Share

34

BAGIAN 34

KUSUSUN PENJEBAKAN

          Wajah Nadia sempat pucat saat dirinya kupaksa berjalan hingga mencapai parkiran depan. Keringat sebesar bulir jagung menetes dari dahinya. Perempuan jalang itu terengah-engah napasnya. Aku sempat takut dia kembali drop. Untungnya, ketika masuk mobil, kondisi Nadia berangsur memulih.

          “Kenapa kamu tidak berontak?” tanyaku heran sambil menatapnya kesal.

          Nadia menggeleng. Wajah innocent yang perlahan kembali segar itu menatapku dengan kaca-kaca di manik hitamnya. “Kamu sahabatku. Baik buruknya tetap sebagian dari jiwaku.”

          Bullshit! Omong kosongmu sangat meyakinkan, Nad. Namun, sayangnya aku tak mau tertipu untuk yang ke sekian kalinya.

    &nbs

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status