Share

Bab 31.b

Aku memeluk Bang Rasya dari belakang. Menyimpan wajah di atas pundaknya. Pria harum ini melirik. "Apa, Comel?" Dia memegang lenganku yang melingkar di lehernya.

"Sibuk?" Aku melihat komputernya yang terus menyala. Jam sudah menunjukkan lewat pukul sepuluh malam tapi Abang masih betah di ruang kerjanya.

"Masih ada sikit kerja. Why?" Telapak tangannya menempel di pipiku.

"Saya nak pakai cadar. Boleh?"

Abang tak langsung menjawab. Dia menghela napas dua kali lalu memutar kursi. Otomatis aku melepas pelukan. Tangannya melingkar di pinggang dan dia melihat lekat.

"Kenapa mendadak nak pakai cadar?"

Aku menceritakan kejadian di lift tadi. Intinya aku tidak mau wajahku dinilai orang lain. Menjadi istri Teuku Arasya tidak semudah yang kubayangkan. Dia lelaki yang nyaris sempurna, orang-orang menuntut wanita sempurna yang ada di sampingnya.

"Bukannya tak boleh. Tapi apa adik sudah pertimbangkan segalanya? Pakai cadar pun tak mudah. Negeri ni mayoritas muslim tak pakai cadar. Bila adik ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status