Share

26

BAGIAN 26

SENJATA MAKAN TUAN

          Pagi-pagi sekali aku sudah terjaga dari tidur tak nyenyakku. Sumpah, semalaman aku tak tenang. Dihantui rasa jijik yang mendalam usai disentuh oleh suamiku sendiri. Betapa tidak. Jangankan hasrat, tersenyum pun aku tak bisa. Semuanya terasa seperti memuakkan. Semalaman dengan Mas Hendra di dalam kamar, seakan aku tengah di depan pintu neraka.

          Sebelum Subuh, aku sudah mandi wajib. Saat azan berkumandang, buru-buru aku melaksanakan salat. Hal ini sangat luar biasa bagiku. Seumur-umur, salat Subuh adalah ibadah wajib yang paling sering aku tinggalkan. Wajar bila hari ini aku menangis dalam sujud terakhir. Bukan apa-apa. Terasa olehku betapa besar dosa yang telah bertumpuk di diri ini. Kusadari, ujian yang datang silih berganti merupakan azab bagiku yang kerap ingkar dan lari dari jalan Allah.

  &nb

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status