. Sunny berdiri di depan kaca apartemen yang menghadap tepat ke jalan raya hanya dengan memakai kaus singlet dan celana boxer pendek, otot-otot tubuhnya menonjol dan kekar. Mata Sunny lurus memandang lurus ke depan lampu-lampu warna warni dari kendaraan, apartemen dan semua bangunan yang ada di sekitar penthouse-nya berpendar persis seperti kunang-kunang yang terbang mengelilinginya. menggoyangkan gelas yang berisi whiskey, es batu berbentuk bulatan sempurna yang ada di dalam gelasnya berlahan mencair, tapi dia tidak berniat untuk minum. Suara hapenya sudah lama berhenti, sepertinya Kaira sudah menyerah untuk menghubunginya. “Maaf Kai, tapi kamu sudah keterlaluan!” rutuknya. “Pergi ke Amerika dan sekarang Paris semaumu, apa kamu perduli denganku Kai? Apa kamu juga perduli jika novelku mengalami penurunan penjualan? Sepertinya ngga Kai. Kamu terlalu sibuk mengejar mimpimu tanpa memperdulikan aku dan hubungan kita.” **** Keesokan harinya. Kelas menulis yang diajar Sunny tak
Kaira menggerutu, sudah lima belas kali dia menelpon Sunny tapi tidak ada yang berubah. Panggilan telponnya tetap tidak terjawab.Tok… tok… tok….Kaira memakai piyamanya dan membuka pintu.“Antoine?” Kaira mengernyit heran melihat Antoine sudah muncul di depan pintu kamar hotelnya.“Sudah aku tebak kamu belum tidur.”“Ya, aku memang belum mau tidur. Jadi, ada apa?”“Ada pesta pembukaan restaurant temanku di distrik empat. Tempat yang sering kita lewati kalau ke kantor publishing, kalau mau ikut.“Aku minta maaf, Antoine. Tapi, aku harus menelpon suamiku.”“Kamu benar-benar membosankan dan tidak mengerti caranya bersenang-senang Kaira,” ujarnya menggerutu dan membalikkan badan.Tentu aku ngerti bodoh, karenanya aku akan bersenang-senang dengan suamiku dan nikmati pestamu itu.”Antoine berbalik menatap Kaira. “Ya, baiklah tapi kalau kamu tidak bisa bersenang-senang dengan suamimu, kamu tahu tempatku dan aku akan selalu siap untuk menikmati malam dan keromantisan paris bersamamu.”“Aku n
Seine River.Kaira berlari di sepanjang pinggiran sungai seine, telinganya di sumpal dengan earphone dengan lagu Sia chandelier terdengar.“Shitt!!!” Kaira berteriak dan langsung berbalik memukul orang yang berani melepas earphone langsung dari telinganya.“Aww! Kamu ingin membunuhku?” teriak si pria yang melepas earphone Kaira sambil melindungi wajah dan tubuhnya dari pukulan bertubi-tubi Kaira.“Antoine!!! Are you crazy?“No, hanya ingin menggodamu sedikit tapi kamu tidak menyenangkan Kaira.“Jangan terlalu sering meggodaku.”“Karena kamu punya suami?”“Itu salah satu alasannnya.”“Alasan kedua?”Kamu akan jatuh cinta padaku tapi cintamu tidak akan terbalas.”Antoine tertawa dan mulai berlari dengan diikuti oleh Kaira. “Aku tahu kalau kamu tidak menyenangkan, jadi aku tidak tertarik untuk jatuh cinta denganmu.”“Tapi sebagai istri, aku sangat menyenangkan.”“Iya kamu istri yang setia dengan suami Indonesiamu itu, kalau saja kamu mau mencari kekasih Prancis kehidupanmu di sini pasti
Jakarta.Sunny telah berdiri di depan pintu apartemen Diva, tanpa ragu dia mengetuk dan tidak membutuhkan waktu lama, Diva muncul di hadapannya, perempuan itu memakai gaun tidur pendek berwarna merah muda ketat yang menunjukkan lekuk tubuhnya.“Sunny?”“Sorry, aku lagi butuh teman untuk ngomong dan kamu yang ada dalam pikiranku. Boleh aku masuk?”“Sure, masuk Sun.”Sunny masuk ke dalam apartemen Diva, mengekor gadis itu.Apartemen Diva tidak seluas penthouse miliknya dan tidak memiliki banyak interiornya di dalamnya. Sebuah televise berukuran sedang sedang menayangkan serial Bridgerton yang tengah menunjukkan adegan seks antara Daphne Bridgerton dengan The duke Simmon Basset.“Sorry,” ucap Diva dan mematikan televisinya.“Its okay, kita bisa nonton bareng.”“Kamu yakin, Sun?”“Ya.”Diva tersenyum dan kembali menyalakan televise. “Mau minum apa?”“Apa aja.”Diva tersenyum dan meninggalkan Sunny yang tengah menonton di ruang tamu, cukup lama Diva memandang lelaki itu dari belakang, dia
