Kata perawat, menyerahkan surat pernyataan penyakit kritis.Selembar kertas tipis mendarat di tangan Jeremy, tapi terasa seperti batu berat yang membebani dirinya. Tekanan tak terlihat ini membuatnya sangat tidak nyaman.Pernyataan penyakit kritis…Apakah gadis itu akan meninggalkan dunia ini dan jauh dari pandangannya?Dia tak akan membiarkan itu terjadi!“Jeremy, karena sekarang kondisinya sudah begini, kau harus menandatangani pernyataan itu dan merelakan Maddie pergi dengan damai." Meredith maju dan menasehatinya, meraih lengannya.Namun, Jeremy malah mendorong gadis itu dan meremas surat pernyataan penyakit kritis itu menjadi bola. Matanya merah. “Pernyataan penyakit kritis apa? Madeline selalu baik-baik saja. Bagaimana dia bisa tiba-tiba dalam kondisi kritis? Kau harus menyelamatkannya. Jika terjadi sesuatu padanya, jangan berpikir kau akan bisa menjalankan rumah sakit ini lagi!”Perawat malang itu mulai gemetaran saat melihat ekspresi menakutkan Jeremy. Dia berbalik dan berlari
Bagaimana mungkin?Dulu dia sama sekali tidak peduli pada gadis itu. Dia tidak pernah peduli pada Madeline.Jeremy terus menghipnotis dirinya sendiri sambil menekan perasaannya. Namun, rasa sakit yang hebat di hatinya memaksanya untuk menerima kebenaran yang tak dapat dia sangkal lagi.DIA TELAH JATUH CINTA PADA MADELINE.Dia tidak tahu kapan itu dimulai, namun dengan perlahan Madeline membangun sebuah rumah di dalam hatinya.Dia ingat bahwa dia mencintai Meredith. Dia mencintai Meredith, gadis yang telah dia beri janjinya ketika mereka masih sangat muda. Mengapa orang itu malah menjadi Madeline?Jeremy memijat pelipisnya, dia diselimuti kegelisahan. Matanya menatap cahaya di ruang operasi yang masih menyala. Dia merasa seolah-olah dia telah kehilangan sesuatu yang penting dalam pasir isap ingatannya, dan tak bisa mendapatkannya kembali.Sehari penuh sudah berlalu namun lampu di ruang operasi masih juga belum dipadamkan.Meredith sudah tidak sabar, namun saat ini Jeremy terlihat sangat
Jeremy langsung merasakan sakit yang teramat sangat di hatinya. Kedua matanya melebar, sangat lebar sehingga terlihat seperti akan jatuh dari rongganya. “Apa yang Anda maksud dengan kami sudah berusaha sekuat tenaga?” dia bertanya. Kata-kata dokter tadi adalah kata-kata yang tidak ingin didengar oleh anggota keluarga.Seorang dokter menatapnya dan menghela nafas. “Sebuah keajaiban karena pasien masih bisa hidup sampai hari ini. Saya ikut berduka cita.”Dia tidak akan menerima hasil ini apapun yang terjadi.Dia ingin Madeline hidup.Dia ingin gadis itu hidup agar bisa mendengarkan dirinya mengatakan yang sebenarnya.“Saya memeriksa pasien ini tiga tahun lalu. Saat itu, dia hamil dan saya memintanya untuk menggugurkan bayinya. Namun, dia bersikeras untuk melahirkan anak tersebut. Saya pikir, baginya anak itu lebih penting daripada nyawanya sendiri. Sekarang setelah dia pergi, anak itu akan bisa hidup untuk ibunya. Saya pikir itu semacam penghiburan." Seorang dokter wanita menimpali. Sete
Jeremy berteriak dengan kejam, menyebabkan Meredith cepat-cepat berbalik dan lari tunggang langgang.Tak seorang pun berani memasuki ruangan itu lagi. Di saat yang bersamaan, tak seorang pun mengerti mengapa Jeremy bertindak seperti ini.Semua orang di Glendale tahu kalau Jeremy mencintai Meredith, tapi sekarang, pria itu sangat enggan melepas mayat mantan istrinya. Apa yang terjadi?Daniel mengetahui kabar tentang kematian Madeline dari Adam. Dia langsung bergegas pergi ke rumah sakit begitu mendengar kabar itu namun dihentikan beberapa pengawal Jeremy di pintu masuk ruang operasi.Dia bersitegang dengan para pengawal Jeremy untuk beberapa saat. Kemudian, pintu ruang operasi terbuka dan Jeremy melangkah keluar.Saat melihat Jeremy, Daniel membebaskan dirinya dari kepungan para pengawal itu dan berlari ke arah Jeremy.“Pembunuh kau, Jeremy! Kau telah membunuh Maddie!” Daniel berteriak sembari hendak memukul Jeremy.Jeremy menangkap tangan Daniel dengan acuh tak acuh, mengangkat kepalan
