[Jika kamu ingin bertukar dengan Clayton, maka datang saja ke rumah mbah Ruti. Tapi ingat, jangan pernah kamu melakukan hal yang membuat Clayton sedih.]Sebuah pesan dari nomor baru yang membuat Kelvin tersenyum. Ia sangat yakin jika nomor tanpa nama tersebut milik Hanna.[Aku mengerti. Terimakasih.]Balasan pun Kelvin kirimkan. Ia mengulir kembali layar ponselnya hingga akhirnya ia melihat pesan dari Iwan.[Kau ada dimana? Hari ini ada meeting untuk proyek penting.] Kelvin terbelalak, ia melihat jam yang menunjukan waktu pukul delapan lebih. Ia ingat jika hari ini akan ada pertemuan penting untuk membahas proyek barunya. Kelvin pun segera ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.Meski pengaruh alkohol masih membuat kepalanya pusing, tapi ia berusaha sebisa mungkin untuk menguasai keadaan. Ia segera meminta Haris untuk mengantarnya ke kantor, dan tentu saja saat ia apa semua orang sudah menunggunya."Maaf aku terlambat," ucao Kelvin yang langsung duduk di kursi pimpinan."Apa yang
Kelvin menatap ke arah mbah Ruti penuh tanda tanya. Ia merasa kecewa dengan jawaban mbah Ruti dengan suaranya yang terkesan dingin.Hanna pun menyadari akan hal itu. Meski ia pernah tersakiti oleh Kelvin, tapi ia tidak mau mbah Ruti ikut membencinya, karena mbah Ruti tak mempunyai masalah sebelumnya dengan Kelvin."Aku juga tidak bisa mengizinkannya, Vin. Bukan karena aku ingin menjauhkanmu dengan Clayton seperti yang kamu lakukan padaku, tapi karena luka bekas operasinya belum sepenuhnya sembuh. Aku harap kamu memahami alasanku. Dia anakmu, aku tidak akan melarang kebersamaan kalian," ucap Hanna.Mungkin dengan cara itu ia membalas perlakuan Kelvin selama ini padanya. Dan itu berhasil, karena Kelvin pun merasa terlampau dengan ucapan Hanna. Ia yang tak bisa berpikir seperti Hanna karena keegoisannya."Aku mengerti," sahut Kelvin lirih.Hanna pun berdiri dari duduknya. "Jika kamu masih merindukan Clayton, maka kamu bisa bermain dulu dengannya. Aku harus masuk ke dalam," imbuh Hanna.
Rena segera mengambil buku tersebut. Ia merasa khawatir dengan semua isi di dalamnya."Ya Tuhan, aku harap tidak ada yang membaca buku ini," ucapnya. Ia merupakan diary tersebut di wajahnya. Berbaring di atas kasur dan membiarkan buku tersebut menutupi wajahnya."Bagaimana kalau Haris membacanya?" gumam Rena kembali.Sementara Haris yang kini tengah menikmati waktu istirahatnya hanya bisa menatap dinding kamar penuh lamunan. Flasback"Tolong bereskan barang-barang Rena yang penting. Aku akan mengantarkannya ke tempat nona Hanna tinggal," ucap Haris pada rekan kerja Rena."Baik kak."Haris menunggu rekan Rena menyiapkan barang-barang tersebut. "Wi, kamu lagi masak daging kan? Itu sudah empuk loh," ucap rekan pelayan tersebut."Iya bentar. Aduh, ini pakai acara macet lagi," sahut pelayan bernama Dewi. Ia tengah kesusahan karena tas tersebut susah di tutup."Berikan padaku, kamu selesaikan saja pekerjaanmu. Lagipula ini tinggal menutupnya kan?" tanya Haris."Iya
"Apa.yang ia lakukan disini? Kenapa penampilannya aneh seperti itu?" gumamnya.Hanna pun turun dari mobil. Sepertinya Rebecca tak menyadari kedatangan Hanna hingga ia masih mondar-mandir tak jelas.Hanna melihat tangan Rebecca yang masih di bungkus perban. Luka saat ia hendak bunuh diri kembali robek saat pertengkaran dengan Jeremy kemarin. Namun di samping itu, Hanna tak mengetahui apa yang terjadi dengan Rebecca.Hanna menghentikan langkahnya tak jauh dari Rebecca. Rebecca yang sadar akan keberadaan Hanna pun menghentikan mondar mandirnya sejak tadi.Rebecca menoleh perlahan ke arah Hanna, wanita yang saat ini paling ia banci di dunia ini. Tatapan mata Rebecca pada Hanna tak perlu dijelaskan lagi. Kebencian dan amarah sudah cukup memancarkan di sana."Akhirnya kau datang juga," ucao Rebecca dengan tatapan sinisnya pada Hanna."Kamu menungguku?" tanya Hanna dengan sangat santai."Aku ingin membuat perhitungan denganmu. Karenamu aku kehilangan Kelvin dan kesempatan untuk menguasai har
