Share

Bab 29.b

Rumah ini mungkin luasnya dua kali lapangan bola, alias satu hektar. Dari gerbang utama ke pintu kemudian ke taman belakang itu panjang sekali. Rumah memiliki tiga bangunan. Tengah, samping kanan dan samping kiri. Entah mengapa Abang punya rumah sebesar ini. Kamar pun banyak yang tidak terisi.

"Iki ...." Aku berlari menghampiri anak lelaki yang sedang main loncat-loncat itu. Baby sitter duduk tak jauh darinya. Aku langsung bermain dengan Zikri melepas kerinduan sampai cukup lama.

Sulastri berjalan ke sini. "Nyonya muda, dipanggil Tuan Muda."

"Apa-apaan sih kamu, Lastri." Aku tersenyum geli. Bisa saja dia.

"Sekarang kan sudah jadi nyonya rumah ini."

"Sama saja. Di mana dia?"

"Di kamar. Ahay." Sulastri mengedipkan sebelah mata.

"Dasar ya kamu."

Aku segera menemui Abang dengan menggendong Zikri. Menuju kamar di lantai dua sebelah kanan. Aku sering beres-beres rumah, tapi tidak tahu seperti apa kamar Abang.

Aku mengetuk pintu dengan perasaan aneh. Sepertinya darah TKW sudah mend
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status