Dua kata yang dia ucapkan terdengar lirih. Seolah-olah dia sudah menggunakan semua tenaga di tubuhnya.“Jeremy, aku tak akan memberikan Madeline padamu lagi! Bertemu denganmu adalah hal paling sial yang pernah terjadi pada Maddie. Apa kau hanya akan puas setelah kau hancurkan tulang-tulangnya menjadi debu?”Saat mendengar semua tuduhan Ava, Jeremy merasakan kedua pelipisnya berdenyut hebat. Dia mengulurkan tangannya, nada bicaranya tegas. “Berikan dia padaku!”“Tidak! Lebih baik aku mati daripada memberikan Maddie padamu!”Ketika Jeremy melihat Ava menolak untuk memberikan abu Madeline padanya, dia merasa seperti akan meledak.Dia mengulurkan tangannya dan merampas guci itu, dan tentu saja, dia berhasil mendapatkannya.Dia membawa abu Madeline dan berlari ke mobilnya. Dia mendengar Ava menyumpahinya di belakangnya, maka dia bergegas menginjak gas. Lalu, seperti seorang pencuri, dia meninggalkan lokasi.Sejak masih kecil, Jeremy selalu mendapatkan apa pun yang dia inginkan. Tak seorang
Tiap hari dia selalu berpikir tentang menikahi Jeremy agar dia bisa menjadi Mrs. Whitman yang sesungguhnya. Namun, sudah tiga tahun berlalu dan status hubungan mereka tidak berubah sama sekali.Sudah tiga tahun dan dia tak bisa menunggu lebih lama lagi.…Siang yang cerah di musim panas. Di bandara Glendale, seorang gadis kecil yang menggemaskan sedang memegangi rok seorang wanita muda.“Mommy, Mommy, aku lapar.”Wanita itu menoleh saat mendengar rengekan itu. Rambut panjang berombaknya berkibar saat dia berbalik. Seulas senyum lembut tersungging di wajahnya yang sangat menawan. Dia mengangkat gadis kecil yang menggemaskan bagaikan peri itu. “Mommy akan membawamu untuk makan sesuatu yang lezat sebentar lagi.”Wanita muda itu mulai berjalan setelah menggendong gadis kecil itu. Aura elegan dan tenang mulai mengikutinya bagaikan bayangannya.Di setiap langkahnya, dia menarik banyak sekali pujian dan pandangan kagum untuk kecantikan dan sosoknya.Setelah sampai di sebuah restoran, dia me
Madeline meletakkan telunjuknya di depan kedua bibirnya yang mengerucut dan gadis kecil itu langsung mengerti. Dia juga ikut mengerucutkan kedua bibirnya.Di tempatnya berdiri, Meredith sangat tidak senang saat melihat Jeremy menggendong seorang gadis kecil. Namun, dia tahu dia tak bisa menunjukkannya.“Jeremy, anak siapa ini? Kenapa kau masih tetap menggendongnya? Jack menunggu kita di luar. Ayo pergi.”Dia menatap Jeremy dengan senyum tersungging di wajahnya, tapi kemudian memutar kedua bola matanya pada Lilian yang berada dalam gendongan Jeremy.Dia tidak tahu dari mana benda kecil ini berasal. Anak kecil ini bahkan mirip sekali dengan gadis dusun itu, Madeline!“Kau bisa pergi duluan bersama Jack. Aku masih menunggu orangtua gadis kecil ini,” Jeremy menjawab dengan dingin. Sesaat kemudian, tatapannya mendarat ke wajah Lilian.Untuk beberapa alasan, dia merasakan sebuah koneksi dengan anak ini.Meredith akhirnya mengajak Jeremy pergi menggunakan Jackson sebagai alasan. Dia tidak men
Madeline telah meninggalkan dunia fana ini. Yang tersisa darinya hanyalah abunya.“Tentu saja aku istrinya Jeremy. Seluruh Glendale tahu soal ini!” Meredith tak sabar menunggu untuk mengumumkan hubungannya dengan Jeremy.Madeline berlagak kaget setelah mendengar perkataan Meredith. “Jadi kau adalah Nona Muda Keluarga Montgomery yang terkenal itu, Meredith Crawford?”Ketika Meredith mendengar ini, senyum arogan di wajahnya kembali muncul.Akan tetapi, beberapa detik kemudian, Madeline menambahkan, “Wanita yang menggunakan identitasnya untuk mendesak adiknya, Madeline, ke jalan buntu sebelum akhirnya merebut suami adiknya! Kau adalah sang wanita simpanan itu, Meredith Crawford, bukan?”Wajah Meredith menjadi muram, namun dia memajang ekspresi polos di wajahnya.“Miss, bagaimana kau bisa memuntahkan omong kosong seperti itu? Kapan aku merebut suami adikku darinya? Jeremy dan aku memang dari dulu sudah bersama, benar ‘kan, Jeremy? Wanita yang kau cintai selama ini adalah aku dan cuma aku,”