Share

67. Pemberontak di Kuta Tandingan Timur

Demikianlah, maka Saketi dan para pengikutnya kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju kediaman Ki Wilata yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat tersebut.

Ketika matahari hampir terbenam, Saketi dan para pengikutnya sudah tiba di sebuah gubuk yang berdiri di bibir hutan belantara. Gubuk tersebut milik Ki Wilata dan Arini sang pemilik pedang pusaka Sulaiman.

Dua pasang pendekar paruh baya tampak semringah ketika melihat kedatangan sang pangeran dan para pengawalnya itu. Mereka langsung menyambut hangat penuh kebahagiaan.

"Ambuing-ambuing ... tidak kusangka kita akan akan bertemu lagi," sambut seorang pria paruh baya. "Silahkan duduk!" sambungnya lirih, raut wajah pria paruh baya itu tampak semringah.

"Terima kasih, Ki," sahut Saketi menjura hormat kepada sang pemilik rumah.

Dengan demikian, mereka pun langsung duduk bersama di beranda rumah tersebut. Rumah yang dulu pernah disinggahi oleh Saketi, Sami Aji, dan Junada.

Ki Wilata terus memandangi wajah Abdullah, karena Abd
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status