“Ly, kamu kesini?”
Lily mengangkat tangannya agar Fatur menghentikan langkah untuk mendekatinya, melihat reaksi Lily segera Fatur berhenti dengan mengikuti dalam diam sampai Lily duduk di sofa.“Kamu yang melakukannya?” Fatur mengerutkan keningnya “Gosip.”“Kamu nuduh aku?”“Kamu nggak lupa siapa di belakangku, kan?”Fatur menelan saliva kasar, semua itu bisa terlihat dengan sangat jelas. Tidak mau terjebak dengan segala rayuannya dan Lily hanya bisa menahan diri dari pria yang pernah mengisi hari-harinya.“Kamu kenal sama wanita itu?”“Nggak, sama sekali!”“Lalu bagaimana kamu tega kasih informasi ke wartawan?” Lily memberikan tatapan kecewa pada Fatur “Apa salahku? Kamu bahkan kemarin menjebak aku dengan melakukan hal gila disini! Aku bahkan nggak menghalangi kamu menikah, sekarang ketika kamu cerai aku yang salah dan dianggap pelakor! Kamu nggak lupa tamparan istrimu ke aku, kan? Masih kuran“Mulai rekaman?” “Ya,” jawab Lily sambil melepaskan penyatuan mereka.Gema menarik Lily kedalam pelukan yang langsung disambut dengan masuk kedalamnya, permasalahan dengan berita-berita telah selesai. Lily tidak tahu banyak yang dilakukan Leo dan agency, sama yang mereka tidak tahu apa yang sudah Lily lakukan. Hal gila, bahkan bisa dikatakan sangat gila yang harusnya tidak dilakukan.“Memang sudah nggak ada beritanya?” tanya Gema yang dijawab dengan mengangkat bahu “Aku penasaran apa yang dilakukan agency kamu sampai berita hilang.”“Apa kamu nggak ketemu Salsa?” tanya Lily sedikit penasaran.“Aku nggak ada waktu, Ly. Waktu aku tanya Hilman dan Dian, mama juga nggak pernah ketemu dia dan dia nggak datang ke rumah. Kamu tahu sesuatu tentang dia?” Gema menatap penasaran.“Aku cuman penasaran kenapa dia juga tiba-tiba menghilang.”Gema mengangguk setuju “Dia wanita yang harus tercapai semuanya, agak aneh kala
“Salsa hamil?” Gema menatap tidak percaya dengan berita yang Mona berikan, mereka berbicara dan menghabiskan waktu setelah selesai latihan. Mulutnya masih terbuka mencoba mengingat kejadian yang membuat Lily semakin bergairah dan seksi.“Harusnya dia njebak aku agar tanggung jawab bukan memasukkan obat ke minuman Lily,” ucap Gema setelah sadar dengan keterkejutannya.“Niat dia buat mama Lily jatuh, kalau nama Lily jelek pastinya restu mama ke Lily hilang. Dia bisa mendekati kamu, kalian menikah.” Mona menjawab sambil menikmati makanannya.Gema menganggukkan kepalanya setuju “Memang benar pendapat kamu, tapi masa dia setega itu? Aku harusnya bilang makasih sama dia, aku bisa melihat sisi liar Lily.” Mona melemparkan tissue kearah Gema yang tertawa keras “Cowok pikirannya nggak jauh dari begituan.”“Suami kamu juga,” elak Gema yang membuat Mona terdiam “Lalu bagaimana dia sekarang? Kamu tahu darimana?”“Aku
“Kalian datang juga.”Gema bingung melihat interaksi mamanya pada Lily, begitu juga sebaliknya. Pertemuan terakhir dengan mamanya masih tetap ngotot dirinya bersama dengan Salsa, menyalahkan Lily dengan kehidupannya yang sebagai public figure.“Kang, nggak mau meluk mama?” Gema menatap mamanya yang merentangkan kedua tangannya, melihat itu semakin memberikan tatapan penuh selidik, melihat sekitar tidak ada sesuatu yang mencurigakan sama sekali. Mendatangi mamanya dengan memeluknya erat, melepaskan pelukan berganti dengan mencium punggung tangannya.“Mana papa sama yang lain?” tanya Gema setelah dibawa masuk semakin dalam rumahnya.“Bentar lagi datang, mama masak makanan kesukaan kamu.”“Mama nggak lagi merencanakan sesuatu, kan?” Gema memicingkan matanya menatap penuh selidik kearah mamanya.“Kamu itu mikir negatif mulu sama mama,” ucap Fiona memukul lengan Gema pelan “Ly, makannya nunggu papa sama adik-ad
“Nggak kangen?” Gema tersenyum mendengar pertanyaan Mona, tentu saja kangen tapi kondisi tidak memungkinkan. Pertemuan mereka terakhir pada saat di rumah orang tuanya, Gema sempat mengantarkan ke agency dan setelah itu mereka langsung sama-sama sibuk. Komunikasi mereka hanya menggunakan ponsel, pesan berupa chat lebih sering dibandingkan panggilan suara atau video. Lily sibuk dengan albumnya dan Gema sendiri sibuk dengan pekerjaan sebagai pemadam kebakaran, beberapa latihan yang mereka jalani akan dilombakan dan membuat mereka harus ke pusat untuk melaksanakan lomba. Selain itu adanya panggilan dari masyarakat yang mengalami kejadian tidak enak, tempat yang mereka hubungi adalah pemadam kebakaran. “Malah melamun,” omel Mona saat melihat Gema hanya diam. . “Pertanyaan nggak mutu, tadi ada panggilan apa?” Gema mengalihkan pembicaraan. “Mereka hubungi menemukan bayi di dekat aliran sungai, udah dibawa ke rumah sakit dan ditangani di