Kelvin mengepalkan tangannya. "Apa ini alasanmu tak memberi kesempatan padaku, Hanna?" gumamnya sambil menatap layar ponsel.Sementara Hanna hanya terdiam, ia melihat kembali kejadian tadi pagi di layar ponselnya. Ada rasa kasihan pada Rebecca, tapi kembali lagi wanita itu memang pantas mendapatkannya.Rebecca terlalu gila harta, bahkan sangking gilanya, dampak dari kesalahan yang ia buat pun ia lemparkan ke orang lain."Aku harap setelah ini hidupku akan tenang. Aku lelah jika terus menerus seperti ini," gumam Hanna. Ia mematikan ponselnya dan mulai kembali bekerja.Malam ini Hanna berencana mengatakan niatnya pada mbah Ruti. Tepat setelah makan malam selesai dan mereka pun bersantai, di saat itulah Hanna mulai berbicara."Mbah, ada yang ingin saya bicarakan," ucap Hanna. Sebenarnya ada keraguan di hatinya untuk mengutarakan niatnya kali ini, tapi bagaimanapun juga ia harus mengatakannya."Ada apa Hanna?" tanya mbah Ruti."Mbah, aku berencana pindah ke rumah baru. Aku berencana mengo
Kelvin benar-benar kebingungan, tapi ia juga tidak mungkin mengabaikan jerih payah para karyawannya."Beri aku dua hari untuk mengusahakan gaji mereka semua," ucap Kelvin."Baik tuan," sahut staf tersebut yang langsung berlalu."Haris, tolong jual Villa dan mobil mewah yang ada. Kita harus memikirkan para karyawan terlebih dulu," ucap Kelvin.Kelvin berdiri lalu ia menatap Haris. Tak bisa di pungkiri jika wajah Haris pun terlihat sedih dengan keadaan ini.“Kamu bisa ambil gajimu nanti jika aku sudah memiliki uang. Aku harap kamu mengerti keadaanku saat ini. Mulai besok kamu tak perlu lagi bekerja padaku, karena aku tak bisa membayarmu lagi setelah ini."Tapi tuan.""Bayar para karyawan bawah terlebih dulu. Sisanya kita pikirkan nanti. Kamu juga pasti tahu, meskipun aku menjual semua aset perusahaan ini pun tak akan cukup.untuk mengembalikan uang para investor itu," jelas Kelvin. Ia pun menepuk pundak Haris, lalu melangkah dengan gontai meninggalkan ruang rapat.Haris hanya Diam tanpa
Hanna menatap Clayton, ia tidak tahu jawaban apa lagi yang harus di berikan pada anaknya tersebut. Hanna tidak mungkin mengatakan jika ia sudah tak mungkin lagi bersama Kelvin, karena harapan Clayton adalah bisa tinggal bersama kedua orangtuanya dalam satu atap.Hanna meminta Clayton untuk masuk kamar, sementara ia akan memeriksa beberapa laporan dari Reza tentang keuangan restoran hari ini.Namun saat Hana melewati ruang kerja, ia melihat bahwa mbah Ruti tengah terdiam di dalam sana. Hana mendekat perlahan ia melihat wanita tua itu beberapa kali menyeka ujung matanya. "Mbah Ruti apa semua baik-baik saja lalu Hana pun perlahan masuk ke ruang kerja.Mbah Ruti yang mendengar pun langsung menoleh ke arah Hanna. "ya semua baik-baik saja Hana," jawab mbah Ruti. "Apa Kelvin sudah pulang?" imbuhnya Hanna mengangguk pelan. "Ya, dia sudah pulang."Dimana Clayton?" tanya mbah Ruti kembali."aku memintanya masuk ke kamar," jawab Hanna. Ia melangkah mendekat ke arah mbah Ruti. Hana melirik ke a
‘Ya, aku akan menjualnya untuk melunasi hutangku kepada para investor nanti. Andai aku tidak terjebak oleh ucapan dan rayuan om Iwan mungkin semua ini tidak akan terjadi. Dan perusahaan tidak mungkin bisa aku menjalankannya lagi. Semua modal sudah habis, semua karyawan juga sudah berhenti, apa yang bisa aku hidupkan lagi?Aku sudah hancur Haris, karena itulah aku memintamu untuk pergi meninggalkanku,” ucap Kelvin yang terdengar sangat pasrah.“Apa tidak Ada cara lain apauntuk menyelamatkan semua ini, tuan”” tanya Haris.“Katakan apa yang bisa aku lakukan, Haris” tanya Kelvin membuat Haris terdiam, karena ia pun tidak bisa memberikan solusi pada Kelvin.“Tuan bagaimana jika kita meminjam pada Nyonya Trihapsari? mungkin dia bisa membantu kita,” ucap Haris membuat Kelvin terkejut dengan sarannya.“Apa kau gila? Bagaimana bisa kita meminta bantuannya pada nyonya Trihapsari, dan bagaimana cara kita melunasinya nanti? kita membutuhkan 5 triliun untuk membayar kepada investor, dan hal yang s