Share

83. Titah Sang Raja untuk Anggareksa dan Senapati Lintang

Dengan demikian, Jarim tak dapat menahan perasaannya, sehingga mulutnya yang kotor itu berbohong kepada Junada, "Sungguh sial, seorang penduduk telah menyesatkan aku hingga nyasar ke tempat ini," desis Jarim berusaha untuk menutupi jati dirinya.

Junada sudah paham dengan kebohongan Jarim, ia hanya tertawa dingin. Tanpa terduga pundak Jarim ia pukul dengan sangat keras. Hanya dipukul pelan saja, Jarim merasakan seolah tulangnya seperti lepas.

"Kenapa Ki Sanak memukulku?" tanya Jarim kaget sambil meringis menahan rasa sakit di pundaknya.

"Karena kau sudah berbohong!" bentak Junada.

'Sial! Ternyata orang ini sudah mengetahui kebohonganku,' batin Jarim.

Dengan gerakan yang sangat cepat, Jarim bangkit dan langsung melesat terbang meninggalkan tempat tersebut.

Saketi, Sami Aji, dan Abdullah tampak kaget melihat pemandangan seperti itu. Mereka saling berpandangan. Lantas Saketi pun bertanya kepada Junada, "Mengapa Paman memukul orang itu?"

"Orang itu sudah membohongi kita, Pangeran. Pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status