"Ethan, makanlah!"
Nada meminta Ethan untuk segera sarapan, sedangkan dia sendiri sibuk memakai sepatu dan mempersiapkan diri untuk segera berangkat bekerja. Maklum, hari ini Nada bangun kesiangan karena semalaman dia tidak bisa tidur. Tangan dan gerakan Nada seperti angin berlalu, bergerak cepat dan cekatan seperti diburu setan.Saking sibuk dan terburu-buru, Nada tidak sadar kalau mata Ethan tidak berhenti memperhatikannya."Kamu tidak makan?" tanya Ethan saat melihat Nada sudah hampir selesai dengan persiapannya."Tidak sempat. Aku bisa terlambat kalau harus sarapan dulu," jawab Nada. Sekali lagi dia tidak melihat ke arah Ethan, meski dia sedang berbicara dengan Ethan.Ethan tersenyum melihat kesibukan Nada. Dia pun bangkit dari duduknya, lalu berjalan mendekati Nada dan menyentuh kedua pundak Nada sehingga menimbulkan rasa kaget.Nada terkejut merasakan sentuhan lembut pada kedua pundaknya. Dengan gerakan lambat, namun pasti, wajahnya yang sejak tadi meTidak sampai satu minggu Nada telah menyelesaikan desainnya, hanya saja dia masih merasa ragu untuk mengirimkan hasil karyanya. Beberapa kali diamati hasil coretan tangannya."Menakjubkan!" Nada terkejut dan langsung menoleh ke belakang."Ethan?" Nada tidak tau kalau Ethan sejak tadi ikut memperhatikan desain di belakangnya.Sepulang ke rumah, awalnya Ethan ingin menyapa Nada saat melihat Nada duduk dengan serius. Hanya saja niat itu diurungkan ketika melihat apa yang sedang dilakukan Nada. Dia melihat Nada sangat serius memperhatikan hasil karyanya.Ethan melihat sekilas karya itu. Tidak disangka, dia pun jatuh cinta dengan desain perhiasan yang digambar oleh Nada. Diakui dalam hati, karya Nada menunjukkan sebuah karya seni yang tinggi. Hingga beberapa lama Nada tidak juga menyadari kehadirannya, Ethan baru mengutarakan kekaguman atas desain yang dihasilkan oleh Nada.Ethan berjalan memutar dan duduk di samping Nada. Tangannya refleks mengambil alih
"Apa yang kamu rencanakan dengan uang sebanyak itu?" Ethan penasaran dengan rencana Nada pada uangnya.Nada membalas tatapan Ethan. Dalam aura wajahnya tergambar kebahagiaan yang tidak terkira. Meski cenderung datar saat menanggapi pertanyaan Ethan, tapi nyatanya tergambar senyum bahagia di sana."Aku ingin menggunakan uang ini untuk pengobatan bibi Bethany," jawabnya. Kali ini wajah Nada menunjukkan semburat kesedihan saat menyebut penyakit Bethany. Rasanya kebahagiaan yang baru saja dirasakan hilang bila mengingat kondisi Bethany."Bibi Bethany?" Ethan bangkit dari baringnya, lalu duduk menghadap Nada dan memperhatikan dengan seksama.Dia sama sekali tidak mengetahui tentang orang yang disebut oleh Nada. Bahkan orang-orangnya pun tidak memberikan informasi tentang nama yang disebut Nada. Dia berpikir orang itu sangat berpengaruh dalam hidup Nada sehingga saat membicarakannya, wajah Nada berubah murung dan sedih."Dia yang mengasuh aku sejak kecil. Dia suda
"Apa aku tidak salah dengar?" Wajah Ethan menggelap.Ethan sama sekali tidak menyangka bila dalam toko pakaian milik keluarganya terselip pegawai yang tidak memiliki etika dan kesopanan sama sekali. Bahkan mereka tidak mengenali siapa yang sedang mereka hadapi saat ini.Ethan menahan gejolak kemarahan dalam diri. Bila bukan kerena sedang menyembunyikan identitasnya, sudah pasti pegawai yang telah merendahkan istrinya, pasti sudah dibabat habis olehnya. "Aku rasa telingamu tidak rusak, bukan? Kalau kamu punya uang, sebaiknya kamu pergi ke rumah sakit dan periksa telingamu!" Pria itu terus mengutarakan kata-kata yang membuat kemarahan Ethan semakin memuncak.Ethan menggepalkan tinjunya. Di dalam kepalanya itu telah menumpuk kemarahan yang siap meledak. Sorot matanya tajam penuh bara api. Ethan menekan dalam diri."Sebelum kami bertindak mengusir kalian dengan paksa dan memanggil satpam, sebaiknya kalian cepat pergi dari toko ini karena toko ini tidak melayani ora
"Oke, kamu yang memilih. Dalam waktu lima menit kamu tidak bisa membawa bos toko ini ke hadapanku, maka jangan menyesal kalau besok kalian kehilangan pekerjaan karena toko ini tutup," ucap Ethan dengan wajah serius."Kamu mengancam aku?" tantang manajer itu menyepelekan perintah Ethan.Kini giliran Ethan yang menunjukkan kekuasaannya. Salah satu sudut bibirnya tertarik tipis menanggapi bantahan pria itu. Ethan berjalan beberapa langkah mendekati pria itu. Bola matanya bergerak-gerak memperhatikan tubuh pria itu dengan tatapan dingin membekukan."Waktumu tinggal tiga menit lagi. Bila kamu tidak mau disalahkan oleh beberapa pegawai di sini karena mereka kehilangan pekerjaan, maka cepat panggil bosmu ke sini!" Bukan hanya serius dan bukan hanya suaranya yang penuh dengan aura mendominasi, tetapi lagak dan caranya bicara membuat manajer toko takut. Awalnya dia mengira ini hanya ancaman klasik untuk menakut-nakuti mereka, tapi saat melihat gaya dan aura Ethan, ketakutan
