Share

Bagian 53: Pengakuan

Putri Sekar Ayu tiba-tiba menjerit dan menangis histeris.

“Kangmas Danar, jangan sakiti Mbok Asih! Aku tidak keracunan. Aku berbohong untuk menjebak tabib itu.”

“Tidak, itu tidak benar! Bunuh saja saya!” jerit si ibu susu.

Putri Sekar Ayu menggeleng. Dia menghambur ke pelukan Mbok Asih. Mereka pun bertangis-tangisan. Danar menyarungkan kembali pedangnya.

Sementara Raka hampir meledak lagi. Aku menggenggam tangannya untuk menenangkan. Untunglah, perhatian semua orang tengah terfokus pada sang putri dan ibu susu. Aku tidak akan dipandang aneh karena menggenggam udara.

Raja cepat mengangkat tangan untuk menenangkan para warga. Kejadian ini memang bisa menurunkan kepercayaan rakyat jika tidak diselesaikan dengan baik dan adil.

“Putriku, kamu sudah mencoreng nama kerajaan kita.”

“Maafkan Ananda, Ayahnada.” Putri Sekar Ayu tertunduk pasrah.

“Ini semua salah saya, tolong jangan hukum Tuan Putri,” sergah Mbok Asih.

“Mbok Asih. Aku sudah berjanji untuk bertindak adil. Oleh karena itu,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status