Bandara Soetta.Kaira yang baru keluar dari Bandara langsung menghambur ke dalam pelukan Sunny yang sudah membentangkan kedua tangannya. Kaira langsung melompat dalam pelukan Sunny dan membiarkan suaminya membawanya kedalam gendongannya.Dalam gendongan Sunny, Kaira menciumnya, mulai dari bibir kedua pipi, kening dan kembali berakhir di bibir suaminya itu. Sunny membalas ciuman Kaira dengan lembut, bahkan tangannya yang menahan Kaira meremas bokong padat Kaira dengan gemas.Tapi PDA mereka tidak berlangsung lama.“Kita harus pulang dulu sayang,” ucap Sunny sambil menjilati lembut kuping Kaira, lalu menenggelamkan wajahnya di balik leher Kaira dan menciuminya dengan lembut. Dia semakin mengeratkan pelukannya pada Kaira dan tetap dengan nakal mengelus, meremas bokong Kaira.Kruccukkk….Wajah Kaira langsung merunduk tersipu tapi perut laparnya yang berbunyi berhasil membuat wajahnya bersemu merah.“Kamu tidak makan di dalam pesawat?” tanya Sunny menggoda dan mengelus perut Kaira lembut.
Bandara Soekarno - Hatta“Tunggu dulu,” Sunny menahan tangan Kaira.“Ada apa babe?”Kita bukan di kelas satu. Sorry,” ucap Sunny dengan nada memohon. “Dan kita hanya naik pesawat kelas ekonomi.”Kaira justru tertawa mendengar ocehan Sunny. “Kita udah terbiasa naik pesawat ekonomi, lagian hanya pesawat ini yang sesuai dengan jadwal penerbangan yang kita mau. Ayo.”Kaira menarik tangan suaminya, setelah melewati semua pemeriksaan mereka menunggu di ruang tunggu. Kaira berbaring di bahu Sunny, dia sebenarnya sudah kelelahan.Sunny mengelus rambut Kaira dan sesekali memainkannya. “Kamu memang harus istirahat babe, kali aja kan kita ada kesempatan untuk gabung 50 high mile club.”“Gila!!!” Kaira berteriak sambil mencubit perut Sunny yang penuh otot tanpa lemak. “Ihhh….” Kaira bergidik.“Apanya yang ihhh, kamu justru akan bilang ahh….”Kaira dengan cepat melompat menutup mulut Sunny dengan kedua tangannya, beberapa orang calon penumpang melihat pertengkaran suami istri itu dengan tatapan he
Ini jelas bukan musim libur, tapi Bali hampir selalu ramai oleh touris yang tak habis-habisnya. Kaira berbaring di bawah payung hijau kebiruan di bawah langit yang super biru. Matanya lurus menatap ke depan bukan melihat hamparan laut biru tapi melihat pria berotot dan berkulit coklat yang seksi dan sedang berselancar itu. Kaira menarik nafas panjang penuh kesenangan karena melihat kebahagiaan di wajah suaminya setelah beberapa pertngkaran kecil mereka waktu Kaira di Paris, tapi sepertinya kepulangannya sudah berhasil mendinginkan suasana hati mereka. meski ini liburan dadakan tapi dia senang melihat suaminya terlihat begitu lepas dan bahagia. Kaira mengoles tubuhnya dengan sun block, seorang pria asing duduk di sebelahnya. “Butuh bantuan?” tanya pria dengan mata biru yang sejak tadi terus memperhatikannya. “Tidak, terima kasih.” “Tapi aku rasa, kamu butuh bantuan untuk mengoles punggungmu dengan sun block,” ujarnya lagi. Kaira hanya tersenyum dan menggeleng, lelaki bermata biru