Ethan membalas. Tubuhnya condong ke arah Nada, bahkan lebih dekat lagi dan terlihat intim."Aku rasa dia hanya menjaga reputasi toko ini saja. Lihat saja di sekitar kita!" Ethan menuntun Nada untuk memperhatikan orang-orang di sekitar mereka menggunakan sorot matanya yang beredar. "Mereka memperhatikan semua kejadian ini, bukan? Tentu saja dia tidak mau orang-orang berpikir buruk tentang toko ini," sambungnya setelah yakin Nada mengikuti arah pandangnya."He'um." Nada mengangguk setuju dengan prediksi Ethan. Apa yang dikatakan Ethan benar, masih banyak orang yang memperhatikan mereka. "Seharusnya yang menjadi bos di toko ini kamu. Kamu lebih baik dari mereka," sambung Nada kembali berkata lirih pada Ethan.Ethan tersenyum mendengar pujian Nada karena memang dia adalah pemilik toko itu."Ini hanya trik," sahut Ethan."Meski kita miskin, jangan biarkan orang lain menganggap kita rendah!" sambungnya.Ethan dan Nada terus berbicara dan ngobrol dengan berbisi
Napas keduanya semakin memburu hingga akhirnya Nada melepaskan pungutannya karena merasa kehabisan napas, namun tidak berhenti begitu saja. Seperti hanya berhenti untuk mengais oksigen dan mengisi amunisi, Nada kembali menyatukan rasa mereka.Saat penyatuan semakin mendalam, tiba-tiba tubuh keduanya merasakan kejutan dan sedikit terpelanting sehingga pergulatan keduanya terhenti. Ethan cukup cekatan dan cepat memeluk tubuh Nada sehingga terhindar dari cidera yang tidak diinginkan."Vidor!" Ethan marah. Matanya menyalak menatap pria yang duduk di belakang kemudi.Bagaimana tidak marah?Saat mereka sedang asyik menikmati kehangatan yang baru pertama kali mereka lakukan, tiba-tiba Vidor menghentikan mobilnya secara mendadak. Ya, ini adalah ciuman pertama yang mereka lakukan setelah menikah. Mungkin kalau Nada tidak mabuk, kejadian ini juga belum tentu terjadi malam ini. "Ma-maaf, Tuan. Ada kucing liar melintas." Suara Vidor gugup dan gemetar karena merasa bersalah.
Tubuh Ethan semakin panas dan peluh telah mulai banjir di kala setiap sentuhan yang diberikan pada tubuh Nada mendapatkan respon baik. Gairah Ethan semakin membuncah karena Nada semakin agresif, bahkan sesekali menjadi pemacu.Bukan hanya itu saja, Nada bahkan terlihat tidak sabar sehingga memaksa Ethan untuk segera menekan tubuhnya. Mendapatkan tuntunan seperti itu, siapa yang bisa tahan? Sekali lagi Ethan lupa pada perjanjian nikah mereka. Dia lupa dengan identitas dirinya dan juga lupa pada tujuan menikahi putri sulung keluarga Vincent.Pesona Nada benar-benar telah mengubah cara pandangnya terhadap putri sulung keluarga Vincent yang terkenal bar-bar, matre dan juga murahan. Yang Ethan ketahui, putri sulung keluarga Vincent bukan gadis murni lagi dan malam ini Ethan melupakan hal itu."No!" Tiba-tiba Ethan tersadar.Saat Ethan junior siap menggempur hal paling berharga dalam diri Nada, tiba-tiba Ethan menghentikan gerakan dan niatnya. Tubuhnya mematung di ata
"Kita tidak melakukannya, bukan?""Menurutmu?" Mata Ethan menggoda.Wajah Nada merona karena tersipu malu. Dia benar-benar kesal pada dirinya sendiri, kenapa dia sampai mabuk dan hilang kendali sehingga melakukan hal bodoh dan memalukan. Dia ingat bagaimana semalam dirinya dengan tanpa rasa malu merayu dan menyerang Ethan.Tatapan mereka saling beradu dengan sorot dan makna yang berbeda. Ethan dengan sorot menggoda dan jahil menunggu reaksi Nada selanjutnya, sedangkan Nada dengan sorot mata lekat, menyesal, malu dan marah pada dirinya sendiri."Hiks ... hiks ... hiks ...."Tiba-tiba Nada menarik pandangnya. Menarik kaki yang tadi menjuntai ke lantai dan langsung memeluk lututnya. Nada duduk meringkuk memeluk kaki dengan wajah bersembunyi di antara lengan dan lutut. Dia menangis terisak.Ethan sangat terkejut mendengar tangis Nada. Dia sama sekali tidak menyangka istrinya itu akan menangis hanya gara-gara kejadian semalam. Matanya membulat melihat tubuh Nada t