Share

Bimbang

Pov Rendi

"Senyum muluk, Ren. Bahagia banget kayaknya. Habis dapat jatah ya?" ledek Jalu sambil tersenyum cekikikan.

"Libur dulu," jawabku lalu memasukkan nasi ke dalam mulut.

"Kasihan dianggurin, Ren!" ledek Jalu lagi.

"Gak apa-apa, yang terpenting istri dan janin di dalam perut sehat. Tak masalah jika suami harus puasa berbulan-bulan."

"Hahaha...." Jalu semakin tertawa terbahak-bahak. Bahkan kini kami menjadi pusat perhatian satu kantin.

"Diem, Jal!" Ku tendang kakinya yang ada di bawah meja. Seketika Jalu meringis kesakitan. Sakit kan! Siapa suruh berisik terus!

"Sakit, Ren!" protesnya seraya memegangi kaki yang terkena tendanganku.

Aku diam, memilih melanjutkan makan siangku yang tinggal beberapa suap. Jalu menghembuskan nafas kasar melihat aku cuek dan tidak memperhatikan ucapannya.

"Tapi benar deh, Ren. Akhir-akhir ini kamu terlihat sangat bahagia. Tak seperti biasanya yang selalu masam." Jalu menatapku lekat.

Tidak bisa dipungkiri semenjak tinggal bersama Emak dan Bapak hidupku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status