Pine membulatkan matanya, terkejut dengan perkataan Rai. "Tidak! Tidak! Aku tidak mau! Apa yang kau pikirkan!? Menikah di saat seperti ini? Apa kau benar-benar tidak peduli dengan Dion? Kau—"
"Tutup mulutmu," potong Rai, membuat Pine bergeming.
Rai sekarang sedang dalam perasaan yang sangat tidak baik setelah mendengar apa yang wanita ini lakukan terlebih mendengar perkataannya yang ingin pergi menyelamatkan Diana.
"Apa kau tidak sadar, aku berusaha melindungimu atas nama Diana atau apapun namanya! Aku melindungimu karena dia menyuruhku. Aku peduli dengannya, maka dari itu aku melindungimu. Jika aku sedingin yang kau pikirkan, maka sejak pertama aku melihatmu, aku sudah membunuhmu!"
BAM!
Rai menutup pintu kamar atau lebih tepatnya membanting pintu ini, dan mengakhiri obrolannya dengan Pine, meninggalkan manusia ini dalam keheningan. Pine tidak menyangka bahwa sekarang ada seseorang yang peduli pada Diana selain dirin
Mobil sedan hitam terus melaju membelah Hutan Silver, melewati banyaknya pohon pinus yang sesekali daunnya mengenai badan mobil. Seraya menyenderkan kepalanya di kaca jendela, Pine memperhatikan tampilan-tampilan pohon pinus yang bergerak ke belakang karena laju mobil yang cukup cepat.Matanya memang berfokus pada pemandangan yang berlalu tapi pikiran Pine entah terbang ke mana. Selama perjalanan, Kevin menceritakan semua yang terjadi, tanpa melewatkan satu cerita pun.Cerita-cerita yang membuat Pine tidak bisa lagi berkata-kata. Semua hal yang dibicarakan vampir ini terdengar sangat pelik. Bahkan mengerti satu hal dari keseluruhannya pun sudah membuat Pine merasa pening."Aku tahu ini terlalu rumit," ujar Kevin seraya fokus mengemudikan mobil. "Tapi aku harap kamu bisa mengerti.”Kevin kemudian meriah tangan Pine dan menggenggamnya. "Kamu atau wanita itu. Kalian hanya korban. Aku benar-benar minta maaf. Seharusnya semua tidak berak
Setelah dokter tersebut pergi, seorang pelayan kini menempatkan dirinya di hadapan Dominic, mengambil gilirannya untuk berbicara. "Saya sudah membersihkan tubuhnya dan juga mengganti pakaiannya. Tapi..." pelayan ini terlihat ragu."Katakan," kata Dominic singkat."Bolehkah saya mengatur rambutnya? Karena itu terlihat sangat berantakan,” namun ia segera sadar atas yang diucapkan, “Ahh...! Maaf kalau saya lancang, Yang Mulia Raja," lalu tertunduk takut.Dominic melangkahkan kakinya, "Cukup. Pekerjaanmu sampai di sini saja. Jangan lakukan apa yang tidak aku suruh lakukan.”Pelayan ini mengangguk lalu memandang singkat ke arah Diana yang kini tertidur di atas ranjangnya, rambutnya tergerai luas, wajahnya bagaikan matahari dan rambutnya yang berwarna merah terang ini bagaikan sinarnya."Ba-baik, Yang Mulia Raja. Saya permisi," balas si pelayan lalu pergi dari sana dengan terburu-buru."Seharusnya kau tidak melak
Masih dengan posisi yang sama, Dominic meraih beberapa helai rambut manusia ini dan menggenggamnya dengan erat. "Kau tahu? Adik kesayanganmu sekarang sedang melangsungkan pernikahannya di Raltz.”“Apa maksudmu!?”Dominic tersenyum jahat, “Intervensi kemarin seharusnya telah membuat Raltz lemah. Banyak prajurit yang aku rasa belum sembuh total. Pernikahan yang dilakukan dalam keadaan seperti ini tentu tindakan yang ceroboh bukan? Dan kau tahu bagian terbaiknya? Ben akan merebut Kastel Raltz hari ini.”Mata Diana langsung menajam, ia benar-benar kaget mendengar ucapan vampir ini. “Pernikahan? Siapa yang akan Diana nikahi? Apa vampir itu?” batinnya"Terkejut? Bocah itu terlalu bodoh. Dia selalu melalukan kesalahan-kesalahan fatal, dan sekarang adikmu akan menjadi bagian dari kesalahan fatalnya lagi," jelas Dominic, dan kemudian bangkit dari posisinya, berniat untuk meninggalkan kamar.
