Share

Bab 225. Dinding Pemisah Makin Jelas.

Sekar Pandan menoleh ke belakang kemudian mengangguk. Kakinya menyepak perut kudanya agar berlari lebih cepat. Dua ekor kuda itu saling berkejaran di hari yang mulai meremang.

Yang dikatakan Senopati Prana Kusuma benar. Jauh di depan mereka terlihat kerlip obor rumah penduduk. Ke sana lah kuda-kuda itu berlari. Kehadiran Bimala dan Elakshi sudah tidak terasa lagi. Pemuda berlengan kekar itu menghela napas lega.

Dia berharap, mereka tidak mengikuti hingga ke dusun. Besok pagi-pagi sekali pemuda itu akan mengajak Sekar Pandan menyusul Ludro Gempol ke markas prajurit terdekat agar mendapat pengawalan selama membawa Elang Gunung ke kota raja.

Mereka berhenti di depan sebuah pondok pertama di sebuah dusun dengan halaman luas. Di halaman sebelah kanan terdapat tempat pemujaan yang masih tercium aroma bunga dan dupa.

Mendengar derap kuda memasuki halaman pondok, pemilik pondok keluar. Seorang lelaki bertelanjang dada dan memakai ikat kepala datang mengh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status