Share

Chapter 21 - Kena Tampar

“Pergi dari sini dan menjual diri sebagai penebus hutang?!”

Mata yang melebar. Gigi yang menggemeretuk. Suara yang menggeram. … Juga tangan yang terkepal.

Purbararang melakukan semuanya dikala ia menanyakan segala kejelasan yang sebetulnya tak ingin ia dengar.

“Jangan mengatakan sesuatu yang konyol, Endah! Kau tidak akan pergi ke mana-mana!”

Walau suaranya ditinggikan dan akan terdengar sangat membahana di taman tempat diadakannya jamuan pesta minum teh kecil-kecilan ini sekali pun, tetap saja … gertakan yang telah banyak dilandasi oleh rasa gelisah bercampur cemas, tak dapat menjangkau pertimbangan sang putri bernama Purbaendah.

“Tidak apa-apa, Teteh.”

“Endah!”

Tak peduli berapa kali pun gendang telinganya menangkap suara bernada tinggi milik Purbararang yang terus-menerus memanggil namanya, … Purbaendah yang masih menampilkan senyuman kakunya, menggulirkan netra mengosongnya ke dalam isi dari cangkir teh.

“Aku sudah lelah.”

“Tidak! Kalau kau merasa lelah, tetap saja jangan pergi s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status