Share

39. Ponsel bergetar

Tak lama kemudian, sepasang pengantin yang baru saja menikah datang menghampiri Junaedi dan Jamelah. Ambar Wijaya memeluk erat lengan Marsodi Sutejo dengan langkah beriringan. Mereka berdua, tampak mesra menunjukan sebuah keromantisan.

"Kau, cukup bernyali datang ke sini hanya berdua saja!" ucap Marsodi menunjukkan seringai di hadapan Junaedi.

"Apa yang harus ku takutkan? Aku bahkan masih bisa berdiri di sini setelah kau mencoba membunuhku beberapa kali," balas Junaedi menyunggingkan senyum.

Sementara itu, mata Jamelah jelalatan dengan sedikit menyipit. Dia mengedarkan lirikan-lirikan bola matanya untuk mencari sosok pria bernama Guntur Wijaya. Beberapa detik kemudian, dia menangkap sosok pria itu. Seorang pria botak, bertopi bulat, dengan kaca mata hitam melekat di wajahnya. Wajah pria itu tampak berkerut menunjukan kebengisannya. Dia! Pria kejam yang senang mempermainkan nyawa manusia demi ambisinya.

Makanan dan minuman, banyak terhidang di pesta itu. Namun, Junaedi dan Jamelah sama
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status