Hari yang ditunggu tiba, Pine dan Kevin akan melangsungkan pernikahannya. Setelah meminta waktu untuk menyendiri sampai saat pemberkatan, Pine pun berdiam diri di kamarnya untuk memikirkan segalanya. Hingga dia sampai pada keputusan yaitu Pine akan melakukan pernikahan ini."Di mana Pine?" tanya Kevin ke Julio yang sejak tadi sudah sibuk mengatur acara pernikahan.“Dia masih berada di kamar. Para pelayan sedang meriasnya.""Bukankah mereka sudah melakukannya sejak pagi-pagi buta? Sampai sekarang belum selesai?" heran Kevin."Yang Mulia, ingat... Pine—ah maksudku Putri Pine adalah seorang wanita, tentu butuh waktu yang lama untuk meriasnya.”"Putri, huh?"“Ada yang salah dengan sebutan itu?” heran Julio.“Tidak, hanya saja terasa aneh. Haruskah aku membatalkan pernikahan ini?”“Jadi, Yang Mulia ingin mundur?”“Bukan begitu, aku hanya ragu,
"Saat aku berusia sepuluh tahun, aku tidak sengaja mendengar tentang seorang wanita yang ada di ruang bawah tanah, tempat kau mendengar suara tangisan. Raja menyimpan wanita itu di sana selama ini, dan aku baru mengetahuinya saat itu.""Selama sepuluh tahun aku tinggal di istana, di dunia manusia, dan setiap setahun sekali, aku pergi ke Kastel Raltz untuk mendapatkan makananku di sana. Tentu saja makananku adalah darah manusia.”“Peraturan Harawaltz melarang kami, para vampir untuk mengambil makanan di dunia manusia ataupun memakannya di sana. Walaupun Dominic adalah Raja dan mempunyai kekuasaan, tetap saja aku sebagai anaknya harus mengikuti peraturan.""Setelah mendengar tentang wanita di bawah tanah, aku menjadi penasaran. Raja memang tidak menikah, dan aku tidak tahu jika Raja mempunyai kisah cinta sebelumnya.”“Jadi, saat di malam hari setelah aku mendapatkan makananku, aku pergi menyusup ke sana. Anehnya ruan
"Siapa namanya? Pemimpin Klan Raltz itu?" respons Gail sesampainya di halaman belakang, tidak peduli dengan pertanyaan Al sebelumnya."Kevin...?""Ya, Yang Mulia Kevin! Dia memintaku untuk datang ke sini," jelasnya dan Al memberikan tatapan sinis padanya.“Sepertinya perasaanmu sedang tidak baik," komentar Gail."Cepat jelaskan tujuanmu, dan pergi dari sini secepatnya. Aku sedang tidak dalam perasaan yang baik untuk menerima seorang tamu!""Hahaha..." Gail tertawa kencang membuat wajah Al semakin memperlihatkan guratan kekesalan."Kau memang benar-benar anak Josh.”Gail kemudian serius, "Aku datang ke sini untuk menjawab semua pertanyaanmu. Baik Yang Mulia Raizel atau Yang Mulia Kevin tidak ada di sini, jadi aku yang akan menjawab pertanyaanmu.”“Apa maksudmu?”“Aku mengetahui semuanya. Julio, tangan kanan dari Yang Mulia Kevin menemuiku empat hari yang lalu. Sama sepe
Dengan wajah datar yang sedang disapu oleh bedak, Pine terus mengingat setiap perkataan Kevin saat mereka berdua tengah menuju Raltz. Saat itu ia memang disuruh untuk tidur, tapi ia lebih memilih untuk mendengarkan cerita Kevin tentang wanita di bawah tanah. Pine pun mengulang kembali ingatan tentang pembicaraan tersebut."Saat umurku menginjak angka sebelas, aku kembali ke sana. Kali ini aku hanya pergi bersama Raja. Rena saat itu masih memiliki urusan di kerajaan, membuatnya harus tetap tinggal.""Malamnya, lagi, setelah menyelesaikan makananku, aku menuju ke ruang bawah tanah. Aku kembali menatap wanita itu dalam diam. Anehnya aku tidak berani menyentuhnya.”“Sebelumnya pun juga sama, tanganku bergetar hebat saat akan menyentuhnya. Tubuh wanita itu seakan mengeluarkan hawa untuk melindungi dirinya sendiri.""Wanita itu, dia seperti sebuah bunga. Banyak kupu-kupu yang terbang di sekelilingnya dan ada beberapa yang menghinggapinya. D
“Raja yang saat itu ingin memiliki Aima namun di satu sisi ingin mendapatkan Pangeran yang kabarnya sangat cantik, akhirnya mengajukan kesepakatan lain. Penasihat boleh memiliki Aima asalkan kerajaan Aima menjadi bagian Lefko dan itu berarti Aima dibawahi oleh Lefko.""Penasihat setuju. Setelahnya, Penasihat dan Raja mulai berkolaborasi membuat dan memulai rencana mereka. Rencana berjalan mulus. Aima terdesak dan akhirnya menyetujui rencana pernikahan politik antara Raja dan Pangeran.“Tapi, tanpa Ratu Aima ketahui, setelah pernikahan ini terjadi, Aima akan langsung menjadi milik Penasihat.""Penasihat dengan otak liciknya memberitahukan Raja untuk melakukan penandatanganan sebuah surat jaminan dengan Aima. Atau bisa dibilang surat yang dijadikan ancaman jika rencana mereka gagal.”“Surat ini tertulis bahwa Aima akan menjadi bagian Lefko dan terhapus dari sejarah, pemerintahannya akan dibubarkan, rakyatnya menjadi