“Kapan kamu datang?” “Kejutan!” Lily merentangkan kedua tangannya dengan senyum lebar “Mona bilang ada kebakaran sama bundir ya? Kamu pasti lelah.”“Bukannya kamu ada kegiatan? Kenapa ada disini?” Gema tidak mendengarkan pertanyaan Lily karena fokusnya adalah keberadaan wanita ini di tempat kerjanya.“Mbak Merry udah kasih tahu di group, Bella dan Larissa lagi sama pasangannya sekarang di rumah. Kita mau kemana?” Gema mengeluarkan ponselnya, pesan yang belum terbaca dan diantaranya adalah pesan group sesuai dengan informasi yang Lily katakan. Mengangkat wajah dengan tatapan kearah Lily tidak enak, sama sekali tidak menyiapkan apapun atas kegiatan luang wanitanya ini.“Kamu masih ada kerjaan?” tanya Lily langsung.“Aku bisa kasih ke mereka sih, buat laporan aja. Memang mau kemana?” “Apartemen aja, kangen ngobrol sama kamu.” Gema terdiam beberapa saat “Aku kerjain laporan di apartemen boleh? Ak
“Hentikan semua! Cukup! Aku nggak mau!”“Nggak bisa! Aku sudah berkorban sejauh ini, bahkan aku cerai hanya demi bersama kamu.”“Aku nggak minta kamu melakukan itu.”“Aku yang nggak bisa lupa sama kamu, Ly. Kamu mau nikah sama pemadam itu? Boleh, aku akan menunggu kamu sampai janda.”“Gila! Kamu doain aku begitu?” Lily memberikan tatapan tidak percaya atas apa yang dikatakan Fatur.“Memang, aku mau kamu merasakan menikah sama pria lain. Aku nggak mau egois, aku yakin kamu pasti kembali sama aku nanti.”“Kalau nggak?” tanya Lily penasaran.“Aku akan menunggu sampai dia meninggal.”“Kalau dia meninggal duluan, tapi kalau aku atau kamu gimana? Jangan gila, Fatur. Kamu lebih baik cari wanita lain, tolong!”Tatapan mereka bertemu dengan Lily memberikan tatapan penuh permohonan, Lily tahu jika Fatur sangat paham dengan arti tatapan yang diberikannya saat ini. Fatur perlahan melepaskan gengg
“Mama ngajak keluar, mbak.” Lily mengerutkan kening mendengar informasi yang diberikan adiknya Gema, Dian. Menghubungi dirinya secara langsung tanpa melalui Gema, bukan pertama kali memang tapi semenjak kejadian itu semakin sering mengajak ketemuan dan menghubunginya yang langsung dibawa ke cafe bawah apartemen. Lily belum bicara dengan Gema, pria itu sibuk dengan lomba yang diadakan oleh tempat kerjanya dan sebagai ketua harus cepat tanggap.“Kang Gema kapan pulang?” tanya Dian yang membuyarkan lamunan Lily.“Memang nggak kasih tahu? Kabarin gitu?” Dian menggelengkan kepalanya “Kenapa?”“Kang Gema kan memang begitu, kalau sudah sibuk jarang hubungi. Mbak nanti harus sabar aja sama kebiasaan dia.”Lily memilih diam mendengar informasi itu, seakan apa yang Dian katakan adalah hal yang harus dia maklumi dengan semua sifat Gema. Padahal selama ini Gema setidaknya sehari dua kali mengirim pesan ke Lily tentang apa yang dilakukannya
“Astaga! Mama ini.” “Mama udah janji bawa Lily kesini sama mereka, kebetulan Gema nggak ada dan Lily juga nggak ada jadwal.”“Ma, harus bayar loh. Mana ada yang gratis bawa public figure.”“Bayarannya kan restu dari mama,” jawab Fiona santai.Lily hanya diam tidak mengeluarkan suara sama sekali, bukan hal pertama melakukan hal seperti ini. Dulu mama dan papanya juga melakukan hal yang sama, bahkan membawa mereka berenam ke tempat kerja atau tempat dimanapun mereka bertemu dengan teman-temannya. Cukup lama tidak melakukan hal ini sempat membuat Lily terkejut, tapi merindukan dalam waktu bersamaan.“Kamu siap, kan? Mau pesan apa? Ada pantangan makan?” tanya Fiona menatap Lily.Lily membuka buku menu, menatapnya dan langsung menyebutkan apa yang ingin dipesannya. Memberi tahukan pada pelayan tentang orang yang duduk tidak jauh dari tempatnya, Lily tahu semua yang dilakukan dalam pengawasan Fiona dan pastinya akan menja